Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Gerakan Memuji Tuhan “Fasabbih Bi Hamdi Rabbika”

138
×

Gerakan Memuji Tuhan “Fasabbih Bi Hamdi Rabbika”

Share this article
Fasabbih Bi Hamdi Rabbika: Gerakan Memuji Tuhan (ppm.doc)
Example 468x60

ppmindonesia.com- Jakarta – Istilah “fasabbih bi hamdi rabbika” (bertasbih dengan memuji Tuhanmu) sudah sering terdengar di kalangan umat Islam. Secara sepintas, banyak yang merasa sudah memahami makna frasa ini. Namun, jika kita perhatikan dengan saksama, penerjemahan makna tasbih ini belum tampak dalam kehidupan nyata umat beragama. Gerakan kehidupan yang mencerminkan bertasbih sebagaimana diajarkan Al-Qur’an tampaknya belum terwujud secara konkret.

Padahal, perintah dalam “fasabbih bi hamdi rabbika” mengandung makna gerakan kehidupan yang berpihak sepenuhnya pada Tuhan. Pujian kepada Tuhan bukan sekadar lisan, tetapi sebuah sikap yang diambil setelah pertimbangan yang matang. Dalam kehidupan sehari-hari, pujian lahir dari proses kalkulasi: seseorang memuji sesuatu atau seseorang karena telah mengidentifikasi keunggulan atau nilai yang lebih besar dalam dirinya. Dengan kata lain, memuji berarti berpihak pada sesuatu yang telah diakui keunggulannya.

Demikian pula, memuji Tuhan (tasbih) adalah bentuk keberpihakan yang nyata. Ini mengisyaratkan bahwa segala gerakan harus diarahkan dan dilandasi atas nama Tuhan, bukan demi kepentingan lain. Keberpihakan pada Allah tercermin dalam tindakan yang konsisten dengan nilai-nilai Ilahi dan menjauhi apa pun yang tidak sesuai dengan perintah-Nya.

Mengapa Tasbih Diartikan Sebagai Gerakan?

Biasanya, istilah “tasbih” diartikan sebagai “Maha Suci”, namun Al-Qur’an memberi perspektif lain tentang maknanya. Dalam Q.S. Yasin [36:40], Allah menjelaskan bahwa matahari dan bulan bergerak dalam orbit masing-masing, dan siang tidak akan mendahului malam. Firman Allah:
“Kullun fī falakiy yasbaḥūn” (masing-masing bergerak di dalam orbitnya).

Ayat ini menggunakan kata “yasbahun”, yang artinya bergerak dengan teratur. Dari sini, tasbih tidak hanya bermakna kesucian, melainkan juga gerakan terus-menerus yang harmonis dalam ketaatan terhadap aturan Tuhan. Gerakan tasbih adalah gerakan teratur yang selaras dengan hukum Allah sebagaimana bulan, matahari, dan waktu bergerak dalam ketertiban kosmik.

Dengan demikian, fasabbih bi hamdi rabbika berarti: “Bergeraklah dengan memuji Tuhanmu,” yakni bergerak dalam orbit kehidupan yang berpihak kepada Allah dan tunduk pada aturan-Nya.

Perintah dalam Surah An-Nasr: Bergerak dalam Keberpihakan pada Allah

Dalam Q.S. An-Nasr [110:3], frasa “fasabbih bi hamdi rabbika” diawali dengan huruf “fa” sebagai fa jawabiyah, menunjukkan bahwa perintah ini adalah lanjutan dari kondisi sebelumnya, yaitu ketika pertolongan Allah telah datang dan manusia berbondong-bondong masuk ke dalam Dinillah (agama Allah). Perintah ini bukan sekadar pujian lisan, melainkan ajakan untuk bergerak dengan keberpihakan yang nyata kepada Tuhan dalam seluruh aspek kehidupan.

Selain itu, ayat ini mengakhiri dengan perintah untuk memohon ampun (istighfar). Ini menegaskan bahwa setiap gerakan manusia—walaupun sudah berpihak kepada Allah—masih membutuhkan koreksi dan perbaikan. Istighfar dalam konteks ini adalah pintu untuk membuka jalan bagi perbaikan yang berkelanjutan.

Makna Tawwaba: Pintu Perbaikan Besar-Besaran

Dalam Q.S. An-Nasr [110:3], Allah menyebut diri-Nya “Tawwaba“, yang tidak hanya berarti “Yang Maha Menerima Taubat” dalam konteks individu, tetapi juga merujuk pada kesediaan Allah untuk memberikan kesempatan perbaikan dalam skala luas. Ketika banyak orang masuk ke dalam Dinillah, diperlukan penanganan dan pembenahan yang serius agar tercipta kehidupan yang lebih baik. Allah membuka peluang bagi perbaikan menyeluruh, dan tugas umat adalah bergerak dalam ketaatan kepada-Nya.

Kesimpulan: Bergeraklah dalam Orbit Kehidupan Ilahi

Dengan demikian, fasabbih bi hamdi rabbika bukan sekadar ungkapan pujian, melainkan seruan untuk membangun gerakan kehidupan yang berpihak kepada Allah. Setiap gerakan yang dilakukan harus konsisten dengan nilai-nilai Ilahi, sebagaimana alam semesta bergerak dalam orbitnya masing-masing sesuai ketetapan Allah. Memuji Allah berarti menjadikan-Nya sebagai pusat orientasi hidup, dan istighfar membuka jalan menuju perbaikan yang lebih besar.

Oleh karena itu, mari bergerak dalam orbit kehidupan yang berpihak pada Allah dan berusaha memperbaiki diri serta masyarakat melalui nilai-nilai yang dibawa oleh Dinillah. Dengan demikian, pertolongan dan perbaikan dari Allah akan terus mengalir, memberikan arah dan makna sejati bagi kehidupan umat.(husni fahro)

 

Example 120x600