Scroll untuk baca artikel
BeritaNasional

PPM Itu Apa? Saatnya Kita Jelaskan Kembali!

16
×

PPM Itu Apa? Saatnya Kita Jelaskan Kembali!

Share this article

Penulis : acank| Editor : asyary

“PPM itu apa ya?”

ppmidonesia.com.Jakarta – Pertanyaan singkat ini mungkin terdengar biasa saja. Tapi bagi sebagian kita yang pernah terlibat dalam dunia pemberdayaan masyarakat, pertanyaan itu bisa terasa menohok—karena ia menyentil satu kenyataan yang tak bisa lagi kita abaikan: generasi muda hari ini nyaris tak mengenal apa itu Pusat Peranserta Masyarakat (PPM).

Beberapa waktu lalu, dalam sebuah sesi dialog santai di sela-sela kegiatan Partisipatory Academy yang diselenggarakan PPM Kota Bekasi, Mas  Burhan Said—seorang senior PPM asal Makassar yang kini berdomisili di NTB—melontarkan pertanyaan retoris, “Kalau kita tanya anak muda sekarang, Muhammadiyah tahu? Pasti. NU? Tentu tahu. Tapi PPM?”

Ia lalu tersenyum, “Mereka bisa balik tanya: ‘Itu singkatan dari apa, ya?’”

Dan di situlah masalahnya.

Kita terlalu lama berdiam. Terlalu asyik dengan romantisme masa lalu, sampai lupa menjelaskan ulang siapa kita dan mengapa kehadiran PPM masih sangat relevan hari ini. Kini saatnya kita bangkit.

Bukan dengan nostalgia, tapi dengan narasi baru: bahwa PPM adalah mitra strategis dalam mewujudkan Indonesia yang lebih adil, cerdas, dan berdaya.

Warisan dan Akar Kuat

PPM bukan organisasi biasa. Ia lahir dari semangat zaman yang percaya bahwa pembangunan tak boleh bersifat top-down semata.

Bahwa rakyat harus dilibatkan bukan hanya sebagai penerima manfaat, tapi sebagai pelaku utama perubahan. Bahkan dari namanya saja—Peranserta Masyarakat—kita tahu bahwa paradigma partisipasi adalah DNA dari gerakan ini.

Di masa jayanya, para kader PPM tersebar hingga ke pelosok desa. Mereka menjadi fasilitator, penggerak, dan pendamping masyarakat. Mereka masuk ke kampung-kampung dengan satu semangat: membangun dari bawah, bersama rakyat.

Namun, seiring waktu, nama besar PPM seperti tertelan zaman. Banyak generasi baru yang tak tahu apa itu PPM, dan lebih mengenal istilah-istilah baru seperti community development, social innovation, atau inclusive planning. Padahal, nilai-nilai yang mereka usung sejak awal adalah inti dari semua istilah tersebut.

Peluang Baru di Era Indonesia Emas 2045

Lalu mengapa kita harus bicara tentang PPM sekarang?

Karena ada peluang besar yang sedang terbuka di depan mata: RPJPN Indonesia Emas 2045. Visi besar ini mencita-citakan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersatu, berdaulat, maju, dan berkelanjutan.

Empat misi utama pembangunan nasional—melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia—semuanya memerlukan pendekatan partisipatif yang kuat.

Tak ada satu pun tujuan besar itu yang bisa dicapai tanpa keterlibatan rakyat secara aktif.

Dan di sinilah PPM harus kembali mengambil tempat.

Menurut Ir. Lalu Khalid Tarmizi, MT—Ketua Presidium PPM NTB sekaligus seorang ahli planologi yang pernah memimpin Bappeda Lombok Timur—justru sekarang adalah momentum paling tepat bagi PPM untuk tampil ke depan. “Visi Indonesia 2045 itu secara substansi sangat partisipatif. Kita hanya perlu membacanya dengan kacamata peranserta masyarakat,” ujarnya.

PPM memiliki kompetensi yang sangat strategis: mengorganisir rakyat, memfasilitasi musyawarah, mendorong kesadaran kritis, serta menjembatani aspirasi masyarakat ke dalam sistem perencanaan pembangunan. Itu bukan keahlian biasa. Itu adalah soft skill yang hari ini justru sangat langka dan sangat dibutuhkan.

Bangkit Bersama Generasi Muda

Namun, agar bisa bangkit, PPM tak bisa hanya mengandalkan kader lama. Kita perlu membuka ruang baru bagi generasi muda—mereka yang haus akan peran, tapi sering kali kehilangan arah.

Kita harus mengajak mereka memahami kembali esensi “pembangunan” yang bukan hanya soal infrastruktur, tetapi soal keadilan sosial, kesetaraan akses, dan keberdayaan komunitas.

Caranya? Dengan merancang program pendidikan dan pelatihan berbasis paradigma partisipatif, menghidupkan kembali Partisipatory Academy, menjalin kemitraan dengan lembaga pendidikan, media, dan komunitas-komunitas kreatif.

Biarkan mereka merasakan langsung bahwa PPM bukan masa lalu yang usang, tapi masa depan yang layak diperjuangkan.

PPM: Dari Pinggiran ke Panggung Utama

“PPM itu apa?”

Mari kita jawab dengan lantang: PPM adalah gerakan rakyat untuk pembangunan yang adil dan berkelanjutan.

Ia bukan sekadar organisasi. Ia adalah wadah dan jalan perjuangan. Bila kita mampu menyusun langkah ulang—dengan narasi yang segar, strategi yang inklusif, dan semangat yang tak padam—maka bukan tidak mungkin PPM akan kembali menjadi aktor utama pembangunan, dari desa hingga nasional.

Jadi, mari kita mulai lagi. Mari kita jelaskan kembali.

Bahwa PPM adalah tentang peranserta, tentang membangun bersama, bukan membangun untuk. Indonesia Emas 2045 bukan hanya tentang ekonomi atau teknologi, tapi juga tentang siapa yang ikut serta dalam prosesnya.

Dan di situlah peran PPM tak tergantikan.(acank)

Example 120x600