ppmindonesia.com.Jakarta – Mars Pusat Peranserta Masyarakat (PPM) ditetapkan sebagai lagu resmi berdasarkan Keputusan Pertemuan Nasional pada tahun 1985 M atau 9 Jumadil Awal 1405 H. Lirik dan lagu Mars PPM diciptakan oleh KH. M. Hadi Yunus, Pimpinan Pesantren Al-Iman Pabelan, Muntilan, Magelang.
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh M. Habib Chirzin dalam pertemuan di Muntilan pada 13 Maret 2025, sebagaimana dikutip oleh Nuniek Tasnim Haryani. Pada saat keputusan tersebut ditetapkan, PPM masih menggunakan nama Pusat Pengembangan Masyarakat.
Mars PPM mengandung makna yang sangat dalam, menegaskan bahwa Tuhan harus senantiasa menjadi nafas dan detak jantung dalam setiap gerakan perjuangan.
Seiring waktu, muncul berbagai asumsi mengenai perubahan frasa dalam lirik, khususnya pada bagian “Tancapkanlah wajah Tuhan dalam perjuangan.” Beberapa pihak mengusulkan perubahan menjadi “Tampakkanlah wajah Tuhan dalam perjuangan.” Namun, hingga saat ini, tidak terdapat bukti tertulis yang menguatkan perubahan tersebut.
Dalam tata tertib dan aturan organisasi, setiap perubahan prinsipil, termasuk revisi lirik Mars PPM, harus diputuskan melalui forum resmi yang setara dengan pertemuan yang dahulu menetapkannya.
Jika tidak ada bukti tertulis yang sah, maka perubahan tersebut hanya bersifat opini dan tidak dapat dijadikan acuan resmi. Oleh karena itu, seluruh aktivis, kader, dan pengurus PPM harus tetap disiplin serta berpegang teguh pada ketetapan organisasi yang telah disahkan, bukan berdasarkan asumsi atau ingatan semata.
Hingga saat ini, satu-satunya versi resmi Mars PPM adalah yang diciptakan oleh KH. M. Hadi Yunus dan ditetapkan dalam Keputusan Pertemuan Nasional Pusat Pengembangan Masyarakat di Yogyakarta pada 31 Januari 1985 M / 9 Jumadil Awal 1405 H. Keputusan ini ditandatangani oleh Pimpinan Sidang, Adi Sasono, dan Sekretaris Sidang, Ali Mustofa Trajutisna.
Jika frasa “Tampakkanlah wajah Tuhan dalam perjuangan” digunakan, ada kesan bahwa Tuhan hanya sekadar “ditampilkan” dalam perjuangan, menciptakan jarak dan keterpisahan. Sebaliknya, dengan menggunakan kata “Tancapkanlah ,” maknanya jauh lebih mendalam—Tuhan tidak hanya dihadirkan, tetapi benar-benar menjadi bagian yang melekat dan tidak terpisahkan dalam setiap langkah perjuangan.
Dengan konsep keseimbangan nilai, sosial, dan ekonomi, kader PPM berperan dalam membangun masyarakat yang mandiri dan sejahtera. Pada akhirnya, hal ini akan melahirkan khairu ummah—umat terbaik—sebagaimana disebutkan dalam QS. Ali Imran: 110:
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاس…. ١١٠
“Kuntum khayra ummah ukhrijat linnas…”
“Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia…”
Prinsip perjuangan ini tidak hanya bersifat rasional dan sosial, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang mendalam. Mars PPM mencerminkan epistemologi irfani, yakni bentuk pengetahuan yang diperoleh melalui intuisi spiritual dan pengalaman batiniah.
Oleh karena itu, perjuangan PPM bukan sekadar gerakan sosial, tetapi juga sebuah perjalanan ruhani yang menghubungkan manusia dengan Tuhan.
Saat ini, Mars PPM sedang dalam proses rekaman oleh Nuniek Tasnim Haryani, istri almarhum Ali Mustofa Trajutisna, bersama paduan suara di Yogyakarta. Proses take vocal dijadwalkan pada Kamis, 20 Maret 2025, di Studio 11 Jogja.
Lagu ini akan dinyanyikan bersama oleh Persatuan Pecinta Musik Muslim Yogyakarta (PPMMY), IMSA VG KB PII Yogyakarta Besar, dan PPM DIY.
Atas permintaan Mas Habib Chirzin, yang akan hadir dan memberikan Tausiyah Hikmah Syawalan, Mars PPM insyaAllah akan di-launching dalam acara Syawalan KB PII Sleman. Acara ini akan berlangsung pada 13 April 2025 di RM Genduk Wulan, Seyegan, Sleman, Yogyakarta, bersama IMSA VG Jogja Besar.
Dalam peluncuran lagu Mars PPM tersebut, akan dihadiri pleh Presidium Nasional Pusat peranserta Masyarakat (PPm) ddan PPN Nasional diharapkan menugaskan tim khusus untuk mendokumentasikan kegiatan dalam bentuk video agar dapat menjadi arsip dan bahan sosialisasi bagi generasi mendatang.(emha)