Scroll untuk baca artikel
BeritaSosial Budaya

Dari Kejayaan ke Kejatuhan: Majapahit Pasca Perang Saudara

197
×

Dari Kejayaan ke Kejatuhan: Majapahit Pasca Perang Saudara

Share this article
Foto: Wikimedia Commons/Ilustrasi peninggalan kerajaan Majapahit

ppmindonesia.com.Jakarta – Masa keemasan Kerajaan Majapahit, yang ditandai dengan perluasan wilayah dan kemajuan di berbagai bidang, mulai meredup setelah wafatnya Hayam Wuruk.

Perpecahan internal dan serangkaian peristiwa tragis membawa kerajaan ini menuju kehancuran. Salah satu faktor krusial yang menandai kemunduran Majapahit adalah Perang Paregreg, sebuah perang saudara yang membawa dampak sangat signifikan terhadap kerajaan Hindu-Buddha ini.

Perang Paregreg: Titik Balik Kemunduran Majapahit

Perang Paregreg (1404-1406) merupakan konflik internal yang melibatkan perebutan kekuasaan antara Wikramawardhana (menantu Hayam Wuruk) dan Bhre Wirabhumi (cucu Wijayarajasa). Perang ini tidak hanya memecah belah kerajaan menjadi dua wilayah, yaitu Majapahit Barat dan Majapahit Timur, tetapi juga melemahkan kekuatan militer dan ekonomi Majapahit secara keseluruhan.

Meskipun pada akhirnya Wikramawardhana berhasil mengalahkan Bhre Wirabhumi dan menyatukan kembali wilayah Majapahit, luka akibat perang saudara ini terlalu dalam untuk disembuhkan. Banyak daerah bawahan yang memanfaatkan kesempatan ini untuk melepaskan diri, mengurangi wilayah kekuasaan Majapahit secara signifikan.

Faktor-faktor Kemunduran Majapahit

Selain Perang Paregreg, beberapa faktor lain juga berkontribusi terhadap kemunduran Majapahit:

  1. Lemahnya Kepemimpinan: Setelah Hayam Wuruk dan Gajah Mada wafat, Majapahit tidak memiliki pemimpin yang kuat dan visioner. Wikramawardhana, meskipun berhasil menyatukan kembali wilayah kerajaan, tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk mempertahankan kejayaan Majapahit.
  2. Konflik Internal: Perebutan kekuasaan dan persaingan antar anggota keluarga kerajaan terus berlanjut setelah Perang Paregreg, menciptakan ketidakstabilan politik yang melemahkan kerajaan.
  3. Hilangnya Daerah Bawahan: Banyak daerah bawahan yang melepaskan diri dari Majapahit, mengurangi sumber daya ekonomi dan kekuatan militer kerajaan.
  4. Serangan dari Kerajaan Lain: Majapahit juga menghadapi serangan dari kerajaan-kerajaan lain, seperti Kerajaan Demak, yang semakin mempercepat proses kemunduran.
  5. Bencana Alam dan Kelaparan: Pada tahun 1426, Majapahit dilanda bencana kelaparan yang menyebabkan banyak korban jiwa, termasuk anggota keluarga kerajaan. Bencana ini semakin memperburuk kondisi kerajaan yang sudah terpuruk.

Akhir Riwayat Majapahit

Setelah serangkaian peristiwa yang melemahkan kerajaan, Majapahit akhirnya runtuh pada awal abad ke-16. Kerajaan Demak, yang merupakan kerajaan Islam yang sedang naik daun, menjadi kekuatan dominan di wilayah Jawa dan mengakhiri riwayat Kerajaan Majapahit.

Kemunduran dan kejatuhan Majapahit adalah contoh bagaimana konflik internal dan faktor eksternal dapat menghancurkan sebuah kerajaan yang besar dan kuat.

Perang Paregreg menjadi titik balik yang menandai dimulainya kemunduran Majapahit, sementara faktor-faktor lain seperti lemahnya kepemimpinan, hilangnya daerah bawahan, dan bencana alam semakin mempercepat proses kehancuran kerajaan Hindu-Buddha ini.(acank)

Example 120x600