ppmindonesia.com, Lombok Timur – Pusat Peranserta Masyarakat (PPM) Nusa Tenggara Barat (NTB) mengadakan Pelatihan Kader Pengembangan Masyarakat dengan tema Merajut Asa, Mewujudkan Qoriah Thoyyibah.
Kegiatan ini diselenggarakan pada 26-28 Februari 2025 di Pondok Pesantren Harmony Thohir Yasin Lendang Nangka, Kec. Masbagik, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk pesantren, kelompok tani, serta komunitas sosial di NTB.
Pelatihan ini merupakan hasil kolaborasi antara PPM NTB dengan sejumlah stakeholder, di antaranya Badan Koordinasi Pendidikan Al-Qur’an dan Keluarga Sakinah Indonesia (BKPAKSI) Lombok Timur, Pondok Pesantren Thohir Yasin, dan Ponpes Azmil.
Latar Belakang Pelatihan
Pelatihan ini diinisiasi oleh para tokoh senior PPM NTB, seperti Lalu Ghofar Ismail, Lalu Kholid, Burhan Said, Lalu Agus Sarjana, Wijdan, Musa Harrdy, dan sejumlah alumni perkaderan PPM dari tahun 1980-an. Mereka merasa prihatin terhadap semakin berkurangnya kaderisasi dalam bidang pengembangan masyarakat dan berinisiatif untuk berbagi ilmu serta pengalaman kepada generasi muda saat ini.
PPM, sebagai organisasi kemasyarakatan yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat berbasis kemandirian, telah hadir selama lebih dari 40 tahun. Organisasi ini konsisten dalam membangun masyarakat sejahtera sebagaimana yang diamanahkan dalam QS. Ali Imran ayat 114:
“Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, dan bersegera dalam berbagai kebajikan. Mereka termasuk orang-orang yang saleh.”
Tujuan dan Harapan Pelatihan
Dengan adanya pelatihan kaderisasi pengembangan masyarakat ini, diharapkan akan lahir kader-kader yang:
- Menjadi agen perubahan sosial dan budaya, yang mampu memajukan masyarakat melalui nilai-nilai keislaman.
- Menjadi motor pembangunan negara kesejahteraan, dengan mengedepankan prinsip-prinsip kemandirian dan gotong royong.
- Menegakkan nilai-nilai keadilan dan kepedulian sosial, sebagai implementasi dari ajaran Islam dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagai organisasi berbasis gerakan kultural, PPM tidak berorientasi pada politik praktis, melainkan lebih fokus pada pembangunan sosial yang bersumber dari nilai-nilai Qur’ani. Dengan menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul sebagai pedoman, PPM membangun sistem nilai yang menjadi doktrin dan ideologi gerakannya.
Metode dan Strategi Pelatihan
Pelatihan ini mengadopsi metode yang telah dirumuskan oleh PPM sejak tahun 1980-an, dengan pendekatan berbasis:
- Teori dan Diskusi Interaktif – Menggali pemahaman konsep-konsep pemberdayaan masyarakat berbasis Islam.
- Studi Kasus dan Best Practice – Menyajikan contoh nyata keberhasilan pemberdayaan masyarakat untuk direplikasi.
- Workshop dan Simulasi – Membangun keterampilan praktis dalam membangun kemandirian sosial dan ekonomi.
- Pendampingan dan Evaluasi – Memonitor keberlanjutan program setelah pelatihan.
Penyebarluasan Konsep PPM di NTB
Setelah pelatihan, peserta diharapkan mampu menyebarluaskan konsep-konsep pemberdayaan masyarakat ke seluruh wilayah NTB dengan cara:
Mendirikan komunitas lokal berbasis nilai Qur’ani yang berfokus pada kesejahteraan sosial.
Menerapkan model pemberdayaan masyarakat di lingkungan masing-masing, baik di pesantren, kelompok tani, maupun komunitas sosial.
Melakukan pendampingan kepada masyarakat untuk membangun ekonomi berbasis kemandirian dan kebersamaan.
Menyusun program kaderisasi berkelanjutan agar ilmu yang diperoleh dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Dukungan dari PPM Nasional
Pelatihan ini juga mendapat perhatian dari Presidium Nasional PPM, yang diwakili oleh Mas Pupun Purwana sebagai Nara Sumber. Beliau berharap agar model pelatihan ini dapat menjadi contoh bagi PPM wilayah dan daerah lain dalam melakukan kaderisasi pengembangan masyarakat.
Sebagai bagian dari rangkaian acara brainstorming, pada 25 Februari 2025, sebelum pelaksanaan Pelatihan Perkaderan Pengembagan Masyarakat , guna memperkuat konsep dan strategi pelatihan agar lebih aplikatif di lapangan.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan lahir kader-kader pengembangan masyarakat yang mampu mewujudkan kemandirian sosial, ekonomi, dan spiritual, sehingga terbentuk masyarakat yang sejahtera dan berlandaskan nilai-nilai Islam, sesuai dengan konsep Qoriah Thoyyibah. (acank)