ppmindonesia.com. Jakarta – Pusat Peranserta Masyarakat (PPM) , sebagai organisasi masyarakat yang memiliki peran strategis dalam lanskap ormas di Indonesia. PPM menjadi jembatan emas antar berbagai kelompok, mendorong akulturasi dan pembaharuan pemikiran di tengah potensi polarisasi.
Tujuan Luhur PPM: Membangun Negara Kesejahteraan
Jauh sebelum konsep “welfare state” digaungkan oleh kaum Orientalis, AD/ART PPM telah mencantumkan tujuan luhur untuk membangun kampung/desa/kota/negeri/bangsa yang sejahtera.
Tujuan ini menunjukkan visi yang jauh melampaui zamannya, sebuah komitmen untuk mewujudkan keadilan sosial dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.
Peran Diplomatik dan Pemberdayaan Masyarakat
Selain berperan sebagai “jembatan emas”, PPM juga memainkan peran diplomatik yang non-aliansi. PPM menjadi pusat pengembangan masyarakat yang mandiri dan berdaya saing.
Melalui pembinaan dan kaderisasi, PPM berupaya membentuk komunitas/lembaga swadaya fungsional di setiap kelompok masyarakat.
Tujuannya adalah untuk menciptakan “khaera ummah” (umat terbaik) yang menjadi tulang punggung bagi pranata sosial yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat.
Landasan Filosofis: Keterkaitan Tuhan, Alam, dan Manusia
Berdasarkan QS. 2 Ali Imran: 103-112, PPM merumuskan konteks interaksi antara Tuhan-Alam-Manusia dengan kesadaran ABC (harmoni antara sistem nilai, sistem sosial, dan sistem ekonomi).
Interaksi ini diupayakan secara serasi, selaras, dan seimbang untuk mencapai kehidupan yang terpadu, utuh, dan komprehensif.
Simbol dan Mars PPM: Epistemologi Irfani
Lambang PPM, dengan interaksi simbolik lambang الله. mengandung makna yang dalam. Seniman PPM, Mas Badruzzaman, merancang lambang tersebut seirama dengan mars PPM
“tancapkan wajah Tuhan dalam setiap perjuangan”.
Makna dari lambang dan mars PPM tidak hanya bersifat semiotik dan rasional, tetapi juga epistemologis irfani (berbasis pada pengalaman spiritual).
Kader PPM: Agen Perubahan dan Pembangunan
QS. Ali Imran: 110 menyebutkan “Kuntum Khaera Ummah”. Kader PPM adalah hasil dari proses pendidikan dan pelatihan yang intensif, sehingga mereka mampu menjadi agen pemersatu bangsa yang kuat, agen perubahan sosial budaya, dan ujung tombak pembangunan negara kesejahteraan.
Quran dan Sunnah: Pedoman Hidup Hakiki
Bagi PPM, Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW adalah pedoman hidup yang hakiki, penerang jalan yang konsisten dan istiqamah.
Keduanya merupakan sistem nilai yang menjadi doktrin dan ideologi PPM sebagai ormas gerakan kultural, bukan gerakan politik praktis dan struktural.
Sistem Nilai: Membangun Harmoni Sosial dan Ekonomi
Sistem nilai sebagai ideologi, PPM membangun platform sistem ijtima’iyah (sosial) dan sistem iqtishadiyah (ekonomi) secara harmonis.
Tujuannya adalah untuk mewujudkan kehidupan yang hasanah (baik) tidak hanya di akhirat, tetapi juga di dunia, hari ini, sekarang, di sini.
Kerinduan akan Trilogi Pembangunan
Tokoh-tokoh seperti Mas Adi Sasono dan Prof. Dawam (alm) sangat merindukan studi pembangunan melalui trilogi pembangunan yang digagas oleh Prof. Soemitro Djojohadikusumo.
Trilogi ini diharapkan menjadi instrumen pembangunan negara bangsa Indonesia untuk mencapai negara kesejahteraan. Sayangnya, upaya tersebut terhambat oleh kekuatan-kekuatan yang merusak sendi-sendi dasar dan landasan fundamental konstitusi, terutama koperasi sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan.
Pembangunan Pertanian Selaras Alam dan Ramah Lingkungan
Kerusakan lingkungan akibat eksploitasi barat sangat parah. Oleh karena itu, program rehabilitasi lingkungan dan konservasi lahan, tanah adat, dan ulayat menjadi sangat penting.
Kader PPM menyerukan pembangunan pertanian “Selaras Alam dan Ramah Lingkungan” yang menerapkan metode integrated farm organic.
Tujuannya adalah untuk menciptakan kehidupan yang damai dan harmonis antara manusia dan alam, sesuai dengan teladan Rasulullah SAW: “wama arsalnaka illa rahmatan lil alamin” (dan Kami tidak mengutusmu melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam).
Tujuan Organisasi: Mengingatkan Sejarah Para Nabi
Dengan mengambil QS. 7 Al-A’raf: 96 sebagai dasar tujuan organisasi, PPM mengingatkan kaum Muslimin di Indonesia pada sejarah para nabi dan rasul (Nabi Adam, Nuh, Hud, Shaleh, Luth, Suaeb). Hal ini menjadi peringatan sebelum penjelasan ayat 96 surat Al-A’raf tersebut.
Kunci Terwujudnya Negara Kesejahteraan
Ayat tersebut menjelaskan bahwa jika negeri/negara bangsa Indonesia beriman dan bertakwa, maka negara kesejahteraan yang diharapkan pasti terwujud.
Prinsip Qaryah Thayyibah yang diusung oleh PPM adalah visi yang komprehensif untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat Indonesia. Melalui berbagai program dan kegiatan,
PPM berupaya membangun harmoni sosial, ekonomi, dan lingkungan, berlandaskan pada nilai-nilai luhur Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW.(lalu agus sarjana)