ppmindonesia.com. Jakarta – Pemberdayaan masyarakat bukan sekadar meningkatkan taraf ekonomi atau menyediakan akses terhadap fasilitas dasar, tetapi juga membangun kesadaran, kemandirian, dan kesejahteraan yang berkelanjutan.
Dalam hal ini, Pusat Peranserta Masyarakat (PPM) mengembangkan konsep Qaryah Thayyibah sebagai model pemberdayaan yang menekankan keseimbangan antara aspek spiritual, sosial, dan ekonomi dalam membangun masyarakat yang mandiri dan berdaya.
Konsep Qaryah Thayyibah berasal dari istilah dalam Al-Qur’an yang menggambarkan sebuah komunitas yang sejahtera, berkah, dan harmonis, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:
“Perumpamaan negeri yang baik (qaryah thayyibah) adalah seperti tanah yang subur, yang menumbuhkan tanaman dengan izin Tuhannya, sedangkan negeri yang buruk (qaryah khabitsah) tidak dapat tumbuh kecuali dengan susah payah…” (QS. Al-A’raf: 58).
Ayat ini mengisyaratkan bahwa suatu masyarakat akan berkembang dengan baik jika nilai-nilai kebaikan dijadikan fondasi utama dalam setiap aspek kehidupannya. Oleh karena itu, Qaryah Thayyibah bukan sekadar konsep teoretis, tetapi sebuah pendekatan yang telah diterapkan oleh PPM dalam berbagai program pemberdayaan untuk menciptakan masyarakat yang berdaya, harmonis, dan berkelanjutan.
1. Pilar-Pilar Qaryah Thayyibah dalam Pemberdayaan Masyarakat
Konsep Qaryah Thayyibah dalam pemberdayaan masyarakat yang dikembangkan oleh PPM berlandaskan pada beberapa pilar utama, yaitu:
a. Kemandirian Ekonomi Berbasis Komunitas
Masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya secara mandiri. Oleh karena itu, PPM mendorong penguatan ekonomi berbasis komunitas melalui berbagai program seperti koperasi, usaha mikro, serta pengembangan wirausaha sosial.
Program-program ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi mereka terhadap berbagai tantangan sosial dan ekonomi.
b. Penguatan Nilai-Nilai Sosial dan Kebersamaan
Pemberdayaan tidak hanya berbicara tentang ekonomi, tetapi juga bagaimana masyarakat membangun hubungan sosial yang harmonis. Dalam Qaryah Thayyibah, prinsip gotong royong, solidaritas, dan kepedulian sosial menjadi elemen utama dalam membangun kesejahteraan kolektif.
PPM mengembangkan berbagai program sosial yang bertujuan untuk mempererat hubungan antaranggota komunitas serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya bekerja sama dalam menghadapi tantangan bersama.
c. Pendidikan dan Peningkatan Kapasitas Masyarakat
Pendidikan adalah kunci utama dalam pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, PPM berfokus pada peningkatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan, pendampingan, serta pengembangan sistem pendidikan berbasis komunitas.
Program-program ini dirancang untuk memberikan keterampilan praktis, meningkatkan kesadaran kritis, serta memperkuat kepercayaan diri masyarakat dalam mengelola kehidupan mereka secara mandiri.
d. Keberlanjutan dan Kepedulian terhadap Lingkungan
Masyarakat yang baik tidak hanya peduli terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi, tetapi juga terhadap lingkungan tempat mereka tinggal. Oleh karena itu, konsep Qaryah Thayyibah menekankan pentingnya pembangunan yang berwawasan lingkungan. PPM mendorong praktik-praktik berkelanjutan seperti pertanian organik, pengelolaan limbah berbasis komunitas, serta konservasi sumber daya alam sebagai bagian dari upaya menciptakan lingkungan yang sehat dan lestari.
e. Penguatan Spiritual sebagai Fondasi Perubahan Sosial
Salah satu aspek yang membedakan Qaryah Thayyibah dari konsep pemberdayaan lainnya adalah penekanannya pada nilai-nilai spiritual. PPM meyakini bahwa perubahan yang sejati harus dimulai dari perubahan kesadaran individu yang berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan dan moralitas.
Oleh karena itu, berbagai kegiatan keagamaan dan refleksi spiritual menjadi bagian penting dalam proses pemberdayaan masyarakat.
2. Implementasi Qaryah Thayyibah dalam Gerakan PPM
Konsep Qaryah Thayyibah tidak hanya menjadi sebuah gagasan, tetapi telah diimplementasikan dalam berbagai program pemberdayaan yang dijalankan oleh PPM di berbagai wilayah. Beberapa contoh penerapan konsep ini meliputi:
- Pemberdayaan Ekonomi Kaum Marjinal: PPM mengembangkan berbagai program ekonomi berbasis komunitas, seperti koperasi pedagang kaki lima, pelatihan wirausaha bagi kelompok miskin, serta program penguatan ekonomi perempuan untuk menciptakan kemandirian ekonomi yang inklusif.
- Penguatan Masyarakat Pesisir dan Perkotaan: PPM aktif dalam membangun jaringan komunitas nelayan, petani, dan pekerja sektor informal melalui program pemberdayaan berbasis lokal.
- Pendidikan Alternatif dan Pelatihan Keterampilan: PPM mendirikan berbagai pusat pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam mengelola kehidupan secara lebih mandiri dan produktif.
- Program Konservasi dan Pembangunan Berkelanjutan: PPM bekerja sama dengan berbagai komunitas dalam mengembangkan praktik pertanian berkelanjutan, pengelolaan sumber daya alam yang bijak, serta kampanye lingkungan untuk menciptakan kehidupan yang lebih sehat dan lestari.
Konsep Qaryah Thayyibah yang dikembangkan oleh PPM merupakan model pemberdayaan masyarakat yang tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga mencakup dimensi sosial, spiritual, dan lingkungan. Dengan membangun masyarakat yang mandiri, harmonis, dan berkelanjutan, Qaryah Thayyibah menjadi solusi nyata dalam mewujudkan perubahan sosial yang lebih baik.
PPM berkomitmen untuk terus mengembangkan dan memperluas konsep ini dalam berbagai program pemberdayaan, sehingga masyarakat dapat tumbuh dan berkembang menjadi komunitas yang benar-benar berdaya dan mampu menciptakan masa depan yang lebih sejahtera.(acank)