Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Islam: Satu-satunya Agama yang Disahkan oleh Tuhan dalam Seluruh Kitab Suci

270
×

Islam: Satu-satunya Agama yang Disahkan oleh Tuhan dalam Seluruh Kitab Suci

Share this article

ppmindonesis.com. Jakarta- Pemahaman terhadap makna kata Islam sangat penting untuk memahami pesan dasar agama yang dibawa oleh para nabi. Kata ini kerap disalahartikan sebagai ‘perdamaian’, padahal makna aslinya lebih tepat diartikan sebagai ‘ketundukan’ atau ‘penyerahan diri secara total kepada Tuhan’.

Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa Islam, dalam arti ketundukan kepada Tuhan, adalah satu-satunya agama yang dibenarkan oleh Tuhan sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, dan juga dapat ditelusuri jejaknya dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Makna Islam: Ketundukan, Bukan Semata Perdamaian

Dalam bahasa Arab, kata ‘Islam’ berasal dari akar kata s-l-m yang juga melahirkan kata salaam (damai). Namun, dalam bentuknya sebagai Islam, ia mengandung makna aktif yaitu “penyerahan diri secara sadar dan menyeluruh kepada kehendak Tuhan”.

Perbedaan antara ketundukan dan perdamaian ditegaskan dalam QS 2:131:

اِذْ قَالَ لَهٗ رَبُّهٗٓ اَسْلِمْۙ قَالَ اَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۝١٣١

“Ketika Tuhannya berkata kepadanya (Ibrahim), ‘Tunduklah (Aslim)’, ia menjawab, ‘Aku tunduk (Aslamtu) kepada Tuhan semesta alam.’”

(Q.S. Al-Baqarah [2]:131)

Ayat ini menunjukkan bahwa perintah Allah adalah tunduk, bukan berdamai dalam arti pasif. Seseorang bisa berdamai dengan musuh tanpa harus tunduk kepadanya. Tetapi dalam konteks keagamaan, yang dituntut adalah kepatuhan penuh, bukan sekadar sikap damai.

Islam: Agama yang Bukan Baru, Bukan Pula Dimulai oleh Nabi Muhammad

Salah satu kekeliruan umum adalah menganggap bahwa Islam sebagai agama dimulai dengan Nabi Muhammad. Padahal, Al-Qur’an menegaskan bahwa semua nabi terdahulu membawa pesan yang sama—yaitu menyeru umat manusia kepada ketundukan kepada Tuhan Yang Esa (Islam dalam arti substansial).

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُۗ…..۝١٩

 “Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam…” (Q.S. Ali Imran [3]:19)

وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُۚ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ ۝٨٥

“Barang siapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima daripadanya dan di akhirat dia termasuk orang yang merugi” (Q.S. Ali Imran [3]:85)

Ini mempertegas bahwa Islam adalah agama universal, melampaui waktu dan rasul.

Tidak Ada “Yudaisme” dan “Kristen” dalam Kitab-Kitab Suci

Jika kita menelusuri Perjanjian Lama (Tanakh) maupun Perjanjian Baru, tidak ada penyebutan istilah “Yudaisme” atau “Kristen” sebagai nama agama yang diwahyukan. Dalam Tanakh, yang ada adalah seruan untuk tunduk kepada Tuhan:

  • Tundukkanlah diri kepada Tuhan dan berdamailah dengan-Nya…” (Ayub 22:21)
  •  “Tunduklah kepada Tuhan…” (2 Tawarikh 30:8)

Sementara dalam Perjanjian Baru, kita dapati perintah seperti:

  • “Tunduklah kepada Allah…” (Yakobus 4:7)
  •  “Rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat…” (1 Petrus 5:6)
  •  “Mereka tidak takluk kepada hukum Allah…” (Roma 8:7)

Pesan-pesan ini mencerminkan esensi Islam: tunduk kepada kehendak Tuhan, bukan hanya beriman secara nominal.

Millah vs Diin: Dua Istilah Berbeda

Al-Qur’an membedakan dengan jelas antara diin (agama sebagai sistem hukum dan ibadah) dan millah (keyakinan atau kredo). Dalam QS 2:120, Tuhan berfirman:

وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْۗ……….. ۝١٢٠

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu hingga kamu mengikuti millah mereka.”

Ayat ini tidak menyebut bahwa mereka memiliki diin, melainkan millah—yang berarti sistem kepercayaan, bukan sistem agama yang komprehensif sebagaimana Islam.

Perbedaan ini juga tampak dalam QS 6:161:

قُلْ اِنَّنِيْ هَدٰىنِيْ رَبِّيْٓ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ ەۚ دِيْنًا قِيَمًا مِّلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًاۚ ….. ۝١٦١

 “……..Tuhanku telah memberiku petunjuk kepada jalan yang lurus, agama yang benar (diinan qayyiman), ajaran (millata) Ibrahim yang lurus ….”

Millah adalah ajaran tauhid (monoteisme), sedangkan diin mencakup seluruh aspek hukum, ibadah, dan tatanan hidup yang bersumber dari wahyu.

Berdasarkan bukti Al-Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

  • Islam (ketundukan kepada Tuhan) adalah satu-satunya agama yang disahkan oleh Tuhan.
  • Islam bukan agama baru yang dimulai oleh Nabi Muhammad, tetapi merupakan agama para nabi sejak Ibrahim, Musa, hingga Isa.
  • Istilah “Yudaisme” dan “Kristen” tidak pernah disebut dalam kitab suci sebagai agama resmi dari Tuhan.
  • Ajaran yang dibawa para nabi sebelumnya sejatinya adalah Islam dalam bentuknya yang murni dan transenden. (emha)

Referensi

  • Al-Qur’anul Karim.https://quran.kemenag.go.id/
  • The Holy Bible, New International Version. Zondervan, 2011.
  • Mohamed, A. (n.d.). Islam is the Only Religion Authorized by God in All Scriptures (original essay).
  • Ibn Manzur. Lisan al-‘Arab, Beirut: Dar al-Sadr, tt.

 

Example 120x600