Scroll untuk baca artikel
BeritaEdukasi

Perjuangan Keberadaan: Sebut Saja, Dasein

4
×

Perjuangan Keberadaan: Sebut Saja, Dasein

Share this article

Penulis: lalu pharmanegara| editor: asyary

ppmindonesia.com.Jakarta– Di tengah pergulatan manusia memahami makna hidup dan dirinya sendiri, filsuf Jerman Martin Heidegger memperkenalkan sebuah istilah penting dalam khazanah filsafat: Dasein. 

Dalam bahasa Jerman, Dasein secara harfiah berarti “ada-di-sana” atau “keberadaan”, namun Heidegger menggunakannya secara lebih spesifik—ia menunjuk pada cara manusia “menjadi ada” di dunia ini.

Dasein bukan sekadar eksistensi biologis. Ia adalah keberadaan yang sadar, reflektif, dan bertanya. Manusia, tidak seperti batu atau pohon, memiliki kesadaran akan keberadaannya sendiri. Kita menyadari bahwa kita hidup, bahwa kita berada di dunia, dan bahwa suatu saat nanti kita akan tiada. Dalam kesadaran inilah Dasein hidup—berjuang, merasakan, dan mencari makna.

Menurut Heidegger, terdapat beberapa ciri pokok dari Dasein:

Keberadaan dalam dunia (being-in-the-world): Dasein tidak pernah netral atau mengambang. Ia selalu berada dalam konteks—dalam dunia sosial, sejarah, budaya, dan lingkungan. Manusia tidak ada di luar dunia, melainkan terlibat secara aktif dan eksistensial di dalamnya.

Kesadaran akan keberadaan: Dasein menyadari dirinya sebagai makhluk yang “ada”, bahkan mampu bertanya tentang hakikat keberadaannya sendiri. 

Ini adalah aspek khas manusia—kemampuan untuk merenung, mempertanyakan, dan memberi makna pada hidup.

Keterlemparan dalam waktu (temporality): Dasein hidup dalam ketegangan waktu—antara masa lalu, masa kini, dan masa depan. Kita terlempar ke dalam dunia tanpa memilih, tetapi selalu dalam proses menjadi. 

Kita bergerak menuju kemungkinan-kemungkinan kita, termasuk kemungkinan yang paling pasti sekaligus paling menggentarkan: kematian.

Dalam konteks ini, perjuangan keberadaan bukan hanya soal bertahan hidup, melainkan soal menjadi diri sendiri secara otentik. 

Dasein dapat hidup secara autentik jika ia sadar akan kemungkinan-kemungkinan eksistensialnya, dan berani menghadapinya tanpa menyembunyikan diri di balik rutinitas, tradisi, atau ilusi.

Konsep Dasein Heidegger telah menjadi pondasi penting dalam filsafat eksistensial dan fenomenologi modern.

Ia juga melahirkan pengaruh luas dalam disiplin lain seperti psikologi, sosiologi, dan antropologi, terutama dalam hal memahami manusia sebagai makhluk yang tidak hanya hidup, tetapi mengetahui bahwa ia hidup, dan karena itu selalu berada dalam dialog terus-menerus dengan keberadaannya sendiri.(lalu pharmanegara)

Example 120x600