Oleh ; Lalu Agus Sarjana; Aktifis dan Tokoh PPM Nusa Tenggarara Barat
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَ رْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.”
(QS. Al-Baqarah 2:168)
ppmindonesia.com. Mataram– Ayat ini menegaskan bahwa dalam Islam, makanan bukan sekadar kebutuhan biologis, tetapi juga bagian dari ibadah dan ketaatan kepada Allah.
Dua syarat utama yang Allah tetapkan dalam makanan adalah halal (sesuai dengan hukum syariat) dan thayyib (baik, bersih, sehat, dan tidak membahayakan).
Makan dan Minum dalam Islam: Antara Kebutuhan dan Pengendalian Diri
Makan dan minum bukan sekadar memenuhi selera atau dorongan hawa nafsu, tetapi harus diletakkan dalam keseimbangan. Dalam ayat lain, Allah berfirman:
وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.”
(QS. Al-A’raf 7:31)
Dari ayat ini, jelas bahwa Islam menekankan kesederhanaan dan keseimbangan dalam pola konsumsi manusia. Sikap berlebihan (israf) tidak hanya merusak kesehatan tetapi juga menyalahi prinsip hidup yang diajarkan Islam.
Shaum dan Pengendalian Nafsu
Shaum (puasa) yang diperintahkan dalam Islam juga erat kaitannya dengan aturan makan dan minum. Puasa mengajarkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu, termasuk dalam pola makan. Rasulullah ﷺ mengajarkan keseimbangan dalam konsumsi makanan:
“Tidaklah manusia memenuhi suatu wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya.
Jika harus (lebih dari itu), maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara.”
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Dari hadis ini, jelas bahwa makan berlebihan bukan hanya membahayakan kesehatan, tetapi juga menghambat ibadah dan produktivitas.
Makanan dan Kesuksesan Spiritual
Menjaga pola makan sesuai dengan tuntunan Islam bukan hanya berpengaruh pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kualitas ibadah dan spiritualitas.
Saat seseorang menjaga keseimbangan dalam makan dan minum, ia akan lebih mudah menjalankan ibadah dengan baik, memiliki energi yang cukup, serta terhindar dari penyakit akibat pola makan yang buruk.
Semoga ibadah shaum kita senantiasa mengikuti standar yang benar, sehingga menjadi sarana latihan spiritual (training) yang membawa keberhasilan dan falah (kebahagiaan dunia-akhirat). Wallahu a’lam. (lalu agus sarjana)