ppmindonesia.com, Jakarta- Pembudidaya Pertanian Terintegrasi (Integrated Farming) berbasis Organik jangan harap bisa sukses kalau tidak punya mentalitas yang kokoh dan kuat. Yaitu mentalitas untuk mentaati SOP secara disiplin dan ketat, mentalitas tekun, mentalitas untuk mematuhi keteraturan, mentalitas untuk selalu menjaga keseimbangan, mentalitas untuk bertanggung jawab menjaga keberlanjutan. Dan ini yang penting, mentalitas untuk bersabar disaat terjadi pasang surut dalam budidaya organik.
Kita sudah punya formula bahwa kalau petani ingin kaya raya, kembangkan model budidaya yang terintegrasi dan berbasis organik. Hanya dengan pola integrasi, mengaitkan antara pertanian, peternakan, perikanan dan pabrik pupuk organik skala rakyat-lah yang bisa menjamin petani di kampung-kampung yang selama ini miskin tujuh turunan bisa hidup layak, mapan dan mandiri.
Kita juga sudah punya senjata lengkap untuk mengembangkan pertanian terintegrasi berbasis organik, berupa pupuk-pupuk organik. Ada pupuk pembenah tanah organik yang hanya perlu waktu 5 hari menjadikan tanah mati menjadi hidup (gembur, netral dan kaya akan humus).
Ada Zat Perangsang Tumbuh (SPT) Organik, baik ZPT untuk pertumbuhan, ZPT buah, ZPT Fungi dan insek. Kita juga punya Urea organik, NPK Organik, KCl organik, Nutrisi super untuk tanaman dan ternak. Super lengkap dan lebih dari cukup untuk menuju sukses sebagai petani.
Dan ini yang penting, semua bahan-bahan itu ada di lingkungan sekitar kita. Proses pembuatannya juga mudah dan tidak ada yang rumit.
Padi yang kita kembangkan sudah bisa 14 ton per ha. Buah-buahan yang kita kembangkan sudah bisa kita rancang bisa panen sepanjang tahun. Cabe rawit kita sudah bisa kita kembangkan bisa panen tiga tahun terus menerus. Pupuk organik kita sudah setara dengan pupuk kimia, bahkan sebentar lagi keunggulannya sudah di atas kimia.
Perikanan kita sudah tidak tergantung lagi dengan makanan pabrikan, karena 100% sdh pakai pakan berbasis organik.
Ilmu organik yang sudah begitu maju akan gagal total tanpa mentalitas yang kuat dan kokoh ketika kita memutuskan untuk memulai budidaya integrated farming berbasis organik.
Mentalitas yang kokoh dan kuat itu seperti apa? Yang utama tentu fokus. Fokus untuk setia kepada pertanian terintegrasi berbasis organik. Setia sepanjang hayat. Tidak bengkok lagi untuk kembali masuk ke jalan sesat menjadi petani kimia.
Yang kedua tekun dan gigih. Tekun itu artinta mau menjaga keteraturan, keseimbangan dan bertanggung jawab. Tanaman harus di pelihara yaitu tiap hari mesti disiram dan mesti bersih dari rumput.
Bahwa pakan ayam kampung organik kita harus selalu dengan pakan fermentasi dari sayur dan buah sisa (afker). Sehingga lingkungan kita bersih karena sampah rumah tangga kita olah jadi pakan fermentasi. . Bahwa kita mesti buat 7 jenis pupuk organik secara berkala, ini lah tekun.
Gigih artinta di atas kerja keras. Kerja keras itu mandi keringat, ada persoalan, terus tidak ada solusi (jawa “menthok”). Kalau gigih, keringatnya deras, ada persoalan, kemudian dia tetap kreatif mencari jalan keluar agar tetap bisa sampai tujuan. Gigih itu pantang menyerah. Apapun problemnya.
Semua limbah kohe ayam, kohe kambing dan sapi. Semua urin kambing dan sapi, mesti diolah menjadi pupuk yang sangat berkualitas. Itu bentuk tanggung jawab kita terhadap keseimbangan bumi. Karena pupuk itu kemudian kita kembalikan ke tanah. Agar subur. Agar kembali produktif dengan sempurna.
Mental kokoh itu sabar. Sabar untuk terus bertekun menyelam dalam lautan samudera organik. Makin menyelam, tenggelam dan terus masuk dalam lautan cahaya organik. Setia dan sabar. Mentalitas kita msti tetap setia dan sabar dari cibiran orang yang masih menganggap sepele organik. Kerumunan orang bebal yang males belajar tapi rajin berkomentar tentang organik. Kita mesti setia dan sabar.
Dunia organik itu patut kita syukuri. Guru kita bapak Bayu Diningrat sudah meriset banyak hal-hal baru dan terus akan diperbaharui. Dari kantong sendiri. Hari ini produk terbarunya adalah bagaimana kita bisa budidaya sawit, padi bisa hanya dengan ongkos Rp 300 rupiah per tahun. Dengan penemuan nutrisi super canggih. Mari kita syukuri.
Percayalah hanya dengan pertanian terintegrasi berbasis organik, petani di kampung-kampung tidak hanya bisa kaya, Tapi juga bisa mandiri dan sehat sejahtera. Bumi Indonesia akan kembali menjadi gemah ripah loh jinawi. “Selamat tinggal petani miskin.” (guntoro soewarnao)