ppmindonesia.com.Jakarta – Gagal ginjal selama ini sering diasosiasikan dengan penyakit orang tua. Namun, kenyataannya kini semakin banyak kasus gagal ginjal yang menyerang usia muda, termasuk remaja bahkan anak-anak.
Fenomena ini patut menjadi perhatian serius, karena kerusakan ginjal bukanlah kondisi yang muncul tiba-tiba, melainkan hasil dari proses panjang yang seringkali tidak disadari.
Salah satu faktor utama yang mendorong meningkatnya risiko gagal ginjal di usia muda adalah gaya hidup yang tidak sehat.
Pola makan tinggi gula dan garam, kurang minum air putih, konsumsi junk food, kebiasaan begadang, hingga malas berolahraga menjadi bagian dari rutinitas harian banyak anak muda.
Tak hanya itu, penggunaan obat pereda nyeri tanpa pengawasan medis dan konsumsi minuman manis berlebihan turut memperburuk kondisi.
Fakta di Lapangan: Tren Mengkhawatirkan
Beberapa tahun terakhir menunjukkan tren peningkatan kasus gangguan ginjal akut maupun kronis di kalangan anak muda.
Data dari berbagai rumah sakit mengonfirmasi bahwa pasien usia 20–40 tahun mulai mendominasi layanan nefrologi, terutama mereka yang memiliki riwayat hipertensi, diabetes, dan gaya hidup sedentari.
Lebih memprihatinkan lagi, sebagian besar kasus baru diketahui ketika fungsi ginjal sudah menurun drastis dan memasuki tahap kronis.
Hal ini terjadi karena gejala awal gagal ginjal sering tidak kentara: kelelahan, penurunan nafsu makan, atau perubahan warna urine. Akibatnya, banyak penderita datang ke fasilitas kesehatan ketika kondisi sudah parah dan memerlukan terapi cuci darah (hemodialisis).
Penyebab yang Sering Terabaikan
- Kebiasaan Kurang Minum Air Putih
Ginjal membutuhkan cairan cukup untuk menyaring racun dan membuang limbah metabolisme. Dehidrasi kronis membuat ginjal bekerja lebih keras dan mempercepat kerusakannya.
- Pola Makan Tidak Seimbang
Konsumsi makanan tinggi gula dan garam meningkatkan risiko diabetes dan hipertensi, dua penyebab utama gagal ginjal kronis. Junk food, makanan instan, dan minuman kekinian menjadi pemicu utama.
- Penggunaan Obat Tanpa Pengawasan
Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen jika dikonsumsi berlebihan dalam jangka panjang dapat merusak jaringan ginjal.
- Kebiasaan Merokok dan Minum Alkohol
Kombinasi keduanya meningkatkan risiko gangguan ginjal hingga lima kali lipat, terutama jika disertai penyakit penyerta lain.
- Kurangnya Aktivitas Fisik
Gaya hidup tidak aktif berkontribusi pada gangguan metabolisme, obesitas, dan resistensi insulin—semuanya berdampak pada fungsi ginjal.
- Penyakit Penyerta di Usia Muda
Meningkatnya kasus diabetes tipe 2 dan hipertensi di kalangan usia muda sangat erat kaitannya dengan gaya hidup yang tidak sehat dan stres.
Solusi: Cegah Sejak Dini, Ubah Pola Hidup Sekarang
Menghindari risiko gagal ginjal di usia muda bukan hal yang mustahil. Kuncinya terletak pada perubahan gaya hidup dan kesadaran akan pentingnya menjaga fungsi ginjal sejak dini. Beberapa langkah pencegahan yang dapat diterapkan:
- Cukupi kebutuhan cairan harian, minimal 8 gelas air putih per hari.
- Perbanyak konsumsi makanan segar, seperti buah, sayur, dan protein tanpa lemak.
- Hindari makanan tinggi gula, garam, dan ultra proses, seperti makanan instan, gorengan, dan minuman bersoda.
- Batasi konsumsi kopi manis dan minuman kekinian yang mengandung pemanis buatan.
- Lakukan aktivitas fisik secara rutin, setidaknya 30 menit setiap hari.
- Jangan konsumsi obat sembarangan, selalu konsultasikan dengan tenaga medis.
- Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ginjal.
Kesadaran untuk hidup sehat dan menjaga kesehatan ginjal harus dimulai sejak muda. Gagal ginjal bukan hanya penyakit orang tua—siapa pun bisa terkena jika mengabaikan tanda-tanda dan pola hidup sehat. Maka dari itu, mari jadikan gaya hidup sehat sebagai investasi jangka panjang demi masa depan yang lebih berkualitas.(acank)
Referensi;