Sekilas : Wayang Melehnium Wae ” Institute Sangkerta Indonesia”
ppmindonesia.com– WAYANG MILEHNIUM WAE adalah salah satu Seni Alternativ Wayang Kontemporer yang berkembang pesat akhir-akhir ini sesuai kondisi dinamis perkembangan Seni Rupa dan Seni Pertunjukan ( Performance Art ) di Indonesia khususnya dan di dunia pada umumnya. Sebuah bentuk pagelaran yang digarap secara Aktual Kontektual kekinian disetiap momen atraksi pemanggungannya.
Ini menambah semaraknya dunia Pedhalangan yang hanya berceritera tentang kisah Mahabarata atau Ramayana saja. WAYANG MILEHNIUM WAE berani tampil beda dalam segi Visual wayang yang bentuknya besar-besar seperti Raksasa dengan ukuran 100 X 200 cm. Begitu juga dari segi pemanggungannya yang selalu Experimental menawarkan gagasan-gagasan baru, konsep baru dengan Ide-ide segar yang sedang terjadi disekitar kehidupan kita.
Disebut WAYANG MILEHNIUM WAE karena wayang ini terbuat dari bahan plat logam Aluminium saja. Karena ukurannya yang besar-besar dari ukuran standar wayang Purwo, maka dilihat dari jarak jauhpun masih kelihatan nampak jelas dan gagah. Kalau digerakkan dan digetar-getarkan yang dimainkan oleh beberapa orang secara bersamaan akan menimbulkan suara efek bunyi yang Gemuruh menggelegar seperti suara Guntur. Jika kena sinar lampu akan memantulkan cahaya sinar warna- warni yang indah, sesuai warna cahaya yang menyorotinya. Sehingga WAYANG MILEHNIUM WAE ini nampak seperti hidup, memukau dan menakjubkan para penonton untuk ikut terlibat memainkannya. Suaranya gemerincing nyaring, karena wayang ini diberi aksentuasi penambahan asecories klintingan genta kecil-kecil disisi pinggirnya.
WAYANG MILIHNIUM WAE karena bahannya terbuat dari bahan plat logam Aluminium maka wayang ini sangat fleksibel bisa dipentaskan dimana saja, kapan saja dalam kondisi cuaca apa saja. Tidak akan berkarat dan menyusut jika kena air. Ringan dan tidak menggores melukai kulit. Tempat olah kreatifitas pagelarannya sering kali Extrim tidak lazim seperti pertunjukan wayang kulit purwo ataupun wayang alternatif baru yang lainnya, misalnya seperti : Performance Art di dalam air kolam renang/sungai, Explorasi alam berkubang Lumpur disawah, di atas Jembatan layang, diatas gerbong Kereta Api, di Alun-alun, di pesisir laut dangkal, arak-arakan disepanjang jalan raya, maupun pentas di dalam gedung-gedung Kesenenian mewah, acara Resepsi pernikahan , acara Seminar resmi dan acara prosesi sakral memperingati hari besar agama dilingkungan Kraton, Surau pun Gereja. WAYANG MILEHNIUM WAE bisa tampil atraktif tanpa ada kendala dan selalu membuat kagum penontonnya.
WAYANG MILEHNIUM WAE dalam setiap pagelarannya bisa tampil tunggal maupun bisa tampil berkelompok/kolaborasi berkarya bersama dengan beberapa kesenian dengan disiplin ilmu yang berbeda. Dengan seniman-seniman otodidak maupun akademisi. Bahkan orang awan yang tidak mengenal senipun bisa diajak berkarya bersama diatas panggung pertunjukan. Ini sangat menarik karena WAYANG MILEHNIUM WAE adalah produk dari karya kesenian kekinian yang selalu bisa melayani dan bisa berinteraksi, bersinergy dengan siapapun juga, dengan kelompok manapun dan dengan comunitas apapun…….! Sehingga memungkinkan penemuan- penemuan baru bentuk pemanggungan Alternatif yang sebelumnya tak pernah terfikirkan . Banyak kejutan menarik yang didapat dengan berkolaborasi berkarya bersama tersebut. Banyak kejutan baru yang tak terduga, gesekan-gesekan kreatifitas penciptaan alternaitiv tersebut membentuk ruang dimensi tersendiri. Ini memungkinkan terjadinya mahzab baru yang disebut Mahzab Pagelaran Alternativ WAYANG MILEHNIUM WAE.
