ppmindonesia.com. Jakarta – Dalam menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim, sering kali muncul pertanyaan fundamental: apakah kita telah benar-benar mengamalkan Islam secara kaffah (menyeluruh) atau hanya mengambil sebagian saja yang kita anggap sesuai dengan kepentingan atau kenyamanan pribadi?
Pertanyaan ini tidak hanya menyentuh aspek ibadah, tetapi juga cara kita memandang kehidupan, berinteraksi dengan sesama, dan menghadapi tantangan zaman.
Islam sebagai Jalan Hidup yang Kaffah
Allah SWT dengan tegas memerintahkan umat-Nya untuk memasuki Islam secara kaffah, seperti yang disebutkan dalam Surah Al-Baqarah (2:208): “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” Ayat ini menjadi pedoman bagi setiap Muslim untuk menjadikan Islam sebagai landasan dalam seluruh aspek kehidupan, mulai dari spiritual, sosial, hingga ekonomi.
Islam kaffah berarti tidak memilah-milih ajaran yang ingin diterapkan. Dalam konteks ibadah, misalnya, seorang Muslim tidak cukup hanya menjalankan shalat lima waktu, tetapi juga harus menjaga kejujuran, memenuhi janji, dan menjauhi tindakan yang dilarang.
Dalam aspek sosial, Islam mengajarkan untuk bersikap adil, saling menghormati, dan membantu yang membutuhkan tanpa melihat latar belakang. Prinsip ini menunjukkan bahwa Islam bukan hanya agama ritual, tetapi juga pedoman moral yang melingkupi seluruh dimensi kehidupan.
Dilema Seorang Muslim: Antara Prinsip dan Realitas
Namun, di tengah dunia modern yang penuh dengan kompleksitas, seorang Muslim sering dihadapkan pada dilema. Tekanan ekonomi, tuntutan pekerjaan, dan pengaruh budaya global sering kali membuat seseorang tergoda untuk mengkompromikan prinsip-prinsip Islam.
Misalnya, dalam dunia bisnis, ada yang merasa sulit untuk menghindari praktik riba atau menjaga etika dalam persaingan. Dalam kehidupan sehari-hari, ada pula yang memilih untuk menyesuaikan nilai-nilai Islam dengan norma masyarakat yang bertentangan dengan syariat.
Dilema ini semakin diperparah dengan adanya pandangan yang salah tentang Islam itu sendiri. Ada yang menganggap bahwa cukup dengan menjalankan sebagian ajaran agama, seperti shalat dan puasa, maka seorang Muslim sudah dianggap menjalani Islam secara utuh. Padahal, Islam menuntut keterpaduan antara keyakinan, ucapan, dan perbuatan.
Konsekuensi Memilih Sebagian
Memilih untuk mengamalkan Islam hanya sebagian memiliki konsekuensi yang signifikan. Pertama, hal ini dapat melemahkan iman seseorang. Sebagaimana yang disebutkan dalam Surah Al-Hajj (22:11), ada orang yang menyembah Allah di pinggir; jika mendapat kebaikan, ia merasa tenang, tetapi jika mendapat ujian, ia berpaling. Sikap ini menunjukkan kurangnya kestabilan iman karena tidak sepenuhnya memahami ajaran Islam.
Kedua, menjalani Islam secara parsial dapat menciptakan ketidakseimbangan dalam kehidupan. Ketika seseorang hanya fokus pada aspek spiritual tetapi mengabaikan aspek sosial, ia berisiko menjadi individu yang tidak peka terhadap lingkungan sekitar. Sebaliknya, jika hanya menekankan aspek sosial tanpa memperhatikan hubungan dengan Allah, maka ia kehilangan landasan moral yang kokoh.
Menuju Islam yang Kaffah
Untuk keluar dari dilema ini, seorang Muslim perlu kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber utama ajaran Islam. Pemahaman yang mendalam tentang Islam harus diiringi dengan upaya yang nyata untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah langkah-langkah praktis yang dapat diambil:
- Memperkuat Pemahaman Agama: Mengikuti kajian, membaca literatur Islam, dan berdiskusi dengan ulama yang kredibel dapat membantu seorang Muslim memahami Islam secara menyeluruh.
- Mengintegrasikan Nilai Islam dalam Kehidupan: Mulailah dengan hal-hal kecil, seperti menjaga kejujuran di tempat kerja, menghormati orang tua, dan berbagi dengan sesama.
- Bersikap Konsisten dan Istiqamah: Konsistensi adalah kunci untuk menjalani Islam secara kaffah. Meskipun tantangan selalu ada, seorang Muslim harus berusaha untuk tetap teguh pada prinsip.
- Bersandar kepada Allah: Memohon petunjuk dan kekuatan kepada Allah melalui doa dan ibadah akan membantu menghadapi berbagai godaan dan tantangan.
Kehidupan seorang Muslim tidak terlepas dari dilema antara menjalani Islam secara kaffah atau hanya mengambil sebagian. Namun, dengan memahami bahwa Islam adalah jalan hidup yang holistik dan menyeluruh, seorang Muslim dapat menghadapi tantangan zaman dengan lebih baik. Islam kaffah bukan hanya tentang menjalankan ibadah ritual, tetapi juga tentang membangun kehidupan yang selaras dengan nilai-nilai Ilahi. Dengan demikian, seorang Muslim tidak hanya menjadi individu yang taat, tetapi juga membawa dampak positif bagi masyarakat dan dunia secara keseluruhan. (husni fahro)