Scroll untuk baca artikel
BeritaDaerah

Kota Bogor: Kota Hujan yang Kaya Sejarah

78
×

Kota Bogor: Kota Hujan yang Kaya Sejarah

Share this article
Example 468x60

ppmindonesia.com, JakartaKota Bogor, dalam bahasa Belanda dikenal dengan nama Buitenzorg (berarti “tanpa kecemasan” atau “aman tentram”), merupakan sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berjarak sekitar 59 km di selatan Jakarta dan menjadi enklave dari Kabupaten Bogor. Pada tahun 2024, Kota Bogor memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.137.859 jiwa dengan tingkat kepadatan mencapai 10.208 jiwa per kilometer persegi.

Julukan Kota Hujan

Bogor dijuluki sebagai Kota Hujan karena curah hujannya yang sangat tinggi. Kota ini terdiri atas enam kecamatan yang terbagi lagi menjadi 68 kelurahan. Sejak masa kolonial, Bogor menjadi pusat perhatian, baik karena letaknya yang strategis maupun keindahan alamnya.

Sejarah Kota Bogor

Sejarah Bogor dimulai jauh sebelum era kolonial. Pada abad ke-5 Masehi, Bogor merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Tarumanagara, dengan Raja Purnawarman sebagai penguasanya. Selanjutnya, berbagai kerajaan memilih bermukim di wilayah ini karena lokasinya yang strategis, subur, dan mudah bertahan dari ancaman serangan.

Pada masa Kerajaan Sunda, Bogor menjadi ibu kota dari Kerajaan Pajajaran, yang dipimpin oleh Prabu Siliwangi. Berdasarkan prasasti Batutulis, diketahui bahwa Prabu Surawisesa pernah berkuasa di sini. Hari penobatan Prabu Siliwangi sebagai Raja Susuhunan Pajajaran pada 3 Juni 1482 diabadikan sebagai Hari Jadi Kota dan Kabupaten Bogor, yang ditetapkan secara resmi pada tahun 1973 dan dirayakan setiap tahunnya hingga kini.

Bogor di Era Kolonial

Pada masa penjajahan Belanda, Bogor dikenal sebagai Buitenzorg. Kota ini menjadi salah satu staads gemeente (kota administratif) di bawah prinsip desentralisasi modern, dengan wali kota atau burgermeester sebagai pemimpin pemerintahan lokal.

Ketika Jepang menguasai Indonesia, sistem pemerintahan di Bogor mengalami perubahan. Istilah-istilah Belanda diganti, seperti keresidenan menjadi Syoeoe, kabupaten menjadi Ken, dan kota administratif menjadi Si. Setelah Indonesia merdeka, Kota Bogor secara resmi ditetapkan sebagai wilayah administratif yang terpisah dari Kabupaten Bogor pada tahun 1950 berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950.

Nama Kota Bogor berubah beberapa kali:

  1. Kota Besar Bogor (setelah pengakuan kedaulatan Indonesia pada 1950).
  2. Kota Praja Bogor (1957, sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957).
  3. Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor (Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965).

Peran Penting Gubernur Jenderal Raffles

Selama era kekuasaan Inggris, Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles memegang peran penting dalam membangun Bogor. Ia merenovasi Istana Bogor dan menjadikan sebagian tanahnya sebagai Kebun Raya Bogor, yang hingga kini menjadi ikon wisata sejarah dan pendidikan.

Asal Usul Nama Bogor

Terdapat beberapa versi mengenai asal-usul nama Bogor:

  1. Nama “Bogor” diduga berasal dari kata Buitenzorg yang diberikan oleh penjajah Belanda.
  2. Versi lain menyebutkan bahwa nama ini berasal dari kata “Bahai” (berarti sapi) karena terdapat patung sapi di Kebun Raya Bogor.
  3. Pendapat lain mengaitkan nama Bogor dengan kata “Bokor”, yaitu tunggul pohon aren (kawung).
  4. Ada juga catatan Belanda yang menyebut “Hoofd van de Negorij Bogor” yang berarti “Kepala Kampung Bogor.”

Kota Sejarah dan Pariwisata

Bogor tidak hanya memiliki sejarah panjang, tetapi juga menjadi destinasi wisata yang menarik. Perencanaan tata kota oleh Gubernur Jenderal Baron van Imhoff pada tahun 1872 dan renovasi yang dilakukan oleh Raffles menjadikan Bogor tempat istimewa. Keindahan alam, warisan budaya, dan kebun raya menjadikan kota ini layak disebut sebagai pusat sejarah sekaligus tempat peristirahatan yang menenangkan.

Dengan warisan sejarahnya yang kaya, Kota Bogor terus berkembang, menjaga identitasnya sebagai Kota Hujan sekaligus pusat kebudayaan dan sejarah di Jawa Barat. (asyary)

Example 120x600