Scroll untuk baca artikel
BeritaPertanian

Fluktuasi Harga: Petani Jagung Dihadapkan dengan Penurunan Harga Pipil di Akhir Juni 2024

343
×

Fluktuasi Harga: Petani Jagung Dihadapkan dengan Penurunan Harga Pipil di Akhir Juni 2024

Share this article
petani jagung (shutterstock.com)
Example 468x60

ppmindonesia.com, Jakarta,Petani jagung di berbagai daerah di Indonesia sedang menghadapi tantangan besar akibat penurunan harga pipil yang signifikan pada akhir Juni ini. Penurunan harga ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan produksi yang tidak diimbangi dengan permintaan pasar yang stabil serta fluktuasi harga komoditas di pasar global.

Berdasarkan data dari Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI), harga pipil jagung mengalami penurunan sekitar 15% dibandingkan bulan sebelumnya. Harga yang semula berada di kisaran Rp 4.000 per kilogram kini turun menjadi Rp 3.400 per kilogram. Penurunan ini sangat berdampak pada pendapatan petani yang bergantung pada hasil panen jagung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Salah satu petani jagung dari daerah Jawa Tengah, Budi Santoso, mengungkapkan kekhawatirannya. “Dengan harga yang turun seperti ini, kami sangat kesulitan untuk menutupi biaya produksi. Biaya pupuk, pestisida, dan tenaga kerja tetap tinggi, sedangkan pendapatan dari penjualan jagung justru menurun,” keluh Budi.

Faktor cuaca yang tidak menentu juga turut berkontribusi terhadap fluktuasi harga. Curah hujan yang tinggi di beberapa wilayah menyebabkan hasil panen menurun kualitasnya, sehingga berpengaruh pada harga jual di pasaran. Di sisi lain, beberapa daerah mengalami kekeringan yang mengakibatkan hasil panen kurang optimal.

Selain itu, kebijakan impor jagung yang diterapkan oleh pemerintah dalam beberapa bulan terakhir juga menjadi salah satu penyebab turunnya harga pipil jagung lokal. Meskipun kebijakan ini bertujuan untuk menstabilkan pasokan dan harga jagung di pasar domestik, dampaknya dirasakan oleh para petani lokal yang harus bersaing dengan jagung impor yang seringkali lebih murah.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian berupaya untuk mengatasi masalah ini dengan berbagai cara, termasuk memberikan subsidi kepada petani, mengatur ulang kebijakan impor, serta memperbaiki sistem distribusi agar hasil panen dapat terserap dengan baik oleh pasar.

“Kami terus berkomitmen untuk melindungi kepentingan petani jagung. Saat ini, kami sedang merancang program bantuan yang dapat langsung dirasakan oleh petani, termasuk subsidi harga dan peningkatan akses ke pasar,” ujar Menteri Pertanian dalam konferensi pers yang digelar kemarin.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan harga pipil jagung dapat kembali stabil sehingga kesejahteraan petani jagung dapat terjaga. Petani juga diimbau untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan asosiasi pertanian setempat agar berbagai kebijakan yang diterapkan dapat berjalan dengan efektif dan tepat sasaran.(Aicank)

Example 120x600