Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Perempuan & Kecantikan dalam Cahaya Qur’an: Membaca Ulang QS 3:14

83
×

Perempuan & Kecantikan dalam Cahaya Qur’an: Membaca Ulang QS 3:14

Share this article

Penulis: emha| Editor: asyary

ppmindonesia.com.Jakarta Al-Qur’an memandang kecantikan dan daya tarik perempuan bukan sebagai objek duniawi semata, melainkan sebagai bagian dari rahmat Ilahi yang diberikan kepada seluruh umat manusia.

Salah satu ayat yang sering disalahpahami dalam konteks ini adalah QS Ali Imran ayat 14 — ayat yang berbicara tentang kecintaan manusia terhadap keindahan dunia.

Allah SWT berfirman:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia. Dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” (QS Ali Imran [3]:14)

Cinta dan Keindahan: Fitnah atau Rahmat?

Selama berabad-abad, sebagian pembaca memahami ayat ini seolah-olah hanya ditujukan kepada laki-laki. Padahal, secara tekstual, Allah menggunakan kata “النَّاس / an-nās”, yang berarti seluruh manusia, bukan rijāl (laki-laki).

Dalam Tafsir Al-Mishbah, Prof. M. Quraish Shihab menegaskan bahwa ayat ini bersifat universal. “Wanita disebut pertama karena daya tariknya begitu besar bagi manusia, baik bagi laki-laki maupun bagi sesama perempuan. Ia melambangkan keindahan, kasih, dan kehidupan — bukan sekadar objek nafsu,” tulisnya.

Artinya, kecantikan yang disebut dalam ayat ini bukan sekadar fisik, melainkan manifestasi dari keindahan Ilahi. Kecantikan perempuan menjadi simbol harmoni dan rahmat, bukan fitnah atau sumber dosa.

Perempuan dalam Pandangan Rasulullah

Rasulullah SAW memandang perempuan dengan penghormatan yang tinggi. Dalam sebuah hadis diriwayatkan oleh An-Nasa’i, beliau bersabda:

“Dijadikan aku mencintai dari dunia kalian: perempuan dan wewangian, dan dijadikan penyejuk mataku dalam shalat.” (HR An-Nasa’i)

Hadis ini menunjukkan bahwa kecintaan terhadap perempuan bukanlah sesuatu yang terlarang. Rasulullah SAW mengaitkannya dengan spiritualitas — “penyejuk mata dalam shalat” — menunjukkan bahwa cinta duniawi dapat menjadi jembatan menuju cinta Ilahi, jika ditempatkan dalam bingkai ketakwaan.

Kecantikan dalam Perspektif Tauhid

Kecantikan dalam pandangan Al-Qur’an bukan hanya milik tubuh, tetapi juga hati dan amal. Dalam QS An-Nur ayat 30–31, Allah menyeru agar manusia — laki-laki dan perempuan — menjaga pandangan dan kesucian diri.

قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ… وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ…

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan mereka… Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman agar mereka menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan mereka…” (QS An-Nur [24]:30–31)

Ayat ini menunjukkan keseimbangan: baik pria maupun wanita memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga kemuliaan. Kecantikan sejati, dalam pandangan Qur’an, adalah keseimbangan antara lahir dan batin, fisik dan moral.

Dunia yang Dihiasi, Akhirat yang Abadi

Al-Qur’an berulang kali mengingatkan bahwa keindahan dunia hanyalah hiasan sementara. Allah berfirman:

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebajikan yang kekal adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS Al-Kahfi [18]:46)

Dalam konteks ini, perempuan dan kecantikan bukanlah perhiasan yang menipu, melainkan tanda kasih Allah yang mengingatkan manusia akan keindahan abadi di sisi-Nya.

Perempuan dan Kecantikan

Membaca ulang QS 3:14 dalam cahaya Qur’an membawa kita pada pemahaman baru: perempuan dan kecantikannya bukan sumber fitnah, tetapi pancaran rahmat. Ayat ini bukan hanya untuk laki-laki, melainkan untuk seluruh manusia (an-nās) — agar mereka menyadari bahwa segala keindahan duniawi adalah refleksi dari keindahan Ilahi yang lebih agung.

Sebagaimana diingatkan Rasulullah SAW:

“Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan.” (HR Muslim)

Maka, kecantikan perempuan bukanlah sekadar daya tarik duniawi, melainkan bagian dari manifestasi keindahan Allah di muka bumi.(emha)

Example 120x600