ppmindonesia.com Jakarta — Dalam sebuah kajian menarik di kanal Syahida, Husni Nasution mengungkap konsep mustaqarrun sebagai salah satu kode ilmiah Al-Qur’anhttps://ppmindonesia.com/index.php/2025/10/08/mustaqarrun-kode-ilmiah-al-quran-yang-menantang-akal-manusia/ yang menantang akal manusia untuk melakukan penelitian dan observasi. Kajian dengan pendekatan Quran bil Quran ini membuktikan bahwa Al-Qur’an tidak hanya berisi petunjuk spiritual tetapi juga stimulan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
“Allah SWT telah menantang manusia untuk membuktikan kebenaran Al-Qur’an melalui firman-Nya:
لِكُلِّ نَبَإٍ مُسْتَقَرٌّ وَسَوْفَ تَعْلَمُونَ ‘
Setiap berita (yang disampaikan Al-Qur’an) mempunyai tempat ketetapan (mustaqarrun), dan kelak kamu akan mengetahui.'(QS. Al-An’am: 67)
Kata mustaqarrun inilah yang menjadi kunci untuk memahami bahwa setiap informasi dalam Al-Qur’an pasti memiliki bukti dan dasar ilmiah yang dapat diverifikasi,” papar Ustaz Husni Nasution dalam kajian tersebut.
Bukti Kosmologis yang Mengagumkan
Husni memberikan contoh konkret bagaimana Al-Qur’an telah mendahului sains modern dalam menjelaskan fenomena astronomi. “Allah berfirman:
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ
‘Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua.'(QS. Yasin: 39)
Ayat ini dengan sangat ilmiah menjelaskan tentang fase-fase orbit bulan yang baru dapat dibuktikan dengan teknologi modern,” ungkapnya.
Lebih menakjubkan lagi, lanjut Ustaz Husni, Al-Qur’an juga telah menjelaskan tentang sistem tata surya:
لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
‘Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan tidak pula malam mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.'(QS. Yasin: 40)
“Ini adalah penjelasan ilmiah tentang konsistensi orbit benda-benda langit yang telah ditetapkan Allah dengan sangat presisi.”
Tantangan untuk Tadabur Alam dan Diri
Husni menekankan bahwa konsep mustaqarrun tidak hanya berlaku untuk fenomena alam tetapi juga untuk memahami diri manusia sendiri. “Allah berfirman:
وَفِي الْأَرْضِ آيَاتٌ لِلْمُوقِنِينَ . وَفِي أَنْفُسِكُمْ أَفَلَا تُبْصِرُونَ
‘Dan di bumi terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?'(QS. Adz-Dzariyat: 20-21)
Setiap penemuan dalam bidang anatomi, biologi, dan kedokteran modern sebenarnya hanya membuktikan kebenaran ayat-ayat Al-Qur’an,” tegasnya.
Janji Allah tentang Bukti Ilmiah
Yang lebih mengagumkan, lanjut Ustaz Husni, Allah telah menjanjikan bahwa kebenaran Al-Qur’an akan terus terbukti seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan:
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ
‘Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar.'(QS. Fussilat: 53)
“Ini adalah janji Allah bahwa setiap zaman akan menemukan bukti-bukti baru tentang kebenaran Al-Qur’an.”
Tantangan Abadi untuk Manusia
Mengakhiri kajiannya, Husni menantang umat Islam untuk terus menggali khazanah ilmiah Al-Qur’an. “Konsep mustaqarrun menunjukkan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang tidak akan pernah ketinggalan zaman. Setiap ayatnya mengandung kedalaman makna yang menunggu untuk diungkap oleh setiap generasi.
Allah berfirman:
قُلْ أَنزَلَهُ الَّذِي يَعْلَمُ السِّرَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
‘Katakanlah: ‘Al-Qur’an itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi.'(QS. Al-Furqan: 6)
Mari kita terus mempelajari dan mengkaji Al-Qur’an, karena semakin dalam kita menyelam, semakin banyak mutiara hikmah yang akan kita temukan,” pungkas Ustaz Husni Nasution.
Kajian ini semakin mengukuhkan bahwa Al-Qur’an bukan hanya kitab suci tetapi juga sumber ilmu pengetahuan yang tidak pernah kering untuk digali, sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan sains modern. (syahida)
*Husni Nasution, alumnus IAIN Sumatera Utara dari Bogor, dikenal sebagai pemikir kebangsaan dan pengkaji Al-Qur’an. Ia dikenal dengan konsep ‘Nasionalisme Religius’ yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan, serta perhatian besar terhadap solidaritas sosial.
			
		 













 
							

 












