Scroll untuk baca artikel
ArtikelBerita

Penta QT: Lima Pokok Kesadaran Fundamental dalam Qaryah Thayyibah

47
×

Penta QT: Lima Pokok Kesadaran Fundamental dalam Qaryah Thayyibah

Share this article
lima dasar kesadaran qarish thsyibah (ppm.doc)

Oleh; Lalu Agus Sarjana. Aktifis dan Senior Pusat Peranserta Masyarakat (PPM) NTB

ppmindonesia.com. Mataram- Penta QT merupakan konsep yang mencerminkan lima pokok dasar kesadaran dalam Qaryah Thayyibah.

Kelima kesadaran ini menjadi pilar fundamental dalam membangun keseimbangan dan harmoni kehidupan masyarakat. Adapun lima kesadaran tersebut adalah:

  1. Kesadaran Segitiga Sama Sisi ABC Kesadaran ini menggambarkan keseimbangan dalam kehidupan, sebagaimana bentuk segitiga sama sisi yang memiliki tiga sisi dan tiga sudut yang sama besar. Segitiga ABC merepresentasikan keselarasan antara manusia, alam, dan Tuhan dalam sistem kehidupan yang harmonis.
  2. Kesadaran Nilai-nilai Trans-Recognition Kesadaran ini menitikberatkan pada pengakuan dan penghormatan terhadap nilai-nilai universal yang melampaui batas identitas sosial, budaya, dan agama. Trans-recognition menjadi fondasi dalam membangun keberagaman yang saling memahami dan menghormati satu sama lain.
  3. Kesadaran Ekonomi (Iqtishadiyah) Kesadaran ini berorientasi pada kesejahteraan ekonomi berbasis kemandirian dan keberlanjutan. Sistem ekonomi dalam Qaryah Thayyibah berlandaskan prinsip keadilan dan keseimbangan, di mana ekonomi bukan hanya untuk keuntungan individu, tetapi juga untuk kemaslahatan bersama.
  4. Kesadaran Sosial-Budaya (Ijtimaiyah) Dalam aspek sosial dan budaya, kesadaran ini menekankan pentingnya kebersamaan, gotong royong, serta pemeliharaan nilai-nilai tradisi yang berakar pada kearifan lokal. Masyarakat yang sadar sosial-budaya akan membangun hubungan yang harmonis dan penuh rasa empati.
  5. Kesadaran Penataan Qaryah Thayyibah Kesadaran ini mengacu pada upaya menata dan mengelola lingkungan sosial agar mencerminkan prinsip-prinsip Qaryah Thayyibah. Penataan ini mencakup aspek fisik, sosial, ekonomi, dan spiritual yang terintegrasi dalam kehidupan bermasyarakat.

Konstanta-19 dalam Bismillah dan Kesadaran 24 Jam

Kelima kesadaran dalam Penta QT tersembunyi dalam pernyataan Bismillah sebagai bagian dari konstanta-19 dalam Al-Qur’an.

Dalam hal ini, terdapat 24 huruf yang menjaga kesadaran manusia dari kelalaian dan kehancuran, mencerminkan keseimbangan kesadaran sepanjang 24 jam dalam sehari.

Secara spesifik, Bismillah terdiri dari 19 huruf yang zahir dan 5 huruf yang tersembunyi. Lima huruf yang tersembunyi tersebut terdiri dari empat huruf Alif dan satu huruf Waw.

  • Huruf Waw melambangkan kesadaran segitiga ABC sebagai simbol keseimbangan fundamental.
  • Empat huruf Alif mewakili empat segitiga kecil yang membentuk keseimbangan dalam segitiga ABC.

Dengan memahami makna ini, kita menyadari bahwa dalam setiap detik kehidupan, kita seharusnya senantiasa berada dalam kesadaran yang penuh terhadap nilai-nilai kehidupan yang seimbang, sebagaimana yang terkandung dalam makna Bismillah.

Ketika kesadaran ini hadir secara konstan dalam hidup kita, maka Bismillah bukan hanya sekadar lafaz, melainkan menjadi esensi kehidupan itu sendiri.

Hubungan Bismillah dan Syahadatain

Kesadaran yang tertanam dalam Bismillah selanjutnya bersenyawa dengan Syahadatain sebagai fondasi utama dalam Islam.

Jumlah huruf dalam kalimat Syahadatain, yakni La ilaha illa Allah, Muhammad Rasulullah, juga terdiri dari 24 huruf, sama seperti jumlah huruf dalam Bismillah.

Dalam sistem penataan dan pembinaan Dinul Islam, Syahadatain menjadi syarat dan rukun seseorang untuk menyatakan keislamannya. Ini adalah syarat perlu dan cukup bagi seseorang untuk diakui sebagai Muslim dalam sistem administrasi Islam.

Dengan mengikrarkan Syahadatain, seseorang dijamin untuk mencapai husnul khatimah—akhir kehidupan yang baik—serta memperoleh predikat nafsul muthmainnah (jiwa yang tenang). Predikat ini menjadi kunci untuk memasuki Jannah sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Fajr (89:27-30):

“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”

Dengan demikian, kesadaran dalam Bismillah dan Syahadatain bukan hanya merupakan prinsip teologis, tetapi juga mencerminkan keseimbangan hidup yang harus senantiasa dijaga dalam setiap aspek kehidupan manusia.

Kelima kesadaran dalam Penta QT menjadi pemandu bagi umat manusia dalam membangun kehidupan yang harmonis, seimbang, dan penuh keberkahan. (lalu agus sarjana)

 

Example 120x600