ppmindonesia.com, Jakarta– Ungkapan “innal huda – hudallah” yang berarti “sesungguhnya petunjuk adalah petunjuk Allah” menegaskan bahwa hanya petunjuk dari Allah yang dapat dianggap sebagai petunjuk yang benar. Hal ini ditegaskan dalam beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya Surah Ali ‘Imran ayat 73, Surah Al-Baqarah ayat 120, dan Surah Al-An’am ayat 71. Rangkaian ayat-ayat ini memberikan pemahaman yang ketat mengenai hakikat petunjuk, agar umat Islam tidak sembarangan menerima petunjuk yang tidak berasal dari Allah.
Dalam Surah Ali ‘Imran ayat 73, umat diperintahkan untuk menyatakan bahwa petunjuk yang benar hanyalah petunjuk Allah. Ayat ini diperkuat dengan dua ayat lainnya: Surah Al-Baqarah ayat 120 dan Surah Al-An’am ayat 71, di mana Allah menggunakan frasa yang mirip untuk menunjukkan bahwa petunjuk yang sejati adalah petunjuk dari-Nya. Penegasan ini memberikan batasan yang tegas tentang apa yang dimaksud dengan petunjuk yang benar, sehingga umat diingatkan untuk tidak mengadopsi sembarang pedoman hidup.
Pernyataan-pernyataan ini saling mendukung dan membentuk rangkaian pemahaman yang kokoh. Dalam Surah Al-Furqan ayat 31, Allah menegaskan bahwa cukup Allah sebagai pemberi petunjuk. Pengulangan dan keterkaitan antara ayat-ayat ini menunjukkan maksud yang jelas: petunjuk tidak boleh dianggap sepele. Karena apa yang dianggap sebagai petunjuk akan menjadi dasar dari tindakan dan keputusan manusia, memastikan bahwa petunjuk itu berasal dari Allah menjadi hal yang amat penting.
Dengan menyadari bahwa hanya petunjuk Allah yang sejati, umat diingatkan untuk berhati-hati dalam memilih jalan hidup dan menghindari petunjuk yang tidak bersumber dari wahyu Ilahi. Hanya dengan mengikuti petunjuk dari Allah, manusia dapat mencapai kebenaran yang hakiki dan hidup sesuai dengan tujuan yang diridhai-Nya.(husni fahro)
