Scroll untuk baca artikel
BeritaNasional

Cerita Kembalinya Sejarah Kerajaan Hindu Tertua Nusantara di IKN

259
×

Cerita Kembalinya Sejarah Kerajaan Hindu Tertua Nusantara di IKN

Share this article
Potret lapangan upacara di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nusantara pada Senin sore, 6 Mei 2024. Pemerintah berencana menggelar upacara HUT ke-79 Kemerdekaan Indonesia di sini pada 17 Agustus 2024. TEMPO/Riri Rahayu
Example 468x60

TEMPO.COJakarta – Pemerintah sedang mengebut pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Pembangunan ibu kota baru tersebut memiliki arti tersendiri bagi Kalimantan Timur. Sekretaris Daerah Kalimantan Timur Sri Wahyuni menuturkan IKN di Kaltim ibarat kembalinya sejarah kerajaan Hindu tertua di Nusantara pada abad IV.

“IKN ditetapkan di bumi Benua Etam, bagi kami seperti pendulum yang bergerak kembali,” kata dia dalam keterangannya di Samarinda, Selasa, 11 Juni 2024.

Kepada peserta Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXVII Tahun 2024 Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) di Samarinda  pada 10 Juni 2024, Sri menceritakan sejarah abad IV pada masa kerajaan Hindu tertua di Nusantara di Benua Etam (Kaltim).

Pada abad itu pula, kata dia, membuktikan kebesaran bangsa Indonesia mulai mengenal literasi dan keluar dari zaman prasejarah. 

“Ini dibuktikan dengan prasasti 7 yupa dalam huruf Pallawa yang mencatatkan kebesaran Sang Maha Raja Mulawarman telah mengorbankan 20 ribu ekor sapi,” katanya.

Ditemukan pula peradaban tua manusia tinggal di dalam gua (Tapak Tangan) yang ada di Kutai Timur yang berusia ratusan ribu tahun. “Berarti Kaltim sejak dulu jadi tempat hunian. Artinya, Kaltim memang memiliki prospek bagus untuk hidup,” ujarnya.

Sri mengatakan Kaltim dalam beberapa tahun terakhir menjadi tujuan dan rujukan secara regional, nasional, bahkan internasional. Hal ini tidak terlepas dari kehadiran Kalimantan Timur sebagai mitra strategis IKN.

Bahkan, kata dia, dahulu orang bilang belum ke Kaltim jika belum menyusuri Sungai Mahakam dan melihat satwa serta budaya asli (suku Dayak). “Tapi sekarang, orang belum ke Kaltim kalau belum ke Ibu Kota Nusantara,” tuturnya.

Dalam kesempatan ini, Sri mengatakan potensi Kaltim dari perspektif sumber daya alam, sumber daya manusia, ekonomi, lingkungan dan sosial, seni budaya, serta wisata.

“Kaltim mempersiapkan diri sebagai daerah penyangga sekaligus mitra strategis Ibu Kota Nusantara. Dalam kapsul waktu, ada tujuh cita-cita masyarakat Kaltim, yang salah satu keinginan itu adalah 70 tahun nanti Kaltim menjadi ibu kota negara, tapi kurang dari lima tahun sudah terwujud IKN ditetapkan di sini,” ujarnya.

Adapun pendamping SSDN PPPRA LXVII Tahun 2024 Marsda TNI Andi Heru Wahyudi menjelaskan Lemhanas RI tahun ini menyelenggarakan dua pendidikan reguler angkatan, yakni PPPRA LXVI dan PPPRA LXVII yang diselenggarakan selama 7 bulan.

“Salah satu program utamanya adalah Studi Strategis Dalam Negeri yang saat ini sedang dilaksanakan,” ujarnya.

SSDN merupakan kegiatan praktik lapangan berupa kunjungan studi dengan orientasi peningkatan kemampuan analisis terhadap berbagai permasalahan di daerah.

Kegiatan SSDN LXVII dilaksanakan selama 4 hari (10-13 Juni) di 4 provinsi secara bersamaan, yakni Sumatra Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Banten. “Praktik SSDN LXVII di Kaltim diikuti 25 peserta, terdiri TNI, Polri, ASN dan Non ASN,” katanya.

Artikel ini telah tayang di tempo.co, Rabu 12 Juni 2024, dengan judul “Cerita Kembalinya Sejarah Kerajaan Hindu Tertua Nusantara di IKN”

Example 120x600