Scroll untuk baca artikel
BeritaKhazanah

Perjalanan Dagang Rasulullah SAW: Dari Kegigihan Yatim Piatu Hingga Menjadi Pedagang Terpercaya

107
×

Perjalanan Dagang Rasulullah SAW: Dari Kegigihan Yatim Piatu Hingga Menjadi Pedagang Terpercaya

Share this article
Ilustrasi perjalanan berdagang di arab zaman Nabi Muhammad (freepik.com)
Example 468x60

ppmindonesia.com, Jakarta-Ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah hidup Rasulullah SAW. Salah satu aspek yang paling inspiratif adalah kegigihan beliau dalam berdagang sejak kecil, meskipun harus hidup dalam kondisi yatim piatu.

Perjalanan dagang Rasulullah SAW dimulai saat beliau berada dalam asuhan pamannya, Abu Thalib. Berdagang adalah profesi umum bagi penduduk Mekkah pada masa itu, dan Abu Thalib adalah salah satu pedagang yang sukses dan dihormati. Dikutip dari buku Rahasia Sukses Bisnis Khadijah Sang Istri Nabi yang ditulis oleh Khoirul Amru Harahap, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dagang pertamanya ke Syiria saat berusia 12 tahun bersama Abu Thalib.

Perjalanan ke Syiria tersebut bukanlah rencana awal Abu Thalib. Namun, melihat keponakannya yang penuh kasih sayang, Abu Thalib merasa iba dan memutuskan untuk mengajak Muhammad SAW ikut serta. Sejak kecil, Rasulullah SAW terkenal rajin dan percaya diri. Kejujuran dan integritasnya membuat beliau dikenal dengan sebutan ash-shiddiq (orang yang jujur) dan al-amin (orang yang terpercaya).

Dalam buku 14 Bagaimana Rasulullah SAW Membangun Kerajaan Bisnis karya Laode M. Kamaluddin, dijelaskan bahwa Rasulullah SAW lebih dari tiga kali melakukan perjalanan antar negara. Pengalaman ini memberikan beliau pemahaman yang mendalam tentang berbagai karakter orang sejak usia dini.

Setelah dewasa, Nabi SAW sadar bahwa pamannya bukan orang kaya dan memiliki keluarga besar yang harus dinafkahi. Oleh karena itu, beliau mulai berdagang sendiri di Kota Mekkah. Rasulullah SAW membina dirinya menjadi seorang pedagang profesional dengan reputasi dan integritas yang luar biasa, mengukir namanya di kalangan masyarakat bisnis dan kaum Quraisy.

Hingga suatu ketika, beliau bertemu dengan saudagar kaya, Khadijah. Rasulullah SAW bekerja untuk Khadijah dan melakukan perjalanan dagang ke kota Busra di Syiria serta empat kali perjalanan dagang ke Yaman. Pada masa itu, perdagangan bangsa Arab jahiliah sangat variatif. Pemilik modal bisa terlibat langsung dalam mengelola perdagangan atau hanya sebagai investor.

Bentuk perdagangan ini dikenal dengan nama muqaradah atau mudharabah, di mana pihak pertama menyediakan dana dan pihak kedua memberikan keahlian serta kemampuan manajemen.

Di tengah-tengah kehidupan bangsa Arab yang penuh dengan praktik bisnis ribawi, perbudakan, perjudian, dan minuman keras, Nabi Muhammad SAW memperkenalkan etika bisnis Islami. Ajaran beliau sangat apresiatif terhadap perdagangan yang dilandasi etika dan mengharamkan praktik ribawi. Allah SWT menghilangkan keberkahan dari harta yang diperoleh dengan cara riba, sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Baqarah  [2]: 276, 278-279).

Kisah perdagangan Rasulullah SAW tidak hanya menunjukkan kegigihan dan ketekunan, tetapi juga integritas dan kejujuran yang menjadi teladan bagi umat Islam dalam menjalankan bisnis dengan cara yang baik dan benar.(ppm)

Referensi:

Example 300250
Example 120x600