ppmindonesia.com-Pemberdayaan masyarakat merupakan tindakan yang mulia. Sebab, program ini tidak hanya membantu masyarakat untuk memperbaiki kehidupannya secara mandiri, tetapi juga berpengaruh pada pembangunan nasional. Lantas, apa yang dimaksud pemberdayaan masyarakat?
Mengutip buku Pemberdayaan Masyarakat tulisan Dedeh Maryani dan Ruth Roselin E. Nainggolan (2019: 8), pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan yang membuat masyarakat berinisiatif untuk memulai kegiatan sosial dalam memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.
Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat bersifat inklusif, dalam arti lain turut melibatkan masyarakat sasaran program. Keberhasilan program tidak hanya bergantung pada pihak yang melakukan pemberdayaan, tetapi juga oleh keaktifan pihak yang diberdayakan.
Dalam pelaksanaannya, pemberdayaan masyarakat harus berlandaskan prinsip-prinsip tertentu. Berikut ini adalah penjelasannya:
Prinsip-prinsip Pemberdayaan Masyarakat
Untuk mencapai kesuksesan program, terdapat empat prinsip yang harus dipegang, yaitu kesetaraan, partisipasi, keswadayaan dan kemandirian, serta prinsip berkelanjutan. Agar lebih paham, simak penjabarannya berikut ini:
- Prinsip Kesetaraan
Dalam proses pemberdayaan, penting untuk mengedepankan kesetaraan kedudukan masyarakat dengan lembaga yang melakukan program pemberdayaan. Masing-masing pihak yang terlibat saling mengakui kelebihan dan kekurangan sehingga dapat saling bertukar pengetahuan, pengalaman, dan dukungan.
- Prinsip Partisipasi
Program akan berhasil menstimulasi kemandirian masyarakat jika bersifat partisipasif, artinya masyarakat ikut merencanakan, melaksanakan, mengawasi, dan mengevaluasinya. Tentu saja dalam prosesnya, pendamping harus berkomitmen untuk membina dan mengarahkan masyarakat secara jelas.
- Prinsip Keswadayaan dan Kemandirian
Prinsip keswadayaan artinya menghargai dan mengedepankan kemampuan masyarakat daripada bantuan pihak lain. Konsep ini tidak memandang orang miskin sebagai objek yang tidak berkemampuan, melainkan sebaliknya.
Mereka memiliki pengetahuan yang mendalam tentang kendala-kendala usahanya, mengetahui kondisi lingkungannya, memiliki tenaga kerja, serta memiliki norma-norma bermasyarakat yang sudah lama dipatuhi. Semua ini harus digali dan dijadikan modal dasar bagi proses pemberdayaan.
Bantuan dari orang lain yang bersifat materiil dipandang sebagai penunjang. Tujuannya agar pemberian bantuan tidak justru melemahkan tingkat keswadayaan masyarakat.
- Prinsip Berkelanjutan
Program pemberdayaan perlu dirancang agar berkelanjutan. Di awal, pendamping memang memiliki peran yang lebih dominan, namun secara perlahan peran mereka akan makin berkurang. Sebab masyarakat-lah yang diharap mampu mengelola kegiatannya sendiri.
Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Mardikanto dalam Dedeh Maryani dan Ruth Roselin E. Nainggolan (2019: 8-10), tujuan dari pemberdayaan masyarakat yaitu:
- Perbaikan kelembagaan (Better institution)
Dengan memperbaiki kegiatan yang dilakukan, diharapkan dapat memperbaiki kelembagaan. Kelembagaan yang baik akan mendorong masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan.
- Perbaikan Usaha (Better Business)
Perbaikan kelembagaan diharap akan memperbaiki bisnis yang dilakukan sehingga mampu memberikan manfaat kepada anggota lembaga tersebut dan masyarakat yang ada di sekitarnya.
- Perbaikan Pendapatan (Better Income)
Perbaikan bisnis diharap dapat memperbaiki pendapatan seluruh anggota lembaga, termasuk masyarakat.
- Perbaikan Lingkungan (Better Environment)
Perbaikan pendapatan diharap dapat memperbaiki lingkungan fisik dan sosial karena kerusakan lingkungan kerap disebabkan oleh kemiskinan atau pendapatan yang terbatas.
- Perbaikan Kehidupan (Better Living)
Pendapatan dan lingkungan yang baik akan memperbaiki standar kehidupan masyarakat. Ini dapat dilihat dari tingkat kesehatan, pendidikan, dan daya beli.
- Perbaikan Masyarakat (Better Community)
Jika setiap keluarga mempunyai kehidupan yang baik, akan tercipta kehidupan masyarakat yang lebih baik pula.
https://kumparan.com/