WAYANG MILEHNIUM WAE terdiri dari 3 PAKELIRAN, yaitu: 1. KLASIK, 2. MODERN, 3.KONTEMPORER. Yang dimaksud dengan Pakeliran KLASIK yaitu: Bentuk Pagelaran Wayang Milehnium Wae yang menggunakan Bentuk Wayang KLASIK PURWO hanya bahannya terbuat dari Plat Logam Alumunium dengan ukurannya diperbesar melebihi ukuran standar wayang Kulit Purwo Klasik. Tokoh-tokoh Wayangnya masih tetap wayang Klasik tidak ada perubahan sama sekali, yang memainkan juga masih seorang DHALANG Profesional. Setiap dhalang memainkan satu atau beberapa tokoh Wayang Milehnium Wae yang digerakkan secara berdiri, berjalan-jalan, kadang juga menari & duduk jika dhalangnya kecapean. Jalan Cerita masih seputar kisah klasik MAHABHARATA & RAMAYANA, menggunakan iringan GAMELAN JAWA atau GAMELAN BALI. Yang dimaksud dengan Pakeliran MODERN yaitu: Bentuk Pagelaran Wayang Milehnium Wae menggunakan Wayang yang terbuat dari Plat Logam Alumunium karakter tokoh-tokoh wayangnya masih Klasik Wayang Purwo yang sudah disetirilisasi/dimodifikasi dengan bentuk kekinian/modern, contohnya: Ki SEMAR menggunakan baju seperti BADMAN yang bisa terbang & membawa GITAR LISTRIK, Nolo GARENG menggunakan topi laken yang dipinggangnya terselip PISTOL bukan ARIT, Wayang RAKSASA membawa GERGAJI MESIN bukan pemukul GODHO. Dll. Secara visual bentu wayang masih seperti wayang Purwo Klasik hanya ditambahi acesories kenakalan plesetan kelucuan disana-sini agar bentuk wayangnya tidak kaku & masif. Sedangkan yang dimaksud dengan Pakeliran KONTEMPORER yaitu: Bentuk Pagelaran Wayang Milehnium Wae yang secara keseluruhan benar-benar keluar dari Pakeliran standar Wayang Purwo Klasik, baik dari bentuk Visual wayangnya yang bebas, spontan, expresif, sangat pribadi sesuai karakter SKET DESAIN sang Kreator Seniman penciptanya. Yang memainkan bukan seorang Dhalang Profesional, tetapi boleh siapa saja bisa memainkan berkarya bersama dialtar panggung kontemporer tanpa ada batas pun dinding penyekat tuk menuangkan kebebasan berekspresi dimana Wayang Milehnium Wae digelar sesuai tema yang dimainkan. Bahkan orang awam yang tidak mengenal wayang/kesenianpun dapat bersinergy berkolaborasi disini. Untuk ilustrasi musik pengiringnya biasanya kami selalu berexperimentasi memadukan dengan suara bunyi apa saja yang bisa menghasilkan bebunyian yang dipadu dengan musik Digital Computer/manual. Tema yang kami angkat dalam format Pakeliran KONTEMPORER Wayang Milehnium Wae biasanya mengacu pada berita-berita kekinian yang lagi TREND jadi pembicaraan publik di masyarakat .
WAYANG MILEHNIUM WAE dimainkan secara berdiri, bergerak bebas kesana-kemari oleh beberapa Dhalang yang menokohkan karakter wayang yang dimainkan. Dialog antar Dhalang saling besahutan, maupun Dhalang dengan penonton dapat berdialog interaktif. Penonton dilibatkan juga sebagai pemain. Yang pada akhirnya antara Dhalang dan penonton tidak ada jarak. Pagelaran seperti ini hanya berlaku untuk pementasan WAYANG MILEHNIUM WAE dengan pakeliran ringgit purwo klasik yang baku/pakem. Tetapi untuk seni pementasan alternatif ( Performance Art ) WAYANG MILEHNIUM WAE Kontemporer format pagelaran dibebaskan tanpa batas olah gerak kreatifitas penciptaan. Kami sering memadukan dengan disiplin ilmu lain seperti: SENI RUPA PEMBEBASAN, INSTALASI BEBUNYIAN, SASTRA/PUISI TEATRIKAL, PANTOMIM, GERAK VISUAL WAYANG, TARI OLAH TUBUH, SULAP/MAGIC SHOW, MULTI MEDIA ELEKTRONIK, PEDHALANGAN, TEATER
