ppmindonesisa.com, Jakarta– Al-Qur’an menyampaikan sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan pesan ketabahan dalam menghadapi berbagai tantangan yang muncul dari pihak yang tidak menghendaki suksesnya misi kerasulan. Dalam hal ini, Allah memberikan nasihat kepada Rasulullah SAW agar tetap tegar dalam menghadapi penolakan dan cemoohan yang datang dari kaumnya. Berikut beberapa ayat yang memberikan gambaran terkait:
1.Pesan Keteguhan dalam Menghadapi Penolakan
Allah berfirman:
“Dan jika keberpalingan mereka terasa berat bagimu (Muhammad), maka sekiranya engkau dapat membuat lubang di bumi atau tangga ke langit lalu engkau dapat mendatangkan mukjizat kepada mereka, (maka buatlah). Dan sekiranya Allah menghendaki, tentu Dia jadikan mereka semua mengikuti petunjuk, sebab itu janganlah sekali-kali engkau termasuk orang-orang yang bodoh.” (QS Al-An’am: 6:35)
Ayat ini mengingatkan Rasulullah bahwa petunjuk adalah kehendak Allah semata, dan meskipun berat, Rasulullah diminta untuk tidak bersedih hati terhadap penolakan tersebut.
2.Keikhlasan dalam Menyampaikan Risalah
“Maka boleh jadi engkau (Muhammad) hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan dadamu sempit karenanya, karena mereka akan mengatakan, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya harta (kekayaan) atau datang bersamanya malaikat?” Sungguh, engkau hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu.” (QS Hud: 11:12)
Ayat ini menegaskan bahwa Rasulullah hanyalah seorang pemberi peringatan, dan keberhasilan dakwah tidak bergantung pada tuntutan duniawi dari kaum yang menentang.
3.Mengatasi Kesedihan Akibat Cemoohan
“Maka jangan sampai ucapan mereka membuat engkau (Muhammad) bersedih hati. Sungguh, Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.” (QS Yasin: 36:76)
Allah menghibur Rasulullah agar tidak bersedih hati terhadap cemoohan mereka, karena segala sesuatu yang tersembunyi maupun yang nyata diketahui oleh Allah.
4.Batasan Tugas Rasulullah
“Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan engkau (Muhammad) bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka berilah peringatan dengan Al-Qur’an kepada siapa pun yang takut kepada ancaman-Ku.” (QS Qaf: 50:45)
Ayat ini memperjelas bahwa tugas Rasulullah hanyalah menyampaikan peringatan. Hidayah adalah urusan Allah, dan Al-Qur’an menjadi sarana utama untuk menyampaikan peringatan.
Ayat-ayat ini menunjukkan beratnya tantangan yang dihadapi oleh Rasulullah SAW dan para pejuang risalah. Namun, di balik itu semua, terdapat dorongan kuat untuk terus bersabar dan bertawakal kepada Allah. Semua tantangan ini adalah bagian dari ujian keimanan, dan risalah yang dibawa Rasulullah bertujuan untuk menyatakan bahwa segala sesuatu dalam kehidupan ini didasarkan pada ad-Din fithratallah – agama yang menjadi fitrah manusia. Hal ini ditegaskan dalam ayat berikut:
“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama, meskipun orang-orang musyrik membencinya.” (QS At-Taubah: 9:33)
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); sesuai fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS Ar-Rum: 30:30)
Setelah memahami betapa beratnya tantangan tersebut, penting bagi setiap muslim untuk meneguhkan hati dan setia pada aturan yang ada dalam Al-Qur’an. Tidak ada alasan bagi orang beriman untuk tidak tunduk patuh, kecuali bagi mereka yang bebal dan tidak memahami perjuangan Rasulullah dan para pengikutnya.
Allah juga mengingatkan kita tentang semangat dan keimanan para pejuang yang tidak gentar terhadap cemoohan:
1.Kebaikan di Dunia dan Akhirat
“Dan betapa banyak nabi yang berperang bersama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak patah semangat, dan tidak (pula) menyerah. Allah mencintai orang-orang yang sabar. Dan tidak ada doa mereka selain ucapan, “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami, dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” Maka Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS Ali ‘Imran: 3:146-148)
2.Keteguhan Iman
“Wahai orang-orang yang beriman! Barang siapa di antara kamu murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin, tetapi bersikap tegas terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.” (QS Al-Ma’idah: 5:54)
Refleksi Diri
Lalu, bagaimana dengan kita sendiri? Apakah kita telah memiliki kesadaran dan kesungguhan seperti yang dimiliki oleh orang-orang yang telah dijanjikan kebaikan di dunia dan akhirat? Bukankah umat Islam senantiasa memohon kebaikan dunia dan akhirat dalam setiap doa mereka?
Doa yang sering kita panjatkan ini telah dijawab dalam Al-Qur’an:
- “Dan tetapkanlah bagi kami kebaikan di dunia dan di akhirat, karena kami kembali (bertaubat) kepada Engkau.” (QS Al-A’raf: 7:156)
- “Dan di antara mereka ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.” (QS Al-Baqarah: 2:201)
Dalam ayat-ayat ini, Allah telah menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh orang yang berharap kebaikan dunia dan akhirat:
- Tetap sabar dan istiqamah dalam menjalankan syariat-Nya.
- Bertawakal sepenuhnya kepada Allah.
- Memanfaatkan Al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam setiap aspek kehidupan.
Semoga kita termasuk golongan yang diberikan keteguhan hati, keberanian, dan keikhlasan dalam menjalankan risalah Islam, sehingga kita meraih kebaikan di dunia dan akhirat sebagaimana yang Allah janjikan.(husni fahro)