Scroll untuk baca artikel
BeritaNasional

Bom Waktu Meledak di Kemendikti Saintek, Protes Pegawai Guncang Kabinet

232
×

Bom Waktu Meledak di Kemendikti Saintek, Protes Pegawai Guncang Kabinet

Share this article
Spanduk berisi protes terpasang di depan Kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), Senayan, Jakarta, Senin (20/1/2025). Foto/X Iman Zanatul Haeri

ppmindonesia.com, Jakarta – Hari Senin, 20 Januari 2025, menjadi momen yang mengguncang Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) sekaligus menjadi ujian besar bagi kabinet Presiden Prabowo Subianto. Ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) menggelar aksi protes besar-besaran di depan kantor kementerian di Jalan Pintu Senayan, Jakarta. Dengan mengenakan pakaian serba hitam dan melantunkan lagu Indonesia Raya, mereka menyuarakan ketidakpuasan terhadap Menteri Satryo Soematri Brodjonegoro yang dinilai arogan, sewenang-wenang, dan tidak adil.

Spanduk-spanduk dengan tulisan yang tajam dan emosional memenuhi halaman kementerian, menyampaikan pesan protes dengan jelas. Di antaranya tertulis: “Pak Presiden, selamatkan kami dari menteri pemarah, suka main tampar, dan main pecat” serta “Kami ASN dibayar oleh negara, bekerja untuk negara, bukan babu keluarga.” Selain itu, tudingan turut diarahkan kepada keluarga Menteri Satryo, yang dianggap terlalu campur tangan dalam pengelolaan kementerian, seolah institusi ini adalah perusahaan pribadi.

Puncak keresahan ini dipicu oleh pemecatan sepihak seorang pegawai bernama Neni Herlina, yang menjabat sebagai Pranata Humas Ahli Muda sekaligus Penanggung Jawab Rumah Tangga di kementerian tersebut.

Pemecatan ini, yang disebut tidak melalui prosedur yang benar, menjadi simbol ketidakadilan di mata para pegawai. Neni mengungkapkan bahwa pemecatan dirinya bermula dari masalah kecil, yakni penggantian meja di ruang kerja menteri, yang dianggap belum memenuhi standar.

Dalam pernyataannya, Neni mengaku diusir secara verbal oleh Menteri Satryo tanpa ada surat keputusan resmi. Ia diperintahkan mengemasi barang-barangnya dan meninggalkan kementerian, sebuah perlakuan yang disebutnya tidak manusiawi dan melanggar hak asasi. “Saya tidak ingin ada Neni-Neni lain yang diperlakukan seperti ini,” ungkapnya dengan penuh harap agar kasus ini menjadi pelajaran.

Ketua Paguyuban Pegawai Kemendikti Saintek, Suwitno, menegaskan bahwa aksi ini adalah bentuk perlawanan terhadap tata kelola kementerian yang buruk dan gaya kepemimpinan Menteri yang dianggap otoriter. Menurutnya, tindakan Menteri Satryo melanggar prosedur disiplin ASN, yang seharusnya mengedepankan transparansi dan keadilan dalam menyelesaikan persoalan internal.

Protes ini mencerminkan adanya bom waktu yang akhirnya meledak di Kemendikti Saintek. Ketegangan dan ketidakpuasan yang selama ini terpendam kini mencuat ke permukaan. Fakta bahwa pegawai yang profesional dan terdidik sampai turun ke jalan adalah tanda adanya persoalan besar dalam tata kelola kementerian.

Kemendikti Saintek, sebagai lembaga strategis yang menangani pendidikan tinggi dan teknologi, seharusnya menjadi simbol kemajuan dan integritas. Namun, konflik internal yang melibatkan dugaan arogansi dan ketidakadilan justru merusak citra kementerian ini. Terlebih, insiden ini terjadi di masa 100 hari kerja pertama kabinet Presiden Prabowo, yang semestinya menjadi masa menunjukkan visi besar Asta Cita pemerintah.

Sekretaris Jenderal Kemendikti Saintek, Togar M. Simatupang, menanggapi aksi ini dengan menyatakan bahwa kementerian masih membuka ruang dialog untuk mencari solusi terbaik. Namun, bagi para pegawai yang kecewa, pernyataan ini dianggap belum cukup untuk mengatasi keresahan yang telah memuncak.

Aksi protes ini memberikan sinyal kuat kepada pemerintah bahwa pembenahan tata kelola kementerian adalah hal yang mendesak. Jika konflik ini terus dibiarkan, tidak hanya akan merusak kredibilitas Kemendikti Saintek, tetapi juga mencoreng kepercayaan publik terhadap komitmen kabinet dalam menciptakan pemerintahan yang adil dan profesional.

Kini, bola panas ada di tangan Presiden Prabowo Subianto. Langkah tegas dan bijak sangat diperlukan untuk menyelesaikan persoalan ini, memastikan keadilan bagi pegawai, sekaligus mengembalikan fokus Kemendikti Saintek kepada tugas utamanya: memajukan pendidikan tinggi, sains, dan teknologi di Indonesia. (asyary)

Example 120x600