MINIMALIS maupun INSTALASI SETTING ARTISTIK Kontemporer. Semua itu kami susun dalam format pagelaran Kontemporer kekinian yang jauh dari patokan pementasan konvensional baku. Dalam pagelaran seperti ini kami tidak memakai dhalang sungguhan. Tetapi siapa saja boleh terlibat dalam proses kreatif penciptaan kekaryaan bersama diatas panggung. Pemilihan Tema Pagelaran WAYANG MILEHNIUM WAE yang kami angkat kebanyakan berkisar seputar kondisi kekinian, berita aktual seperti yang sering kita dengar di Radio-radio, kita baca di Koran-koran, kita lihat berita di TV, di Internet yang selalu mengganggu penglihatan dan pendengaran kita. Misalnya: Berita ketidak adilan terhadap warga miskin perkotaan, penggusuran pedagang kaki lima, pelayanan Kesehatan bagi rakyat kecil kurang mampu yg terabaikan. Kelangkaan Sembako minyak tanah dan tabung Gas yang sering meledak, Pelecehan Sexual TKW dan WNI di luar negeri oleh tetangga sendiri, Penebangan dan pembakaran hutan liar yang merusak Ekosistem alam, Ilegal loging, Korupsi dan ketamakan pejabat teras atas sampai bawah, Pemerintahan yang tidak setabil, janji-janji omong kosong Partai Politik yang mengatas namakan tuk kepentingan rakyat kecil, dsbnya…….itu semua yang membuat kreativitas penciptaan untuk kami angkat kepanggung pertunjukan sebagai PROTES, sebagai wacana pengabaran kepada kalayak umum, sebagai media Expresi pengungkapan rasa KEPRIHATINAN atas kondisi negeri ini yang masih belum merdeka dijajah oleh bangsanya sendiri. Dengan pagelaran yang kami jadikan tema itu semoga bisa memberi penyejuk sebagai Hiburan tuk kita semua, semoga ada perubahan dan bisa sebagai KRITIK yang membangun. Itulah harapan kami,InsyaAlloh !
WAYANG MILEHNIUM WAE sudah melahirkan lebih dari 50 Pagelaran Alternatif. Lakon yang pernah kami pentaskan Judulnya antara lain: LUBANG OZON & PEMANASAN GLOBAL [Pembukaan pameran besar se ASIA Tenggara, Seni Visual EXPOSIGNS bersama 600 Seniman di Jogja Expo Center: 25 thn ISI Yogyakarta], ARAK- ARAKAN Pembukaan BIENNALE X Jogja Jamming di Taman Budaya Yogyakarta [Gerakan Arsip Seni Rupa Yogya], REPUBLIK GEGER [Penutupan BIENNALE X YK di Jogja Natinonal Musium], KABAR BAIK & KABAR BURUK [Explorasi Alam berkubang Lumpur disawah Jedog Nitiprayan YK. kerjasama Comunitas penari perempuan LIMBUK-CANGIK ], EXPLORASI AIR di Bentara Budaya Yk yang menceritakan kekayaan melimpahnya air sungai Kapuas Kalimantan , SUARA dan GERAK PENYADARAN: HARI BUMI di kali /sungai Bedog Kasongan, Goro-goro Rocking on the Truck: TUMBAL MALIOBORO NGAMUK…![ Pagelaran kolosal kolaborasi Wayang Milehnium Wae dengan Wayang Suket muda-mudi Paroki Gereja Pakem dan Wayange CAKRA/wayang anak-anak terbuat dari KARDUS DAUR ULANG karya CAKRA MAHENDRA JAVAWARDANA. Didepan pintu gerbang Kantor Gubernur Kepatihan D.I.Y. jln.Malioboro]. Gerak VISUAL PASKAHAN di Gereja Pakem, NARASI PROSA LIRIK [ Pentas kolaborasi Wayang Milehnium Wae dengan Wayang UKURnya Ki Sigit Sukasman di JEC ]. Karnaval NGARAK APEM disepanjang jln. Malioboro. PAGEBLUG TITIK NOL km. Malioboro Arak-arakan malam hari JOGJA JAVA CARNIVAL puncak acara HUT kota Yogyakarta. NGLARUNG CELENG-CELENG neng Kali Bedog pada pentas kolosal pembukaan KASONGAN BAMBOO Art Festival dihalaman studio pelukis JOKO PEKIK. Gerak Visual Wayang Milehnium Wae mengiringi Konser Musik ROCK ALTERNATIVE di trotoar Malioboro. BEDOYO KRAM OTAK KANAN pagelaran Alternatif Kontemporer bersama Komunitas sinau njoged KUSUMAWICITRA, Geger Musik, Saronston, Sanggar Tari SEKAR RINONCE, Sanggar Coret, Gunungan Wayang MILEHNIUM Wae, Fesival Budaya Yogya di DISPARDA Jln. Malioboro. Reportoar Tari KURANO Festival LIMA GUNUNG di