ppmindonesia.com.Jakarta– Banyak orang mengaku membela Tuhan, tetapi ironisnya mereka justru mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.
Mereka berteriak lantang demi agama, namun dalam praktiknya, mereka menebar kebencian, merendahkan orang lain, bahkan tak segan melakukan tindakan kekerasan.
Padahal, sejatinya, Tuhan tidak butuh dibela oleh manusia. Yang lebih penting adalah bagaimana kita membela nilai-nilai keadilan, kasih sayang, dan kemanusiaan.
Tuhan Tidak Perlu Dibela dengan Kebencian
Dalam berbagai peristiwa, kita sering menyaksikan kemarahan meledak ketika ada yang dianggap menghina agama. Demonstrasi besar, seruan permusuhan, bahkan aksi anarkis dilakukan dengan dalih membela Tuhan.
Namun, benarkah itu cara yang diajarkan oleh agama? Jika kita melihat sejarah para nabi dan ajaran suci, Tuhan tidak pernah meminta umat-Nya untuk membalas penghinaan dengan kekerasan.
Gus Dur pernah berkata, “Tuhan tidak perlu dibela. Dia sudah Maha Segalanya. Yang perlu dibela adalah mereka yang tertindas dan diperlakukan tidak adil.”
Kalimat ini mengingatkan kita bahwa yang lebih membutuhkan pembelaan bukanlah Tuhan, melainkan manusia yang mengalami ketidakadilan.
Jika kita benar-benar ingin beragama dengan baik, maka kita harus lebih peduli terhadap sesama, bukan sekadar marah atas nama Tuhan.
Agama Rusak Bukan Karena Hinaan, Tetapi Perilaku Umatnya
Banyak yang mengira bahwa agama bisa hancur karena hinaan dari orang luar. Padahal, yang benar-benar merusak agama bukanlah celaan, tetapi perilaku umatnya sendiri yang jauh dari nilai-nilai ajaran agama.
Ketika pemeluk agama justru menampilkan wajah kasar, penuh kebencian, dan intoleran, maka yang tercoreng bukan hanya dirinya, tetapi juga agamanya.
Imam Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Musuh Islam bukanlah Nasrani atau Yahudi, tetapi kebodohan umat Islam itu sendiri.”
Artinya, yang paling berbahaya bukanlah orang luar yang mengkritik agama, tetapi umat yang menjalankan agamanya dengan cara yang salah.
Jika ingin membela agama, maka cara terbaik adalah dengan menunjukkan akhlak yang mulia dan mencerminkan nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari.
Membela Kemanusiaan Adalah Bentuk Penghormatan kepada Tuhan
Tuhan mengajarkan kasih sayang, keadilan, dan kepedulian terhadap sesama. Dalam Islam, Allah memiliki sifat Ar-Rahman (Maha Pengasih) dan Ar-Rahim (Maha Penyayang).
Jika kita benar-benar ingin membela Tuhan, maka kita harus meneladani sifat-sifat-Nya dalam kehidupan kita.
Rasulullah SAW bersabda, “Sayangilah yang ada di bumi, niscaya kalian akan disayangi oleh yang di langit.” (HR. Tirmidzi).
Hadis ini menegaskan bahwa kasih sayang terhadap manusia adalah salah satu cara untuk mendapatkan rahmat Tuhan. Jadi, jika seseorang ingin menunjukkan kesetiaan kepada Tuhan, ia harus menunjukkan kepeduliannya terhadap sesama.
Sebaliknya, jika seseorang sibuk berteriak membela Tuhan tetapi dalam kehidupannya ia tidak peduli terhadap orang miskin, membenci mereka yang berbeda keyakinan, atau menindas kaum lemah, maka itu bukanlah bentuk ibadah yang sejati.
Tuhan tidak menilai seberapa keras seseorang berteriak membela-Nya, tetapi seberapa besar ia menunjukkan kasih sayang kepada makhluk-Nya.
Agama Seharusnya Menjadi Sumber Kedamaian, Bukan Perpecahan
Setiap agama mengajarkan persaudaraan dan kedamaian. Namun, sering kali justru agama dijadikan alat untuk membenarkan perpecahan.
Fanatisme buta membuat seseorang merasa paling benar dan menganggap orang lain sebagai musuh. Akibatnya, muncul sikap eksklusif, kebencian, dan bahkan kekerasan.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.” (QS. An-Nahl: 125)
Ayat ini menunjukkan bahwa jika ingin menegakkan nilai-nilai agama, maka caranya harus dengan kebijaksanaan dan akhlak yang baik, bukan dengan kemarahan dan permusuhan.
Jika seseorang benar-benar mencintai Tuhan, maka ia akan menyebarkan kedamaian, bukan konflik.
Apa Tuhan Membutuhkan Pembelaan?
Membela Tuhan tidak bisa dilakukan dengan kebencian dan kekerasan. Tuhan tidak membutuhkan pembelaan manusia, tetapi manusia yang membutuhkan bimbingan Tuhan agar hidup dengan penuh kasih sayang dan keadilan.
Jika ingin menunjukkan keimanan yang sejati, maka wujudkan dalam bentuk kepedulian terhadap sesama, bukan hanya dalam teriakan membela agama.
Sebagaimana yang dikatakan Gus Dur, “Agama itu tidak perlu dibela, tapi harus dijalankan dengan baik.” Maka, marilah kita lebih fokus pada bagaimana menjalankan ajaran agama dengan penuh kasih sayang, bukan hanya sibuk berteriak membela Tuhan sambil melupakan kemanusiaan. (acank)