Scroll untuk baca artikel
BeritaNasional

Kajian Kritis atas QS. Al-A‘rāf [7]: 96 dalam Konteks PPM sebagai Organisasi Kemasyarakatan 

130
×

Kajian Kritis atas QS. Al-A‘rāf [7]: 96 dalam Konteks PPM sebagai Organisasi Kemasyarakatan 

Share this article

ppmindonesia.com, Jakarta – Peran Pusat Peranserta Masyarakat (PPM)  sebagai organisasi kemasyarakatan  tidak hanya tercermin dalam amal usaha yang konkret di tengah komunitas, tetapi juga dalam legalitas tertulis yang termaktub dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Dasar Rumah Tangga. 

Salah satu keunikan Pusat Peranserta Masyarakat (PPM)  dibandingkan dengan ormas Islam lain seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama adalah eksplisitnya rujukan kepada ayat-ayat Al-Qur’an dalam dokumen hukumnya. 

Hal ini tampak dalam pemakaian QS. Al-A‘rāf [7]: 96 sebagai dasar pemikiran global, serta dalam lambang PPM yang teguh berpegang pada simbol Allah. Bahkan dalam Mars PPM, terdapat kalimat yang kuat maknanya: “Tancapkan wajah Tuhan dalam perjuangan.”

Sebaliknya, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama tidak secara eksplisit memasukkan ayat-ayat tertentu dalam AD/ART mereka, meskipun nilai-nilai Islam tetap menjadi landasan gerakan mereka. 

Misalnya, Muhammadiyah kerap merujuk pada QS. Al-Mā‘ūn sebagai inspirasi amal sosialnya, sementara Nahdlatul Ulama menggunakan simbol Hablullah (tali Allah) yang tercermin dalam lambang tali jagatnya.

Dengan demikian, PPM menempatkan kader-kadernya sebagai ummatan wasathan—umat yang moderat dan berada di tengah—dalam dinamika ormas Islam di Indonesia.

Oleh karena itu, kajian mendalam terhadap tafsir QS. Al-A‘rāf [7]: 96 menjadi penting guna memahami bagaimana ayat ini bukan hanya sebagai rujukan simbolik, tetapi juga sebagai pedoman strategis dalam perjuangan PPM.

Tafsir QS. Al-A‘rāf [7]: 96 – Antara Keberkahan dan Azab

Allah SWT berfirman:

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan.”

Ayat ini menjelaskan bahwa keimanan dan ketakwaan adalah kunci utama dalam meraih keberkahan dari Allah SWT.

Jika suatu masyarakat benar-benar beriman kepada Allah dan mengikuti ajaran para rasul-Nya, maka Allah akan membuka pintu keberkahan dari segala penjuru—baik dari langit maupun bumi.

Keberkahan dari langit dapat berupa hujan yang membawa kesuburan, udara yang bersih, dan iklim yang mendukung kehidupan. Sementara keberkahan dari bumi meliputi hasil pertanian yang melimpah, kekayaan sumber daya alam, serta stabilitas sosial dan ekonomi. 

Selain itu, keberkahan juga mencakup ilmu pengetahuan, kebijaksanaan, dan kemampuan memahami hukum alam yang membawa peradaban ke arah yang lebih maju.

Namun, jika masyarakat memilih jalan sebaliknya—mendustakan kebenaran, menolak risalah Nabi, dan tenggelam dalam kemaksiatan—maka Allah akan menimpakan azab sebagai konsekuensi dari perbuatan mereka.

Hukuman yang Allah berikan bisa berupa kekeringan, bencana alam, atau konflik sosial yang mengakibatkan kehancuran suatu peradaban. Ini adalah sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu dan tak dapat diubah oleh siapa pun selain Allah.

Relevansi QS. Al-A‘rāf [7]: 96 dalam Konteks PPM

Dalam konteks perjuangan PPM, ayat ini mengandung pesan fundamental bahwa keberhasilan suatu organisasi atau bangsa tidak semata ditentukan oleh usaha fisik, tetapi juga oleh kualitas iman dan ketakwaan anggotanya.

Sebagai organisasi yang menempatkan Islam sebagai pedoman utama, PPM memiliki tanggung jawab besar untuk menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan dalam setiap gerakannya.

Lambang PPM yang menjunjung simbol Allah serta mars yang menggaungkan semangat “Tancapkan wajah Tuhan dalam perjuangan” menegaskan bahwa orientasi perjuangan PPM bukan sekadar membangun kekuatan duniawi, tetapi juga memastikan bahwa segala upaya senantiasa berada dalam rida Allah. 

Dengan berpegang teguh pada prinsip ini, PPM berupaya menjadi ummatan wasathan—komunitas yang adil, moderat, dan menjadi rahmat bagi masyarakat.

Oleh karena itu, memahami QS. Al-A‘rāf [7]: 96 secara mendalam bukan hanya membantu memperkuat fondasi ideologis PPM, tetapi juga memberikan arah yang jelas bagi kader-kadernya dalam mewujudkan masyarakat yang lebih baik, penuh keberkahan, dan jauh dari murka Allah. (lalu agus sarjana)

Example 120x600