Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Dari Harta ke Warisan: Membangun Keluarga yang Tangguh dan Bermartabat

269
×

Dari Harta ke Warisan: Membangun Keluarga yang Tangguh dan Bermartabat

Share this article
Keluarga merupakan pondasi utama sebuah masyarakat yang kuat dan bermartabat(foto frefpik.com)

ppmindonesia.com. Jakarta – Keluarga merupakan pondasi utama sebuah masyarakat yang kuat dan bermartabat. Al-Qur’an mengingatkan pentingnya tanggung jawab terhadap generasi penerus agar mereka tidak menjadi lemah, baik secara fisik, spiritual, maupun moral, sebagaimana tercantum dalam QS An-Nisa’ [4]:9.

Pesan ini menjadi peringatan penting agar manusia tidak hanya memikirkan kelangsungan hidup mereka sendiri, tetapi juga mempersiapkan generasi masa depan yang tangguh dan berakhlak mulia.

Harta: Berkah atau Ujian?

Harta sering kali menjadi fokus utama dalam kehidupan manusia. Dalam QS Ali Imran [3]:14, Allah menggambarkan bahwa kecintaan manusia terhadap harta, keluarga, dan kemewahan dunia adalah sesuatu yang melekat secara alami.

Harta dapat menjadi berkah ketika digunakan dengan benar, seperti untuk memenuhi kebutuhan keluarga, membantu sesama, dan mendukung tujuan yang bermanfaat. Namun, harta juga dapat berubah menjadi ujian berat apabila kecintaan terhadapnya melampaui batas.

Allah memperingatkan bahaya menjadikan harta sebagai tujuan utama kehidupan. Dalam QS At-Taubah [9]:24, cinta yang berlebihan terhadap harta dan keluarga, melebihi cinta kepada Allah, dapat membawa manusia ke dalam kebinasaan. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa harta hanyalah amanah yang harus dikelola dengan adil dan bijaksana untuk kemaslahatan dunia dan akhirat.

Warisan: Sumber Kekuatan atau Konflik?

Dalam QS An-Nisa’ [4]:9-11, Allah memberikan pedoman jelas tentang pembagian warisan untuk mencegah perselisihan dan menjaga keadilan dalam keluarga. Sayangnya, dalam praktiknya, pembagian warisan sering menjadi sumber konflik yang dapat merusak hubungan keluarga.

Kecintaan yang berlebihan terhadap harta sering kali memicu perpecahan, merusak martabat keluarga, dan mengakibatkan kehancuran nilai-nilai spiritual.

Pembagian warisan yang adil, sesuai dengan syariat, adalah salah satu cara untuk menjaga keharmonisan keluarga. Hal ini juga menjadi bentuk ketaatan kepada Allah, yang menegaskan bahwa hukum-Nya dirancang untuk kebaikan manusia. Keadilan dalam pengelolaan harta warisan tidak hanya melindungi hak individu, tetapi juga memastikan keberlangsungan kehormatan dan kesejahteraan keluarga.

Membangun Generasi Tangguh: Lebih dari Sekadar Harta

QS An-Nisa’ [4]:9 memberikan pesan mendalam bahwa meninggalkan generasi yang lemah merupakan bentuk kelalaian yang harus dihindari. Kelemahan generasi penerus tidak hanya berkaitan dengan kurangnya harta, tetapi juga lemahnya akhlak, iman, dan pengetahuan.

Membangun generasi tangguh membutuhkan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan duniawi dan pendidikan spiritual. Cerdas dalam mengelola harta harus disertai dengan kecerdasan religius, yang menjadi benteng keimanan dalam menghadapi tantangan kehidupan. QS Al-Qashash [28]:77 menegaskan pentingnya memprioritaskan urusan akhirat tanpa mengabaikan kewajiban di dunia.

Pesan Kewaspadaan: Warisan Nilai dan Akhlak

Selain warisan harta, warisan nilai-nilai agama dan akhlak mulia adalah bekal terbaik bagi generasi penerus. Dalam QS At-Tahrim [66]:6, Allah memperingatkan pentingnya menjaga diri dan keluarga dari api neraka dengan menanamkan nilai-nilai ketaatan kepada-Nya.

Pendidikan agama dan akhlak yang kuat akan memastikan anak-anak dan cucu-cucu kita memiliki pijakan yang kokoh untuk menghadapi tantangan dunia sekaligus meraih keselamatan di akhirat.

Warisan Kehormatan untuk Masa Depan

Harta dan warisan bukanlah tujuan akhir, melainkan sarana untuk membangun keluarga yang tangguh dan bermartabat. Dengan pengelolaan yang adil dan bijaksana, harta dapat menjadi berkah yang memperkuat hubungan keluarga dan mendukung kesejahteraan generasi mendatang.

Lebih dari itu, warisan nilai-nilai agama dan moralitas adalah investasi terbaik untuk masa depan. Sebagai orang tua dan pemimpin keluarga, tanggung jawab kita bukan hanya memastikan kecukupan materi, tetapi juga menanamkan kecerdasan religius, akhlak mulia, dan rasa tanggung jawab yang kuat.

Semoga kita semua mampu meninggalkan warisan yang tidak hanya berupa harta, tetapi juga nilai-nilai yang akan membentuk generasi penerus yang tangguh, bermartabat, dan beriman. Dengan begitu, pesan kewaspadaan dari QS An-Nisa’ [4]:9 dapat menjadi pendorong bagi kita untuk terus memperbaiki diri dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik bagi keluarga kita.(husni fahro)

Example 120x600