ppmindonesia.com, Bekasi – Kegagalan proyek budidaya udang vaname di Muaragembonghttps://ppmindonesia.com/index.php/2025/02/08/revitalisasi-tambak-muaragembong-pelajaran-dari-kegagalan-udang-vaname/, Kabupaten Bekasi, menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor perikanan.
Setelah mengalami kebangkrutan, tambak-tambak udang vaname yang terbengkalai kini akan direvitalisasi.
Pemerintah Kabupaten Bekasi berencana untuk mengubah lahan-lahan tambak yang tidak produktif menjadi lahan yang dapat dimanfaatkan kembali.
Langkah ini diharapkan dapat mengembalikan kejayaan Muaragembong sebagai sentra perikanan, sekaligus memberikan solusi bagi para petambak yang terdampak kegagalan udang vaname.
“Kita akan lakukan revitalisasi terhadap lahan-lahan tambak yang memang sudah tidak produktif,” ujar Iman Santoso, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Bekasi. “Kurang lebih ada 10.000 hektar lahan yang akan kita revitalisasi, dan ini akan kita lakukan secara bertahap.”
Revitalisasi tambak ini akan difokuskan pada perbaikan infrastruktur, penyediaan bibit ikan yang berkualitas, serta pendampingan teknis bagi para petambak.
Pemerintah daerah juga akan melibatkan ahli perikanan untuk memastikan bahwa program ini berjalan sesuai dengan harapan.
“Kita tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama,” lanjut Iman Santoso. “Oleh karena itu, kita akan melakukan kajian yang lebih mendalam, melibatkan para ahli, dan tentunya mendengarkan aspirasi dari para petambak.”
Kegagalan proyek udang vaname di Muaragembong menjadi pengingat bahwa keberhasilan program perikanan tidak hanya bergantung pada teknologi dan modal, tetapi juga pada pemahaman yang baik tentang lingkungan, pengelolaan yang profesional, serta dukungan yang berkelanjutan.
“Kita berharap, dengan revitalisasi ini, Muaragembong dapat kembali menjadi sentra perikanan yang maju dan berdaya saing,” pungkas Iman Santoso. “Dan yang terpenting, dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.”
Pelajaran dari Kegagalan Udang Vaname
Perencanaan yang Matang: Program perikanan harus didasarkan pada perencanaan yang matang, dengan mempertimbangkan faktor lingkungan, sosial, dan ekonomi.
- Pengelolaan yang Profesional: Pengelolaan tambak harus dilakukan secara profesional, dengan melibatkan tenaga ahli yang kompeten.
- Pendampingan yang Berkelanjutan: Petambak membutuhkan pendampingan teknis dan manajerial yang berkelanjutan agar dapat berhasil dalam usaha perikanan.
- Keterlibatan Masyarakat: Masyarakat harus dilibatkan dalam setiap tahapan program perikanan, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan.
Dengan belajar dari kegagalan udang vaname, diharapkan revitalisasi tambak di Muaragembong dapat berjalan sukses dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.(acank)