ppmindonesia.com. Jakarta– Manusia yang menggunakan akal sehat tentu berharap mendapatkan kehidupan terbaik, baik di dunia maupun di akhirat. Harapan ini tercermin dalam doa yang sangat populer di kalangan umat Islam:
“Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzaban naar.”
“Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Al-Baqarah: 201)
Namun, jika direnungkan secara mendalam, permohonan ini sesungguhnya telah mendapatkan jawaban dalam Al-Qur’an, khususnya dalam QS. Al-A’raf: 156-157 dan QS. Al-Baqarah: 201-202. Allah telah menjelaskan bagaimana harapan tersebut dapat terwujud dan apa yang harus dilakukan oleh seseorang agar memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat.
Mengapa Doa Ini Terus Diulang-ulang?
Bagi orang yang memahami petunjuk Al-Qur’an, setelah mengetahui jawabannya, maka tugasnya bukan sekadar mengulang-ulang permohonan tersebut, melainkan berupaya menjalani ketentuan yang telah ditetapkan dalam ayat-ayat yang menjelaskan cara mencapai harapan tersebut.
Namun, realitas menunjukkan bahwa doa ini terus diucapkan dalam berbagai kesempatan oleh mayoritas umat beragama. Hal ini menimbulkan pertanyaan:
- Apakah mereka benar-benar memahami makna dari doa yang mereka panjatkan?
- Apakah mereka tidak menyadari bahwa permohonan ini telah dijawab oleh Allah dengan penjelasan yang lengkap?
- Mengapa mereka terus memohon sesuatu yang sudah diberikan petunjuknya dalam Al-Qur’an?
Jika seseorang telah mengetahui bagaimana memperoleh sesuatu, apakah logis jika ia terus meminta tanpa berusaha menjalankan langkah-langkah yang sudah ditetapkan?
Jawaban dan Panduan dalam Al-Qur’an
Dalam QS. Al-A’raf: 156-157, Allah memberikan penjelasan tentang siapa yang akan mendapatkan rahmat-Nya:
- Orang yang bertakwa dan mengerjakan amal saleh
- Orang yang mengikuti petunjuk yang dibawa oleh Rasulullah SAW
- Orang yang beriman, menghormati Nabi, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang diturunkan bersama beliau
Sementara dalam QS. Al-Baqarah: 201-202, Allah menegaskan bahwa tidak semua orang yang meminta kebaikan dunia akan mendapatkannya di akhirat. Hanya mereka yang benar-benar memahami dan menjalankan perintah-Nya yang akan mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat.
Teladan dalam Al-Qur’an: Orang yang Mendapat Kebaikan Dunia dan Akhirat
Allah juga telah memberikan contoh dalam QS. Ali ‘Imran: 145-148 tentang mereka yang telah mendapatkan tsawabad dunya wa husna tsawabal akhirah (balasan terbaik di dunia dan akhirat). Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa mereka adalah:
- Orang-orang yang sabar dalam menghadapi ujian
- Orang-orang yang teguh dalam keimanan dan perjuangan di jalan Allah
- Orang-orang yang bertawakal kepada Allah
Maka, bagi siapa saja yang menginginkan kebaikan di dunia dan akhirat, mereka hanya perlu menelaah ayat-ayat tersebut, memahami persyaratan yang ditetapkan, dan menjalankan langkah-langkah yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an.
Kesalahan dalam Memahami Doa “Sapu Jagad”
Sebagian besar umat Islam mungkin hanya memahami doa ini sebagai sebuah ritual yang harus diucapkan berulang kali, tanpa merenungkan makna dan konsekuensinya. Dalam beberapa kasus, doa ini bahkan dianggap sebagai jimat, seolah-olah cukup dengan mengucapkannya, maka kebaikan dunia dan akhirat akan datang dengan sendirinya tanpa usaha yang nyata.
Jika doa ini hanya diulang-ulang tanpa memahami isinya dan tanpa berusaha menjalankan tuntunan Al-Qur’an, maka itu bisa menjadi kesalahan dalam beragama. Padahal, Allah telah memberikan panduan yang jelas, dan tugas manusia bukan hanya meminta, tetapi juga bertindak sesuai dengan petunjuk yang diberikan-Nya.
Refleksi: Apakah Kita Benar-benar Memahami Doa Kita?
Permohonan kepada Allah adalah hal yang baik dan dianjurkan. Namun, permohonan yang terus diulang tanpa pemahaman dan usaha untuk menjalankan perintah Allah menunjukkan ketidaktahuan atau kelalaian dalam memahami agama.
Jika kita benar-benar menginginkan kebaikan di dunia dan akhirat, maka kita perlu:
- Mempelajari dan memahami ayat-ayat yang menjelaskan bagaimana kebaikan itu dapat diperoleh
- Menjalankan langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW
- Menyelaraskan doa dengan tindakan nyata, karena doa tanpa usaha adalah kesia-siaan
Doa “Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzaban naar” bukanlah sekadar mantra yang cukup diulang-ulang. Doa ini memiliki konsekuensi, yaitu tanggung jawab untuk memahami dan menjalankan tuntunan Al-Qur’an dalam mencapainya.
Allah telah memberikan jawaban dalam QS. Al-A’raf: 156-157, QS. Al-Baqarah: 201-202, dan QS. Ali ‘Imran: 145-148 tentang bagaimana memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat.
Maka, tidak pantas jika kita hanya terus meminta tanpa berusaha memahami dan melaksanakan petunjuk yang telah diberikan. (husni fahro)