ppmindonesia.com.Jakarta -Lambang Pusat Peranserta Masyarakat (PPM) bukan sekadar simbol visual, tetapi memiliki makna mendalam yang mencerminkan prinsip tauhid, keseimbangan hidup, dan kesadaran spiritual. Simbol utama dalam lambang ini adalah lafaz Allah, yang menjadi inti dari metodologi dan ideologi PPM.
Tidak hanya bersifat estetis, lambang ini mengandung makna simbolik, filosofis, dan epistemologis yang berakar pada konsep irfani, yaitu pemahaman berbasis pengalaman spiritual dalam mencapai kebenaran.
Simbol Tauhid dalam Lambang PPM
Lafaz Allah dalam lambang PPM menjadi pusat yang mencerminkan kesadaran ketuhanan dalam setiap gerakan perjuangan. Tauhid adalah fondasi utama dalam Islam, yang menegaskan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah. Dengan menempatkan simbol ini sebagai inti lambang, PPM menegaskan bahwa setiap perjuangan sosial, ekonomi, dan kemasyarakatan harus berakar pada nilai-nilai tauhid.
Makna tauhid dalam lambang ini juga menegaskan bahwa PPM bukan sekadar gerakan sosial biasa, tetapi sebuah pergerakan yang menempatkan kesadaran ilahiah sebagai pusat segala aktivitas.
Ini sejalan dengan Mars PPM: “Tancapkan Wajah Tuhan dalam Setiap Perjuangan”, yang berarti bahwa setiap langkah perjuangan harus berorientasi pada nilai-nilai ketuhanan.
Keseimbangan Simetri dalam Lambang PPM
Jika diamati lebih dalam, lambang PPM memiliki struktur yang simetris. Kesimetrisan ini bukan tanpa alasan—ia mencerminkan keselarasan antara tiga aspek utama dalam kehidupan manusia, yaitu:
1 Aspek Nilai (N) – Hubungan dengan Tuhan
- Mengajarkan akidah, akhlak, dan etika dalam kehidupan.
- Manusia harus menyadari posisinya sebagai hamba Allah yang tunduk kepada-Nya.
2.Aspek Sosial (S) – Hubungan dengan Sesama
- Mencerminkan peran manusia sebagai makhluk sosial yang harus membangun keadilan, persaudaraan, dan solidaritas.
- Interaksi sosial yang sehat melahirkan masyarakat yang harmonis dan berkeadilan.
3.Aspek Ekonomi (E) – Hubungan dengan Kehidupan Duniawi
- Berkaitan dengan keadilan ekonomi, kesejahteraan, dan pemanfaatan sumber daya secara bijak.
- Masyarakat yang sejahtera adalah yang mampu menyeimbangkan spiritualitas dan materialitas.
Simbolisme ini sejalan dengan konsep Qaryah Thayyibah (QT = N + S + E) yang dikembangkan oleh PPM, di mana keseimbangan nilai, sosial, dan ekonomi menjadi kunci utama dalam membangun masyarakat yang mandiri dan sejahtera.
Epistemologi Irfani dalam Lambang PPM
Epistemologi irfani adalah pendekatan dalam memahami realitas melalui pengalaman spiritual dan kesadaran batin. Dalam konteks lambang PPM, epistemologi irfani tercermin dalam kesadaran bahwa segala perjuangan harus berorientasi kepada Allah.
Lambang ini mengajarkan bahwa pemahaman terhadap dunia tidak hanya didasarkan pada rasionalitas dan empirisme, tetapi juga melalui kesadaran spiritual yang mendalam.
Kesadaran ini mengarah pada tiga hal utama:
1.Makna Kehadiran Tuhan dalam Setiap Gerakan
Setiap kader PPM harus memiliki kesadaran bahwa Allah selalu hadir dalam setiap perjuangan.
Keberhasilan bukan hanya diukur dari aspek material, tetapi juga dari nilai-nilai spiritual dan moral yang terwujud dalam masyarakat.
2.Keseimbangan antara Dunia dan Akhirat
Lambang ini mengajarkan bahwa kehidupan dunia harus dikelola dengan adil dan seimbang, namun tidak boleh melupakan tujuan akhir, yaitu kehidupan di akhirat.
3. Perjuangan yang Berlandaskan Keikhlasan
Dalam epistemologi irfani, keikhlasan adalah inti dari perjuangan. Lambang PPM mencerminkan bahwa setiap gerakan harus dilakukan dengan penuh keikhlasan, mengharap ridha Allah, bukan kepentingan duniawi semata.
Makna Filosofis dalam Mars PPM
Selain lambang, makna spiritual PPM juga tergambar dalam Mars PPM yang berbunyi:
“Tancapkan Wajah Tuhan dalam Setiap Perjuangan.”
Kalimat ini memiliki perbedaan mendasar dengan “Tampakkan Wajah Tuhan dalam Perjuangan”.
“Tancapkan” berarti menancapkan Tuhan dalam hati dan jiwa, sehingga setiap langkah perjuangan selalu berorientasi kepada-Nya.
“Tampakkan” hanya berarti memperlihatkan, yang bisa saja bersifat permukaan dan tidak menyatu dalam jiwa.
Dengan kata lain, PPM menekankan bahwa kesadaran ketuhanan bukan sekadar formalitas, tetapi harus menjadi ruh dalam setiap perjuangan.
PPM: Ideologi Unik yang Berbasis Al-Qur’an
Keunikan PPM terletak pada ideologi dan metodologinya yang berbasis Al-Qur’an, bukan hanya sekadar teori sosial biasa.
Lambang PPM yang berpusat pada lafaz Allah menegaskan bahwa:
- PPM tidak sekadar gerakan sosial, tetapi gerakan berbasis wahyu.
- Perjuangan PPM adalah perjuangan untuk mewujudkan masyarakat yang diridhai Allah.
- Misi utama PPM adalah membentuk “Khairu Ummah” (Umat Terbaik), sebagaimana disebutkan dalam QS. Ali Imran: 110.
“Kuntum khayra ummah ukhrijat linnas…”
“Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia…”
Dengan lambang yang penuh makna simbolik dan filosofis, PPM menegaskan dirinya sebagai organisasi yang tidak hanya berorientasi pada dunia, tetapi juga akhirat.
PPM adalah gerakan yang menyatukan nilai ketuhanan, kesadaran sosial, dan kesejahteraan ekonomi dalam satu sistem yang utuh dan terpadu.
Lambang PPM
Lambang PPM bukan sekadar identitas visual, tetapi mencerminkan tauhid, keseimbangan hidup, dan epistemologi irfani.
Lafaz Allah dalam lambang PPM menegaskan kesadaran tauhid sebagai inti perjuangan.
Kesimetrisan lambang mencerminkan keseimbangan antara nilai, sosial, dan ekonomi.
Mars PPM mengajarkan bahwa perjuangan harus selalu berorientasi kepada Allah, bukan sekadar tampilan luar, tetapi benar-benar tertanam dalam jiwa.
Dengan filosofi yang mendalam ini, PPM hadir sebagai gerakan yang unik, berakar pada ajaran Al-Qur’an, dan tidak dimiliki oleh organisasi lain di Indonesia.
PPM bukan hanya organisasi sosial, tetapi sebuah gerakan spiritual dan intelektual untuk membangun masyarakat yang bertauhid, mandiri, dan sejahtera. (acank)