Scroll untuk baca artikel
Nasional

Menyiapkan Kader Pendidik dan Pemimpin Perempuan: Dialog Bersama Siswi Mu’allimat

12
×

Menyiapkan Kader Pendidik dan Pemimpin Perempuan: Dialog Bersama Siswi Mu’allimat

Share this article
M Habib Chirzin bersama dengan siswi kelas akhir, Kelas VI, Mu'allimat Muhammadiyah Yogyakarta (ppm.doc)
Example 468x60

M Habib Chirzin;  Presidium Pusat Peranserta Masyarakat (PPM) Nasional 1994 – 1998, sebagai mentor dan guru bagi para aktifis PPM

ppmindonesia.com, Jakarta- Pagi ini, Senen 11 November 2024 saya mendapatkan kehormatan menerima kunjungan dari 13 siswi kelas akhir, Kelas VI, Mu’allimat Muhammadiyah Yogyakarta, yang didampingi oleh seorang ustadzah pendamping. Kunjungan ini bertujuan sebagai bagian dari uji kompetensi mereka, sekaligus untuk memperkuat pengkaderan, keorganisasian, serta identitas kemuallimatan yang mereka emban sebagai siswi Mu’allimat.

Sebagai bagian dari uji kompetensi, kami memulai sesi dalam bentuk dialog. Saya mengawali dengan menanyakan preferensi bahasa yang mereka ingin gunakan dalam dialog—apakah bahasa Arab atau bahasa Inggris? Dengan kompak mereka memilih bahasa Inggris, sehingga kami pun melanjutkan dialog dalam bahasa tersebut, seperti halnya rombongan siswa yang pernah berkunjung pada tahun sebelumnya. Alhamdulillah, diskusi berlangsung lancar, dan saya mengapresiasi kemampuan bahasa Inggris mereka yang cukup baik untuk tingkat pendidikan menengah.

Topik dialog kami meliputi pengkaderan, keorganisasian, dan nilai-nilai kemuallimatan yang perlu mereka pahami dan terapkan. Kami mendiskusikan pentingnya berperan sebagai pendidik dan pemimpin perempuan yang mampu membimbing masyarakat serta membangun generasi yang berakhlak. Sesi ini diharapkan dapat membantu mereka memahami peran penting yang kelak mereka jalani, sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri dalam berkomunikasi menggunakan bahasa asing.

Setelah istirahat sejenak sambil menikmati hidangan ringan, saya melanjutkan dialog dengan menggunakan bahasa Indonesia. Kami berbicara lebih santai, membahas pengalaman hidup mereka selama tinggal di asrama serta keterlibatan mereka dalam program Muballigh Hijrah. Ternyata, beberapa dari mereka telah berkesempatan mengikuti program ini hingga ke luar negeri, seperti di Taipei (Taiwan), Satun (Thailand Selatan), serta beberapa tempat di Malaysia, termasuk Kedah dan Kelantan.

Pengalaman Muballigh Hijrah di berbagai negara ini menjadi bekal yang sangat berharga bagi mereka. Program ini memberikan mereka kesempatan untuk merasakan langsung beragam budaya dan kondisi sosial di luar negeri, serta belajar menyampaikan dakwah Islam dengan cara yang efektif dan bijaksana. Program ini tidak hanya mengasah keterampilan berdakwah tetapi juga memperkuat jiwa kepemimpinan dan kemandirian mereka sebagai calon pendidik dan pemimpin perempuan.

Melalui dialog ini, terlihat bahwa program Muballigh Hijrah telah memberikan dampak signifikan dalam proses pendewasaan mereka. Sebagai kader yang kelak akan berperan di tengah masyarakat, mereka tidak hanya belajar mengajarkan ilmu agama tetapi juga menerapkan nilai-nilai Islam dalam interaksi sehari-hari, baik di lingkungan yang familiar maupun asing.

Semoga pengalaman ini menjadi bekal yang bermanfaat bagi mereka, menguatkan semangat mereka dalam melanjutkan perjuangan dakwah, dan membimbing mereka menjadi kader pendidik dan pemimpin perempuan yang amanah serta berdaya saing. Harapan kami, mereka kelak mampu mengemban peran sebagai penggerak dalam membangun generasi yang memiliki akhlak mulia serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemuallimatan. (m habib chirzin)

Example 300250
Example 120x600