Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Rahmat Allah: Karunia Terbesar yang Melampaui Segala Kekayaan Dunia”.

270
×

Rahmat Allah: Karunia Terbesar yang Melampaui Segala Kekayaan Dunia”.

Share this article
https://www.freepik.com

ppmindonesia.com, JakartaAl-Qur’an surah Az-Zukhruf ayat 32 mengawali pernyataannya dengan sebuah pertanyaan retoris, menegaskan bahwa Allah-lah yang membagi kehidupan bagi umat manusia. Dia meninggikan derajat sebagian atas sebagian yang lain agar mereka saling memberdayakan. Pada bagian akhir ayat tersebut dinyatakan bahwa “Rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa saja yang mereka kumpulkan.”

Ketika mendengar pernyataan “Rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa saja yang mereka kumpulkan,” bisa muncul pertanyaan: seperti apa gerangan rahmat Allah itu sehingga dinyatakan lebih baik dari segala harta kekayaan yang manusia miliki? Bagi manusia pada umumnya, terutama mereka yang hidup bergelimang harta dan merasa bahwa kekayaan mereka mampu menjamin segala kebutuhan bahkan hingga keturunan mereka, sulit untuk memahami nilai rahmat Allah. Hal ini diperkuat oleh kebiasaan sebagian manusia yang berbuat curang dan merasa dirinya kaya raya, sebagaimana diingatkan dalam Al-Qur’an surah Al-‘Alaq ayat 6-7: “Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.”

Untuk memahami keutamaan rahmat Allah yang disebutkan dalam Az-Zukhruf ayat 32, terlebih dahulu perlu merenungi pernyataan dalam Al-Qur’an surah Al-Ma’idah ayat 36, Ar-Ra’d ayat 18, dan Az-Zumar ayat 47, serta Ali ‘Imran ayat 91. Dalam ayat-ayat tersebut dinyatakan bahwa sekalipun orang-orang kafir atau zalim memiliki segala yang ada di bumi, bahkan emas sepenuh bumi sekalipun, untuk menebus diri dari siksa neraka, tetap tidak akan diterima. Pernyataan ini menunjukkan betapa besar nilai rahmat Allah atas keimanan, karena orang beriman bebas dari azab neraka tanpa harus memiliki segala apa yang ada di bumi atau emas sepenuh bumi sebagai tebusan.

Keberuntungan hidup dalam keimanan tergambar jelas dalam Al-Qur’an surah Yunus ayat 58: “Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” Ayat ini menegaskan bahwa rahmat Allah menempati posisi tertinggi dalam perolehan nilai kehidupan manusia. Bahkan, jika dibandingkan dengan pernyataan Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 83, “Kalau bukan karena karunia dan rahmat Allah atasmu, tentulah kamu mengikuti setan kecuali sebagian kecil saja di antaramu,” maka menjadi jelas bahwa rahmat Allah merupakan pelindung utama manusia dari siasat jahat setan.

Menurut Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 75, orang-orang kafir berada di bawah kepemimpinan setan. Jika bukan karena rahmat Allah, maka sebagian besar umat manusia akan menjadi pengikut setan. Hal ini semakin ditegaskan dalam Al-Qur’an surah An-Nur ayat 14, “Jika bukan karena karunia dan rahmat Allah atasmu, niscaya kamu akan mendapatkan azab yang besar di dunia dan di akhirat atas apa yang telah kamu lakukan.” Bahkan dalam ayat berikutnya, An-Nur ayat 21, dinyatakan, “Kalau bukan karena karunia dan rahmat Allah atasmu, niscaya tidak seorang pun dari kamu akan bersih selama-lamanya.”

Ayat-ayat ini menyoroti betapa gentingnya hidup manusia tanpa rahmat Allah. Ketika rahmat Allah tidak hadir, manusia akan terjebak dalam kekhawatiran, konflik, dan kehampaan makna. Kondisi ini memerlukan kalkulasi yang rumit terhadap segala tindakan untuk memastikan ketersediaan kebutuhan dan mencegah dampak buruk dari kecenderungan jahat pada setiap jiwa manusia. Sebaliknya, jika masyarakat dirahmati Allah, kedamaian dan kesejahteraan akan tercipta dengan mudah.

Untuk meraih rahmat Allah, Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 204 memberikan pesan penting: “Apabila Al-Qur’an dibacakan, maka dengarkanlah dengan seksama dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.” Selain itu, ketika membaca Al-Qur’an, dianjurkan untuk memohon perlindungan kepada Allah dari gangguan setan, sebagaimana disebutkan dalam ayat sebelumnya.

Dalam kehidupan dunia ini, belum pernah terdengar ada seseorang yang mampu menghimpun kekayaan setara dengan nilai emas sepenuh bumi. Namun, Al-Qur’an surah Ali ‘Imran ayat 91 mengingatkan bahwa bahkan kekayaan sebesar itu tidak akan mampu menebus siksa neraka. Hal ini menegaskan bahwa emas sepenuh bumi sekalipun tidak lebih bernilai dibandingkan keimanan. Sebab, negeri akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an surah Al-‘Ankabut ayat 64: “Dan sesungguhnya kehidupan akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya.”

Dengan demikian, rahmat Allah adalah karunia terbesar yang harus diupayakan oleh setiap manusia. Kehendak untuk meraih rahmat-Nya mestinya menjadi prioritas utama dalam setiap tindakan dan pilihan hidup. Keberhasilan hidup tidak diukur dari harta yang dikumpulkan, tetapi dari keberhasilan meraih rahmat Allah yang menjamin kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat. (husni fahro)

Example 120x600