Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Shalat yang Mencegah Keji dan Mungkar: Pesan Lintas Makhluk

25
×

Shalat yang Mencegah Keji dan Mungkar: Pesan Lintas Makhluk

Share this article

Penulis ; syahida| Editor; asyary|

ppmindonesia.com.Bogor — Shalat sejati adalah shalat yang mengubah perilaku, bukan sekadar menggerakkan tubuh. Pesan ini disampaikan Husni Nasution dalam kajian Qur’an bil Qur’an di kanal Syahida, ketika mengupas keterkaitan QS Al-‘Ankabut [29]:45 dan QS An-Nur [24]:41.

“Al-Qur’an secara tegas menyebut, shalat yang benar mencegah fahsya—perbuatan yang merusak martabat diri—dan mungkar—perbuatan yang merugikan orang lain atau merusak tatanan,” ujar Husni, merujuk QS 29:45. Menurutnya, inilah ukuran yang membedakan antara shalat yang hidup dengan shalat yang mati.

Namun, Al-Qur’an juga mengingatkan adanya bentuk shalat yang kehilangan makna. QS Al-Ma’un [107]:4-5 menyinggung orang yang “shahun” atau lalai dalam shalatnya, sementara QS Al-Anfal [8]:35 menggambarkan shalat yang hanya berupa “mukaan wa tashdiyah” (siulan dan tepukan tangan), sekadar ritual tanpa ruh.

Husni lalu mengaitkan makna shalat ini dengan perspektif yang lebih luas melalui QS 24:41:

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُسَبِّحُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالطَّيْرُ صٰۤفّٰتٍۗ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهٗ وَتَسْبِيْحَهٗۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌۢ بِمَا يَفْعَلُوْنَ ۝٤١

 “Tidakkah kamu mengetahui bahwa kepada Allah bertasbih apa yang ada di langit dan di bumi, dan (juga) burung-burung yang mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui shalatnya dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”

“Ini menunjukkan bahwa shalat adalah pesan lintas makhluk,” kata Husni. Menurutnya, seluruh ciptaan Allah telah ‘mengetahui’ shalatnya masing-masing. Burung menjaga keseimbangan alam, air mengalir memberi kehidupan, planet beredar menjaga keteraturan semesta — semua itu adalah bentuk shalat yang menolak kerusakan.

Karena itu, ia menekankan, manusia seharusnya mampu menjalankan shalat dengan kesadaran yang sama: menjaga harmoni, menolak kerusakan, dan membawa kebermanfaatan. “Kalau shalat kita tidak mencegah kerusakan, Qur’an menyebutnya bukan shalat yang sejati, melainkan ritual kosong,” tegasnya.

Di akhir kajian, Husni mengajak untuk menghidupkan kembali makna shalat sebagaimana yang digariskan Al-Qur’an: “Shalat adalah perjanjian moral seluruh ciptaan Allah. Ia bukan hanya kewajiban formal, tetapi kesadaran untuk menjaga diri, sesama, dan alam dari keji dan mungkar.”(syahida)

*Husni Nasution, alumnus IAIN Sumatera Utara dari Bogor, dikenal sebagai pemikir kebangsaan dan pengkaji Al-Qur’an. Ia dikenal dengan konsep ‘Nasionalisme Religius’ yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan, serta perhatian besar terhadap solidaritas sosial.

Example 120x600