Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Azkuruni Azkurukum “Maka Ingatlah Aku, Niscaya Aku Ingat Kamu”

368
×

Azkuruni Azkurukum “Maka Ingatlah Aku, Niscaya Aku Ingat Kamu”

Share this article
Maka Ingatlah Aku, Niscaya Aku Ingat Kamu Qs. 2: 152 (ppm.doc)

ppmindonesia.com, Jakarta-Penawaran dari Allah dalam Qur’an 2:152 ini adalah sesuatu yang indah dan sangat menguntungkan:
“Ingatlah kepada-Ku, maka Aku akan ingat kepada kalian. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kalian kufur.”

Janji ini datang dari Sang Pencipta dan Pemilik alam semesta, yang memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu. Bagi siapa saja yang menjalani perintah ini, tidak ada lagi beban yang berarti dalam hidup, karena Allah berjanji akan selalu memperhatikan dan mengingat mereka.

Konteks Penawaran dalam Qur’an 2:150-152

Janji “Fazkuruni Azkurukum” bukan sekadar seruan sederhana, tetapi bagian dari rangkaian ayat-ayat yang membentuk bimbingan utuh dalam Qur’an surah Al-Baqarah.

1. Qur’an 2:150 memerintahkan untuk menghadapkan perhatian pada Masjidil Haram, yaitu pusat ibadah dan orientasi hati orang-orang beriman, di manapun mereka berada.

2.Qur’an 2:151 menegaskan bahwa Allah mengutus Rasulullah SAW untuk mencerdaskan umat dan menyempurnakan nikmat-Nya. Kecerdasan ini tidak hanya terkait dengan ilmu pengetahuan, tetapi juga pemahaman spiritual dan kualitas hidup yang lebih baik.

Maka, Qur’an 2:152 datang sebagai penutup dari rangkaian perintah ini:
Jika kita ingin nikmat Allah sempurna dan ingin hidup dengan cerdas secara spiritual, maka ingatlah kepada Allah, bersyukurlah, dan jangan sampai kufur.

Bagaimana Cara Mengingat Allah dengan Benar?

Pertanyaan penting adalah: Bagaimana caranya mengingat Allah? Tentu, mengingat Allah bukan sekadar berdiam termenung dan membayangkan sesuatu yang tak terlihat.
Allah menegaskan dalam Qur’an 6:103:
“Dia tidak dapat dijangkau oleh pandangan mata, tetapi Dia menjangkau segala penglihatan.”

Jadi, mengingat Allah berarti menyelaraskan diri dengan ajaran-Nya. Ini mencakup:

  1. Menghayati tata nilai ajaran-Nya.
  2. Mengimplementasikan ajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari.

Berpihak kepada Allah dan Menolak Ajaran Lain

Mengingat Allah berarti berpihak kepada ajaran-Nya dan menolak ajaran yang bertentangan. Ajaran ini dirangkum dalam Qur’an 30:30-32:

  1. Qur’an 30:30 memerintahkan untuk berpegang teguh kepada agama fithrah, yaitu ajaran Islam yang sesuai dengan fitrah manusia.
  2. Qur’an 30:31-32 menjelaskan tindakan konkret untuk mengingat Allah:
    • Kembali kepada Allah (munibina ilaihi).
    • Bertakwa kepada-Nya (wattaquhu).
    • Menegakkan shalat sebagai bentuk ibadah yang konsisten.
    • Tidak menjadi orang musyrik yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain.

Mengingat Allah dalam Setiap Saat

Berikut beberapa cara mengingat Allah yang diperintahkan dalam Qur’an, yaitu dengan hati, lisan, dan perbuatan yang konsisten:

  1. Qur’an 7:205
    “Ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, tanpa mengeraskan suara, pada pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.”
    • Ini adalah bentuk zikir dalam hati, tanpa perlu mengeraskan suara. Zikir ini mencakup rasa harap dan takut kepada Allah, sebagai bentuk kedekatan dan kepasrahan yang ikhlas.
    • Zikir ini dilakukan secara rutin setiap pagi dan petang, menandakan bahwa mengingat Allah harus menjadi kebiasaan sehari-hari.
  2. Qur’an 73:8
    “Sebutlah nama Tuhanmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan sepenuh hati.”
    • Ayat ini mendorong kita untuk menyebut nama Allah secara terus-menerus dan beribadah dengan ikhlas serta penuh kesungguhan. Mengingat Allah berarti menjadikan Dia sebagai prioritas utama dalam hidup dan melakukan setiap perbuatan karena-Nya.
  3. Qur’an 76:25
    “Ingatlah nama Tuhanmu pada pagi dan petang.”
    • Zikir pagi dan petang merupakan momentum penting untuk memulai dan menutup hari dengan kesadaran akan kehadiran Allah dalam hidup kita. Hal ini menjaga hati agar tidak tenggelam dalam rutinitas dunia tanpa mengingat Tuhan.

Manfaat Mengingat Allah: Terhindar dari Musyrik dan Kufur

Allah menjelaskan bahwa mengabaikan peringatan-Nya akan membawa seseorang kepada kekufuran dan bahkan bersekutu dengan setan. Dalam Qur’an 43:36 disebutkan:
“Barangsiapa yang berpaling dari peringatan Allah, Kami adakan baginya setan sebagai teman dekat.”

Orang yang berpaling dari Allah, atau tenggelam dalam pesona dunia tanpa mengingat-Nya, akan mudah terjerumus dalam kemusyrikan dan keburukan. Oleh karena itu, Allah berpesan dalam Qur’an 31:33 dan 35:5 agar manusia tidak terlalaikan oleh kehidupan dunia. Pesona dunia yang memikat—seperti harta, kekuasaan, dan kenikmatan—bisa menyesatkan jika tidak dibarengi dengan kesadaran akan Allah.

Kesimpulan: Mengingat Allah dengan Zikir dan Tindakan

Berdasarkan Qur’an 2:152 dan ayat-ayat terkait, mengingat Allah bukan hanya perkara zikir lisan, tetapi juga mencakup perilaku dan sikap hidup yang selaras dengan ajaran-Nya.

  1. Zikir hati dan lisan dilakukan secara konsisten, terutama pada pagi dan petang (Qur’an 7:205, 73:8, dan 76:25).
  2. Menegakkan shalat dan tidak terjerumus dalam kemusyrikan (Qur’an 30:30-32).
  3. Berpihak kepada ajaran Allah dan menjauhi ajaran yang bertentangan.
  4. Tidak terbuai oleh pesona kehidupan dunia dan menjaga pergaulan agar tidak terpengaruh oleh mereka yang berpaling dari Allah.

Janji Allah dalam “Fazkuruni Azkurukum” adalah penawaran yang sangat menguntungkan—ingatlah kepada-Nya, dan Dia akan mengingat kita. Ini adalah penyempurna nikmat dan sumber kekuatan spiritual yang akan menghindarkan kita dari kesulitan dan keburukan dalam hidup. Dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenang dan hidup akan terasa lebih bermakna.(husni fahro)

Example 120x600