Scroll untuk baca artikel
BeritaNasional

Kader PPM: Dari Ide ke Aksi, Dari Rencana ke Perubahan

113
×

Kader PPM: Dari Ide ke Aksi, Dari Rencana ke Perubahan

Share this article

Penulis ; acank | Editor ; asyary |

"Perempuan sebagai pilar peradaban. Inilah wajah para Srikandi Dakwah bil Hal yang siap menjadi motor penggerak kebaikan di lingkungannya, (doc.ppm)

ppmindonesia.com.Bekasi – Di tengah gempuran modernisasi yang seringkali mengasingkan masyarakat dari akar-akar sosial dan spiritualnya, hadir sekelompok kecil orang yang memilih jalan sebaliknya. Mereka bukan pejabat tinggi, bukan tokoh panggung, melainkan para kader. Kader-kader Pusat Peranserta Masyarakat (PPM) yang sedang memulai sesuatu yang berbeda: bergerak dari ide menuju aksi, dari wacana menuju perubahan.

Pada 5- 6  Juli 2025, di sebuah ruang sederhana di Islamic Center Bekasi, para kader PPM dari berbagai daerah mempresentasikan rencana kerja lapangan mereka di hadapan Presidium dan Sekretariat Nasional PPM. Bukan untuk lomba proposal atau kompetisi proyek, tetapi untuk satu tujuan: memastikan bahwa pelatihan dua hari ini tidak berakhir sebagai seminar, melainkan sebagai langkah nyata di masyarakat.

Satu per satu kelompok naik ke podium. Dengan ragu-ragu tapi mantap, mereka memaparkan rencana-rencana yang telah disusun bersama. Ada yang berencana membuka kedai es teh berbasis gerobak untuk pelajar dan warga sekitar. Ada yang menginisiasi koperasi laundry dan merintis bank sampah dari sisa dana pribadi. Di satu sisi lain, dari Subang, lahir ide membangun demplot agroforestri kencur berbasis plasma yang menyasar ekspor dan pemberdayaan petani hutan.

Ada pula yang membawa semangat dari ruang kelas ke dapur sekolah, membentuk BUMS—Badan Usaha Milik Sekolah—sebagai wadah kemandirian siswa. Dari Karawang, muncul gagasan penanaman cabai terintegrasi dengan jaringan pedagang pasar. Dan dari Depok, seorang kader membawa pengalaman pahit pandemi menjadi konsep pemberdayaan ibu-ibu melalui bisnis frozen food dan restoran ramah lingkungan.

Tidak ada rencana yang sempurna. Banyak yang masih terbentur soal anggaran, legalitas, hingga kelayakan pasar. Tapi semua berbicara dengan bahasa yang sama: keinginan untuk mengubah keadaan dengan apa yang mereka miliki.

Mas Anwar Hariyono, Sekretaris Jenderal PPM, menegaskan pentingnya mengawal setiap rencana hingga menjadi aksi nyata.

“Rencana ini adalah cetak biru. Tapi cetak biru tidak akan berarti tanpa pelaksanaan. Dan pelaksanaan tidak akan hidup tanpa monitoring dan pendampingan. Inilah tanggung jawab kita bersama.”

Mas Pupun Purwana, Ketua Dewan Pembina Badan Wakaf PPM, memberi catatan tajam:

“Kalau hanya bermimpi, kita tak akan pernah melangkah. Tapi mimpi yang disusun dalam rencana, dan dijalankan dalam kerja kolektif, akan menjadi gerakan yang nyata.”

Dan Mas Eko Suryono, Ketua Presidium PPM, menutup pelatihan dengan pesan spiritual yang sederhana namun kuat:

“Sebagai khalifah di bumi, kita tak hanya bertanggung jawab pada sesama, tapi juga pada lingkungan dan Tuhan. Maka setiap langkah pemberdayaan harus lahir dari niat yang baik, proses yang jujur, dan tujuan yang maslahat.”

Pelatihan ini bukan sekadar agenda pelatihan organisasi. Ia adalah momen kristalisasi gerakan sosial akar rumput. Bahwa perubahan tidak lahir dari atas ke bawah, tapi tumbuh dari bawah—dari semangat kolektif warga yang melihat, merasakan, dan bertindak.

Kader-kader PPM telah membuktikan bahwa dakwah bukan hanya soal pidato. Bahwa pengabdian bukan tentang seremonial. Mereka menunjukkan bahwa gerobak teh, ladang kencur, koperasi kecil, dan sabun dari limbah rumah tangga, bisa menjadi bagian dari narasi besar pemberdayaan. Narasi yang dimulai dari ruang-ruang kecil, tetapi menjanjikan gema besar: keadilan sosial, kemandirian ekonomi, dan keharmonisan dengan alam.

Tentu tantangan ke depan tak ringan. Tapi sebagaimana benih yang ditanam di ladang yang keras pun bisa tumbuh dengan perawatan yang sabar, maka rencana-rencana para kader ini pun berpeluang besar untuk mekar. Dengan komitmen, kerja sama, dan pendampingan yang terus berjalan, bukan tidak mungkin mimpi-mimpi yang tampak sederhana ini akan menjadi cerita sukses yang menginspirasi gerakan yang lebih luas.

Di tangan para kader PPM, ide bukan lagi sekadar gagasan. Ia menjadi aksi. Dan dari aksi, lahirlah perubahan.(acank)

Example 120x600