Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Kewaspadaan terhadap “ya’budullaha ‘alaa harfin”

2
×

Kewaspadaan terhadap “ya’budullaha ‘alaa harfin”

Share this article
Example 468x60

ppmindonesia.com, JakartaQur’an 22:11 memberikan sebuah peringatan yang sangat penting bagi manusia agar tidak menjadi hamba Allah yang mengabdi hanya secara harfiah, atau dengan kata lain, “ya’budullaha ‘alaa harfin”. Ayat ini menggambarkan tipe manusia yang pengabdiannya kepada Allah sangat dangkal, rapuh, dan bersyarat. Orang seperti ini hanya bersedia beribadah dan mendekat kepada Allah selama keadaan hidupnya menyenangkan dan menguntungkan. Namun, ketika menghadapi kesulitan, tantangan, atau cobaan, ia akan mundur, berbalik, atau bahkan berpaling dari Allah.

Allah menyebut orang seperti ini sebagai orang yang rugi di dunia dan di akhirat, karena keimanannya tidak kokoh. Di dunia, ia tidak akan mendapatkan ketenangan sejati karena pengabdiannya bergantung pada kondisi. Di akhirat, ia kehilangan keselamatan karena tidak menjalankan pengabdian secara totalitas.

Bagaimana agar tidak menjadi orang yang mengabdi hanya secara harfiah?

Untuk menghindari posisi ini, Qur’an memberikan panduan yang sangat jelas, seperti dalam Qur’an 2:208, yang menyeru:
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya, ia adalah musuh yang nyata bagimu.”

Ayat ini mengajarkan bahwa keselamatan hanya bisa diraih melalui pengabdian yang total, tidak setengah-setengah. Pengabdian kepada Allah yang kaffah berarti menerima Islam secara utuh, menjalankan ajaran-Nya dalam setiap aspek kehidupan—baik ibadah, akhlak, muamalah, maupun keputusan-keputusan hidup.

Program Praktis untuk Mencapai Islam Kaffah

  1. Penguatan Tauhid dan Keyakinan
    Memahami dan meyakini bahwa Allah adalah Rabb yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana, sehingga segala ketetapan-Nya adalah untuk kebaikan hamba-Nya. Keyakinan ini akan menanamkan kesabaran saat menghadapi cobaan dan rasa syukur saat menerima nikmat.
  2. Pemahaman Mendalam tentang Islam
    Belajar secara aktif melalui Al-Qur’an, Hadis, dan bimbingan ulama untuk memahami ajaran Islam secara menyeluruh, sehingga keimanan tidak hanya bersifat emosional atau ritual, tetapi juga berbasis ilmu yang kokoh.
  3. Pembiasaan Amal Shalih dalam Segala Keadaan
    • Dalam kondisi mudah, perbanyak amal seperti sedekah, ibadah sunnah, dan membantu sesama.
    • Dalam kondisi sulit, perkuat tawakal, sabar, dan tetap menjalankan kewajiban kepada Allah tanpa putus.
  4. Komunitas dan Lingkungan yang Mendukung
    Bergabunglah dengan komunitas yang saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran. Lingkungan yang baik akan menguatkan iman dan menumbuhkan semangat untuk terus istiqamah dalam mengabdi kepada Allah.
  5. Muhasabah dan Doa
    Lakukan introspeksi diri secara rutin untuk mengukur sejauh mana pengabdian kita kepada Allah. Mohonlah kepada-Nya agar diberikan kekuatan untuk menjadi hamba yang istiqamah dan kaffah.

Kewaspadaan terhadap peringatan Qur’an 22:11 harus menjadi perhatian serius bagi setiap Muslim. Pengabdian yang bersifat harfiah hanya akan membawa kerugian di dunia dan di akhirat. Sebagai gantinya, kita harus mengupayakan pengabdian yang total, sebagaimana diperintahkan dalam Qur’an 2:208, dengan memasuki Islam secara kaffah. Dengan langkah-langkah yang tepat, pengabdian ini dapat diwujudkan, sehingga kita menjadi hamba Allah yang kokoh keimanannya, siap menghadapi ujian dunia, dan mendapatkan keselamatan di akhirat. (husni fahro)

Example 120x600