Pakis Magelang. SEABAD HB IX & Hadeging NAGARI NGAYOGYOKARTO HADININGRAT ke 265 thn (karnaval keliling beteng keraton), Karnaval pembukaan FKY 2012. Reportoar ROAMING (Instalasi & Pertunjukan Wayang Raksasa Milehnium Wae & Wayange CAKRA) pembukaan Pameran diantara dua ruang di POS ASDRAFI, Reportoar LEBAK 1848 pentas Kolaborasi: Ketoprak Lintas Generasi, Wayang Milehnium Wae, Acapella Mataraman di Conserhall Taman Budaya Yogyakarta. JAVA SPICES pembukaan Pameran Internasioanal Visual Art di Jogja National Musium ( JNM). TEROR SAMPAH PLASTIK. Instalasi & Performance Art GO BAGK GOJEG 50 thn. HUT EMAS SSRI/SMSR Yogyakarta. Instalasi & Performance Art NARARUPA-NARAPIDANA pembukaan Pameran Warga LAPAS LP WIROGUNAN & Seniman Profesional di jln.Tamansiswa Yk., Pameran Instalasi & Performance Art The GLOBAL MOVEMENT of Wayang Milehnium Wae for Humanity memeriahkan KONFERENSI WAYANG INTERNASIONAL 2013 di PKKH-UGM & Inna GARUDA Hotel. Mengenang Kejayaan
SULTAN AGUNG pada pembukaan FESTIVAL BUDAYA KOTAGEDE. Arak-arakan pembukaan GEBYAR KPI (Komunikasi & Penyiaran Islam di Campus UIN SUNAN KALIJOGO Yogyakarta). NGAYOGJAZZ diobrak-abrik Wayang Milehnium Wae di desa wisata SIDOAKUR-SIDOKARTO Godean. Performance Art: MLARAT ning NINGRAT Wayang Milehnium Wae mengenang 15 tahun perjalanan & wafatnya Budayawan Prularisme ROMO YB.MANGUNWIJAYA di Bentara Budaya Yogyakarta.produksi: INSTITUTE SANGKERTA INDONESIA kolaborasi: Sanggar LINCAK FIB-UGM, Sanggar NUUN-UIN Sunan Kalijogo, Sanggar Coret, Himpunan Mahasiswa Yogyakarta HIMAYO, LOKA Art & FIRE DANCE, Pemuda Surau SAIFUL AMIN Yk, Konser Musik PATROL IKPMJ JEMBER & Konser Musik Kreatif Sangkerta. ARAK-ARAKAN Gerakan JUJUR BARENGAN MELAWAN KORUPSI mengenang Hari Kebangkitan Nasional di Sepanjang Jalan Alun-alun Kraton menuju Kantor Gubernur Kepatihan. Pameran Foto-foto Pagelaran Alternatif WAYANG MILEHNIUM WAE & Wayang UKUR mengisi Stand Musium Wayang Kekayon dalam even FESTIVAL MUSEUM GO TO SCHOOL 2014 di Pendopo Agung Perguruan TAMANSISWA Yogyakarta.
Illustrasi musik untuk mengiringi pagelaran alternatif WAYANG MILEHNIUM WAE kami buat lebih minimalis fleksibel, yang bisa memberi aksentuasi polah gerak wayang dan lakon yang kami mainkan. Komposisi bebas tak beraturan sering kami terapkan, sehingga memungkinkan terjadinya lompatan kreativitas tanpa batas dan tanpa merasa takut untuk salah. Memadukan suara bunyi musik ETNIK atau GAMELAN dengan suara bunyi musik barat/modern maupun suara-suara bebunyian [INSTALASI BUNYI] yang biasa kami garap. Memadukan suara bebunyian dari alam atau barang-barang bekas daur ulang dengan musik DIGITAL Computer. Experimentasi memanfaatkan suara komposisi bunyi dari alat-alat dari Studio Seni KRIYA LOGAM yang biasa kami dengar dan kerjakan untuk menciptakan karya sehari- hari , alat-alat tersebut seperti : Gerendra listrik, Gergaji, Tanggem baja, Pande Besi, potongan selongsong logam , Per Baja kereta api, Plat kuningan, Blower angin, Bor manual, Drum minyak, dsb. Komposisi bebunyian disini kadang sering menghasilkan suara-suara yang sulit kami ulang kembali. Itu biarkan saja…berkarya terus, berproses, mencari, mencipta dan mencipta tanpa mengenal lelah ! PRODUKTIF, KREATIF, INOVATIF, REKREATIF & BERKESINAMBUNGAN bisa bermanfaat tuk lingkungan dan masyarakat banyak. Salam Produktifitas & Kreativitas selalu. Jabat erat tangan kami . Salam HORMAT & CANTA tanpa batas love SANGKERTA.
Kota Budaya NGAYOGYOKARTO HADININGRAT :24 Agustus 2011
Ki Mujar Sangkerta, Konseptor,Penggagas & Penganyam Ide