Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Doa dalam Al-Qur’an: Jembatan Menuju Kepedulian dan Keberkahan Allah” 

72
×

Doa dalam Al-Qur’an: Jembatan Menuju Kepedulian dan Keberkahan Allah” 

Share this article

ppmindonesia.com.Jakarta- Dalam Al-Qur’an, doa memiliki peranan yang sangat penting dalam mendapatkan kepedulian dari Allah. Hal ini ditegaskan dalam Surah Al-Furqan (25:77), di mana Rasulullah diperintahkan untuk menyampaikan bahwa jika bukan karena doa yang senantiasa dipanjatkan oleh manusia, maka Allah tidak akan mengindahkan atau peduli terhadap mereka:

“Katakanlah (Muhammad), ‘Tuhanku tidak akan mengindahkan kamu, kalau bukan karena doamu.’” (QS. Al-Furqan: 77)

Ayat ini menegaskan bahwa doa bukan sekadar permohonan, tetapi juga merupakan bentuk penghambaan yang menjadi faktor penting dalam hubungan manusia dengan Allah. Selain itu, doa juga memiliki dampak psikologis bagi orang yang berdoa, yaitu berupa penguatan keyakinan dan kesadaran akan keterbatasan diri.

Dalam berdoa, seseorang mengungkapkan harapan dan menyerahkan segala urusannya kepada Allah, sehingga muncul kesadaran bahwa tanpa pertolongan-Nya, manusia tidak berdaya.

Penguatan keyakinan ini semakin kokoh karena dalam doa terkandung unsur tawakal dan kepasrahan kepada Allah. Kebergantungan yang tulus kepada kekuatan yang Maha Kuasa menjadi landasan bagi keimanan yang semakin mendalam. Tanpa adanya keyakinan kepada Allah, doa kehilangan maknanya karena tidak ada arah yang jelas bagi harapan tersebut.

Dalam Surah Al-Isra’ (17:80), Allah mengajarkan doa kepada manusia dalam munajatnya:

“Rabbi adkhilni mudkhala shidqin wa akhrijni mukhraja shidqin waj’al li min ladunka sulthanan nashira.”

(“Ya Tuhanku, masukkanlah aku dengan cara yang benar dan keluarkanlah aku dengan cara yang benar pula, serta berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang menolong.”)

Selain itu, dalam Surah Ibrahim (14:37), Nabi Ibrahim berdoa untuk keluarganya:

“Rabbana inni askantu min dzurriyati biwadin ghairi dzi zar’in ‘inda baitikal muharram, rabbana liyuqimush shalata fajal af’idatan minan-naasi tahwii ilaihim warzuqhum minas-tsamaraati la’allahum yasykuruun.”

(“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, agar mereka bersyukur.”)

Doa-doa yang dipanjatkan oleh para rasul bukan sekadar untuk kepentingan pribadi, tetapi juga dalam menjalankan misi kerasulan mereka. Ini menunjukkan bahwa doa adalah sarana penting dalam meminta petunjuk, kekuatan, dan perlindungan dari Allah.

Allah Mengabulkan Doa

Dalam Surah Al-Baqarah (2:186), Allah berfirman bahwa setiap doa yang dipanjatkan akan diijabah:

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh petunjuk.”

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah tidak hanya mendengar, tetapi juga merespons setiap doa hamba-Nya. Namun, pengabulan doa tidak selalu terjadi secara langsung atau dalam bentuk yang diinginkan oleh manusia. Terkadang, doa dijawab dengan cara yang lebih baik sesuai dengan hikmah dan kebijaksanaan Allah.

Kesadaran Iman yang Tinggi

Orang-orang yang memiliki kesadaran iman yang tinggi, seperti yang disebut dalam Surah Al-Hujurat (49:7), adalah mereka yang membenci kekafiran dan kemaksiatan, serta merasakan keindahan iman dalam hati mereka. Namun, tidak semua orang beragama berhasil mencapai kesadaran iman ini. Dalam Surah Al-Hujurat (49:17), Allah menegaskan bahwa ada orang-orang yang mengaku beriman padahal iman belum masuk dalam hati mereka.

Kriteria Orang yang Beriman dengan Sebenar-benarnya

Dalam Al-Qur’an, disebutkan beberapa kriteria orang yang beriman dengan sebenar-benar iman (mu’minina haqqa), antara lain:

  1. Menjadikan Rasulullah sebagai hakim dalam segala urusan (QS. An-Nisa: 65): “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuh hati.”
  2. Hati mereka bergetar ketika disebut nama Allah (QS. Al-Anfal: 2): “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.”
  3. Mendirikan shalat dan menafkahkan rezekinya (QS. Al-Anfal: 3-4): “(Yaitu) orang-orang yang melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh derajat yang tinggi di sisi Tuhannya, serta ampunan dan rezeki yang mulia.”
  4. Berhijrah dan berjihad di jalan Allah (QS. Al-Anfal: 74): “Dan orang-orang yang beriman, berhijrah, serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan pertolongan (kepada mereka), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia.”

Orang yang tidak mencapai standar ini bisa jadi hanya memiliki iman sebatas pengakuan lisan, sebagaimana diperingatkan dalam Surah Al-Maidah (5:41):

“Mereka mengatakan dengan mulut mereka, ‘Kami telah beriman,’ padahal hati mereka belum beriman.”

Apa Makna Doa?

Surah Al-Furqan (25:77) mengingatkan bahwa kepedulian Allah terhadap manusia sangat bergantung pada doa dan pengabdiannya. Tanpa doa, manusia kehilangan hubungan spiritual dengan-Nya dan hidup dalam ketidakpedulian Allah. Sebaliknya, orang yang selalu berdoa akan mendapatkan perhatian dan rahmat dari-Nya.

Selain itu, doa memiliki efek memperkuat keyakinan, meningkatkan kesadaran iman, dan membantu seseorang mencapai tingkat keimanan yang sebenarnya. Oleh karena itu, setiap orang yang ingin mendapatkan iman sejati harus berusaha memenuhi kriteria sebagai mu’minina haqqa dan menjaga hubungan erat dengan Allah melalui doa dan pengabdian yang tulus.

Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang benar-benar beriman dan senantiasa berada dalam lindungan Allah. Aamiin.(husni fahro)

Example 120x600