Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Burung-Burung yang Bertasbih: Antara Mekanika Penerbangan dan Ketaatan Makhluk

89
×

Burung-Burung yang Bertasbih: Antara Mekanika Penerbangan dan Ketaatan Makhluk

Share this article

Penulis: emha | Editor: asyary

ppmindonesia.com.Jakarta – Di pagi hari yang hening, ketika matahari baru menyapu pucuk-pucuk pepohonan, terdengar kicauan burung memecah keheningan. Suaranya tak hanya merdu, tapi menyimpan gema dari langit.

Kita mungkin menganggapnya biasa. Namun bagi yang peka, burung-burung itu tengah bertasbih—melantunkan pujian dalam bahasa yang tidak kita mengerti, tapi ditangkap langit dan direkam bumi.

Burung adalah makhluk kecil yang memainkan peran besar dalam kosmologi spiritual dan ilmiah. Mereka bukan sekadar hewan bersayap, melainkan simbol ketaatan dalam gerak, dan ayat Tuhan yang terbang di antara langit dan bumi.

Keajaiban Mekanika Penerbangan

Secara ilmiah, kemampuan burung untuk terbang adalah pencapaian luar biasa. Sayap mereka dirancang dengan presisi: memiliki struktur bulu yang kompleks, massa tubuh yang ringan, dan otot dada yang kuat untuk mengepak.

Sistem pernapasannya memungkinkan pertukaran oksigen dua arah, sangat efisien dibandingkan makhluk lainnya.

Burung juga memiliki sistem navigasi yang memukau. Mereka membaca arah matahari, posisi bintang, bahkan medan magnet bumi, untuk bermigrasi ribuan kilometer tanpa tersesat.

Namun apakah semua ini sekadar hasil seleksi alam? Atau ada kecerdasan ilahiah yang menyusun rancangannya?

Al-Qur’an menyinggung ini dalam firman-Nya:

اَلَمْ يَرَوْا اِلَى الطَّيْرِ مُسَخَّرٰتٍ فِيْ جَوِّ السَّمَاۤءِۗ مَا يُمْسِكُهُنَّ اِلَّا اللّٰهُۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ ۝٧٩

> “Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa lepas? Tidak ada yang menahannya kecuali Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang beriman.” (QS An-Nahl: 79)

Ayat ini bukan sekadar observasi visual, tapi seruan agar manusia merenung. Di balik keseimbangan aerodinamis, tersembunyi sistem yang tunduk pada hukum Sang Pencipta.

Gerak yang Mengandung Tasbih

Burung tidak hanya ‘bisa terbang’. Mereka dijadikan bisa terbang. Gerakan sayapnya bukan sekadar fisiologis, tapi spiritual.

Burung bertasbih bukan hanya dengan suara, tapi dengan keberadaannya. Ia tidak menyimpang dari fitrah. Ia tidak menolak arah. Ia tidak memberontak terhadap hukum langit.

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُسَبِّحُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالطَّيْرُ صٰۤفّٰتٍۗ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهٗ وَتَسْبِيْحَهٗۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌۢ بِمَا يَفْعَلُوْنَ ۝٤١

“Tidakkah kamu memperhatikan bahwa kepada Allah bersujud siapa pun yang ada di langit dan siapa pun yang ada di bumi, dan juga burung-burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui shalat dan tasbihnya.” (QS An-Nur: 41)

Dalam pandangan ini, terbangnya seekor burung bukanlah peristiwa biasa. Itu adalah ibadah dalam bentuk paling alami—ketaatan total pada hukum penciptaan.

Sains bisa menjelaskan bagaimana burung terbang, tetapi hanya iman yang bisa menjelaskan mengapa ia tidak menolak perannya di semesta.

Pelajaran untuk Manusia

Burung tidak berfilsafat, tidak bertanya tentang takdirnya, tidak bernegosiasi tentang nasibnya. Tapi justru karena itulah ia menjadi simbol keikhlasan dan ketundukan.

Burung mengajarkan manusia bahwa kemerdekaan sejati adalah saat makhluk menyatu dengan fitrahnya.

Manusia, sebaliknya, sering kali lupa arah. Kita memiliki akal dan kebebasan memilih, namun justru sering ragu, tersesat, bahkan melawan hukum kehidupan itu sendiri.

Kita menciptakan sistem-sistem yang bertabrakan dengan keseimbangan alam dan kerap mencari kemuliaan di luar ketaatan.

Padahal, seperti burung, kita pun memiliki langit untuk dijelajahi—bukan secara fisik, tapi spiritual.

Akhirnya, Sebuah Pertanyaan

Ketika burung-burung kecil tahu ke mana harus terbang, tahu kapan harus pulang, dan tahu kapan harus diam—mengapa manusia yang memiliki kesadaran justru sering kehilangan arah?

Mungkin, di balik kicauan mereka, burung-burung sedang mengingatkan: bahwa hidup bukan soal tinggi terbangnya, tapi ke mana arah kepakan sayapmu mengantarmu.(emha)

 

Example 120x600