Scroll untuk baca artikel
Berita

Al-Qur’an: Kisah Terbaik, Bukan Sekadar Cerita Orang Terdahulu

4
×

Al-Qur’an: Kisah Terbaik, Bukan Sekadar Cerita Orang Terdahulu

Share this article

Penulis: syahida| Editor: asyary|

ppmindonesia.com.Bogor– Bagi sebagian orang, Al-Qur’an dianggap hanya berisi kisah-kisah orang terdahulu. Pernyataan ini bukan hal baru. Al-Qur’an sendiri sudah merekamnya:

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ مَّاذَآ اَنْزَلَ رَبُّكُمْۙ قَالُوْٓااَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ ۝٢٤ 

“Dan apabila dikatakan kepada mereka, ‘Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu?’ Mereka menjawab, ‘Dongeng-dongeng orang terdahulu.’” (QS. An-Nahl [16]: 24)

Inilah jawaban orang-orang kafir ketika ditanya tentang wahyu. Mereka menyepelekan kitab suci, menganggapnya tidak lebih dari cerita lama yang tak relevan dengan kehidupan.

Namun, orang beriman merespon berbeda. Al-Qur’an juga mencatat jawaban mereka:

 وَقِيْلَ لِلَّذِيْنَ اتَّقَوْا مَاذَآ اَنْزَلَ رَبُّكُمْۗ قَالُوْا خَيْرًاۚ لِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ… ۝٣٠

 “Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa, ‘Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu?’ Mereka menjawab, ‘(Allah menurunkan) kebaikan.’” (QS. An-Nahl [16]: 30)

Dua jawaban ini menggambarkan perbedaan mendasar dalam cara pandang: orang kafir meremehkan, sementara orang beriman memandang Al-Qur’an sebagai sumber kebaikan.

Ahsanal Qashash: Kisah Terbaik

Menurut Husni Nasution dalam kajian Qur’an bil Qur’an, Al-Qur’an tidak pernah menghadirkan kisah hanya untuk menghibur. Ia menghadirkan kisah sebagai “ahsanal qashash” – kisah terbaik, yang sarat makna, hikmah, dan bimbingan hidup.

Allah menegaskan:

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ اَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ هٰذَا الْقُرْاٰنَۖ… ۝٣

 “Kami ceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu…” (QS. Yusuf [12]: 3)

Dengan demikian, kisah-kisah dalam Al-Qur’an bukan dongeng atau legenda. Ia adalah potret kehidupan nyata, sarana pembelajaran, dan jalan untuk memahami sunnatullah yang berlaku sepanjang zaman.

Qashashul Haqq: Pertimbangan yang Benar

Lebih jauh, Al-Qur’an juga menyebut dirinya sebagai qashashul haqq – kisah yang benar. Artinya, kisah yang disajikan bukan sekadar rangkaian peristiwa, melainkan kebenaran yang logis, dapat dipertanggungjawabkan, dan menjadi pertimbangan hidup bagi manusia.

اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْقَصَصُ الْحَقُّۚ وَمَا مِنْ اِلٰهٍ اِلَّا اللّٰهُۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ۝٦٢

“Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tidak ada tuhan selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imran [3]: 62)

Dengan pemahaman ini, umat Islam seharusnya memandang kisah dalam Al-Qur’an bukan sebagai masa lalu yang beku, melainkan cermin yang menyingkap realitas zaman kini.

Al-Qur’an: Hadits Terbaik dan Tafsir Terbaik

Husni Nasution mengingatkan, Al-Qur’an menyebut dirinya juga sebagai ahsanal hadīts (perkataan terbaik) dan ahsana tafsīran (tafsir terbaik). Artinya, tidak ada sumber lain yang mampu menjelaskan makna kehidupan manusia secara lebih sempurna dibanding Al-Qur’an.

Maka, ketika sebagian orang berkata, “Al-Qur’an hanya cerita orang terdahulu,” sejatinya mereka mengulangi ucapan orang kafir yang direkam dalam QS. An-Nahl. Sebaliknya, orang beriman akan menyambutnya sebagai petunjuk, rahmat, dan kebaikan yang membimbing kehidupan.

Akhir Kata

Al-Qur’an bukan sekadar buku sejarah. Ia adalah kitab hidup. Kisah-kisahnya adalah cermin yang memantulkan nilai kebenaran, hikmah, dan arah perjalanan manusia.

Pertanyaannya kini: apakah kita memandang Al-Qur’an sebagai “dongeng orang dahulu”, atau sebagai kisah terbaik yang memberi pertimbangan benar dalam setiap langkah kehidupan? (syahida)

*Husni Nasution, alumnus IAIN Sumatera Utara dari Bogor, dikenal sebagai pemikir kebangsaan dan pengkaji Al-Qur’an. Ia dikenal dengan konsep ‘Nasionalisme Religius’ yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan, serta perhatian besar terhadap solidaritas sosial.

Example 120x600