Scroll untuk baca artikel
Sosial Budaya

Suku Baduy: Sejarah, Adat, dan Agama

416
×

Suku Baduy: Sejarah, Adat, dan Agama

Share this article
Warga Suku Baduy Dalam berjalan kaki ke Rangkasbitung untuk mengikuti ritual tradisi Seba Baduy di Cimarga, Lebak, Banten, Jumat (6/5/2022). Seba Baduy merupakan tradisi tahunan Suku Baduy untuk bertemu sejumlah kepala daerah di Banten guna menyampaikan aspirasi serta rasa syukur atas hasil panen berlimpah yang akan digelar pada 6-7 Mei 2022.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS)

KOMPAS.com – Suku Baduy adalah masyarakat adat yang hidup di pedalaman Banten, Jawa Barat.

Populasi suku Baduy diperkirakan sekitar 26.000 orang, termasuk sekelompok masyarakat yang sangat tertutup dari dunia luar.

Masyarakat suku Baduy termasuk dalam sub-suku Sunda, yang belum terpengaruh modernisasi dan masih memiliki tradisi serta adat khas yang hampir sepenuhnya terasing dari dunia luar.

Menurut penelitian, agama yang dianut oleh suku Badui adalah Sunda Wiwitan, yang merupakan sinkretisme antara Islam dan Hindu.

Sejarah

Masyarakat suku Baduy tinggal di sebuah wilayah di kawasan Pegununan Kendeng, di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Jawa Barat.

Terdapat beberapa versi terkait asal-usul suku Baduy, tetapi yang paling terkenal adalah mereka merupakan keturunan dari Kerajaan Pajajaran.

Pada zaman dulu, warga Kerajaan Pajajaran mengasingkan diri ke wilayah Pegunungan Kendeng di Banten Tengah.

Awal mula pengasingan terjadi karena wilayah Banten dikuasai oleh Sunan Gunung Jati, yang datang dengan misi menyebarkan ajaran Islam.

Putra Sunan Gunung Jati, Maulana Hasanuddin, kemudian mendirikan Kesultanan Banten pada abad ke-16. Pada 1570,

Maulana Hasanuddin digantikan oleh putranya, Maulana Yusuf atau Panembahan Yusuf sebagai raja kedua Kesultanan Banten

Ketika Panembahan Yusuf dari Banten mengalahkan Kerajaan Pajajaran, tidak seluruh masyarakatnya bersedia memeluk Islam.

Mereka yang menolak kemudian menyingkir ke wilayah Banten Selatan dan keturunannya sekarang disebut suku Baduy.

Selama berhari-hari menghabiskan waktu di jalan, rombongan ini sampai di hulu Sungai Ciujung di jantung Pegunungan Kendeng (sekarang Panembahan Arca Domas atau Petak 13).

Sedangkan menurut pengamat budaya Baduy, orang-orang suku Baduy percaya bahwa nenek moyang mereka sudah ribuan tahun tinggal di wilayah Kaolotan.

Ada juga yang percaya mereka adalah keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi.

Asal-usul ini juga kerap disangkutpautkan dengan kisah Nabi Adam yang dianggap sebagai nenek moyang pertama mereka.

Asal-usul nama

Selain sejarahnya, asal-usul nama Baduy juga memiliki beragam versi.

Di kalangan masyarakat Banten, nama Baduy dipercaya berasal dari sebuah sungai di sana yang bernama Cibaduy.

Lalu, ada pula yang menyebutkan bahwa kata Baduy berasal dari kata Baduyut, karena tempat tinggal mereka banyak ditumbuhi pohon Baduyut.

Namun, yang paling populer adalah para penjajah Belanda yang datang ke Nusantara menganggap orang Baduy mirip dengan orang Badui dari Timur Tengah.

Sejak saat itu, mereka kerap disebut sebagai suku Baduy. Sementara orang Baduy menyebut diri mereka sebagai urang Kanekes atau orang Kanekes, sesuai dengan wilayah tempat mereka tinggal.

Adat istiadat orang Baduy

Suku Baduy terbagi menjadi dua bagian, suku Baduy dalam dan suku Baduy luar.

Adapun perbedaannya adalah, suku Baduy dalam masih memegang teguh adat dan aturan dengan baik.
Sementara suku Baduy luar sudah terpengaruh oleh budaya luar, seperti menggunakan sabun mandi, alat elektronik, dan mengizinkan orang luar menginap.

Perbedaan lain juga bisa terlihat dari pakaian mereka. Suku Baduy dalam sehari-hari menggunakan baju berwarna putih yang melambangkan kesucian.

Sedangkan pakaian suku Baduy luar adalah serba hitam. Suku Baduy dalam diketahui tinggal di tiga kampung, yaitu Kampung Cikeusik, Cikertawana, dan Cibeo, yang dipimpin oleh ketua adat disebut Pu’un.

Suku Baduy luar tinggal di 50 kampung berbeda di kawasan Pegunungan Kendeng. Mereka berbicara menggunakan bahasa Sunda dialek Baduy.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Suku Baduy: Sejarah, Adat, dan Agama”,

Example 120x600