Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Ajaran Islam: Tidak Ada dalam Qur’an atau Kita yang Belum Tahu?

144
×

Ajaran Islam: Tidak Ada dalam Qur’an atau Kita yang Belum Tahu?

Share this article

Penulis: syahida| Editor: asyary|

ppmindonesia.com.Jakarta – Salah satu pertanyaan penting dalam memahami Islam adalah: apakah mungkin ada ajaran Islam yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an? Atau sebaliknya, ajaran itu memang ada, tetapi kita belum mampu menemukannya dalam Al-Qur’an karena keterbatasan pengetahuan kita?

Pertanyaan ini tidak sekadar teoretis, melainkan menyentuh inti dari bagaimana kita meletakkan otoritas Al-Qur’an sebagai sumber utama ajaran Islam.

Islam dan Otoritas Qur’an

Allah menegaskan dalam QS 3:19: “Inna ad-dīna ‘inda Allāhi al-Islām” (Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam). Jika agama yang benar hanyalah Islam, maka standar kebenaran dan keabsahan ajaran Islam tidak lain adalah firman Allah, yakni Al-Qur’an.

Karena itu, pernyataan bahwa ada ajaran Islam yang tidak terdapat dalam Qur’an sejatinya menggeser otoritas wahyu kepada selain Allah. Padahal, Al-Qur’an telah menegaskan dirinya sebagai petunjuk, penjelas segala sesuatu, dan pembeda antara yang hak dan yang batil (QS 16:89, QS 25:1).

Keterbatasan Manusia, Kesempurnaan Wahyu

Lantas, adakah manusia yang sanggup mengetahui isi Al-Qur’an secara keseluruhan? Tentu tidak. Manusia adalah makhluk dengan segala keterbatasannya. QS 17:85 mengingatkan: 

وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا ۝٨٥

“Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.”

Bahkan para ulama besar, baik zaman dahulu maupun sekarang, yang dianggap mumpuni sekalipun, masih mengakui bahwa pemahaman mereka terhadap Al-Qur’an belumlah menyeluruh. Maka, jika ada yang berani berkata bahwa Al-Qur’an tidak cukup untuk agama, sesungguhnya ia seakan-akan sedang “mengajari” Tuhan tentang agama-Nya.  Sebagaimana dalam   dalam QS Al-Hujurat [49]:16:

قُلْ اَتُعَلِّمُوْنَ اللّٰهَ بِدِيْنِكُمْۗ… ۝١٦

“Apakah kamu hendak mengajari Allah tentang agamamu?”

Tidak Pantas Menyatakan “Tidak Ada”

Oleh sebab itu, sangatlah logis pernyataan ini: jika seseorang benar-benar mengetahui seluruh isi Al-Qur’an, ia tidak akan pernah mengatakan ada ajaran Islam yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an.

Namun, karena tidak ada seorang pun yang mampu mengetahui Al-Qur’an secara menyeluruh, maka tidak pantas pula ada yang berkata: “ajaran ini tidak ada dalam Qur’an.” Bisa jadi, ajaran itu ada, hanya saja kita belum mengetahuinya.

Teguran Qur’an tentang Keterbatasan Ilmu

Qur’an bahkan menegur sikap tergesa-gesa manusia dalam membuat penilaian. QS 34:45 menyebut:

وَكَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۙ وَمَا بَلَغُوْا مِعْشَارَ مَآ اٰتَيْنٰهُمْ…۝٤٥

“Orang-orang sebelum mereka pun telah mendustakan, padahal mereka belum mencapai sepersepuluh dari apa yang telah Kami berikan kepada mereka.”

Ayat ini menggambarkan manusia yang ilmunya baru sedikit, belum mencapai sepersepuluh, tetapi sudah berani mendustakan kebenaran. Begitu pula dalam konteks memahami Al-Qur’an: dengan pengetahuan yang terbatas, ada orang yang berani menyimpulkan “ajaran itu tidak ada dalam Qur’an,” padahal hakikatnya ia belum mengetahuinya.

Refleksi Penutup

Dengan demikian, yang lebih sesuai dengan prinsip “innad-dīna ‘indaLlahi al-Islām” adalah: bukan Al-Qur’an yang kurang, melainkan manusia yang belum sepenuhnya memahami kandungannya.

Maka pertanyaan reflektif yang patut kita renungkan adalah:

📌 Apakah benar ajaran itu tidak ada dalam Qur’an, atau sebenarnya kita yang belum tahu? (Syahida)

 

Example 120x600