Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Mengurai Pesan Semesta: Dari Manazil Bulan Hingga Falak dalam Perspektif Al-Qur’an

145
×

Mengurai Pesan Semesta: Dari Manazil Bulan Hingga Falak dalam Perspektif Al-Qur’an

Share this article

Penulis: syahida| Editor: asyary|

ppmindonesia.com.Jakarta — Dalam kajian spesial kanal Syahida, Husni Nasution mengupas tuntas pesan-pesan kosmologis Al-Qur’an melalui pendekatan Quran bil Quran. Kajian yang bertajuk “Dari Manazil Bulan Hingga Falak” ini mengungkap keajaiban ilmiah dalam ayat-ayat kauniyah yang baru terbukti secara sains modern.

“Al-Qur’an telah menyampaikan pesan semesta dengan bahasa yang sangat presisi,” ungkap Husni membuka kajian. Beliau mengutip firman Allah:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ 

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS. Ali Imran: 190)

Keajaiban Manazil Bulan

Husni menjelaskan dengan detail tentang konsep manazil yang disebutkan dalam Al-Qur’an:

وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ 

“Dan telah Kami tetapkan tempat-tempat peredaran bagi bulan,sehingga (setelah sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua.” (QS. Yasin: 39)

“Kata manazil menunjukkan sistem orbit dan fase bulan yang sangat teratur. Ilmu astronomi modern membuktikan bahwa bulan mengelilingi bumi dalam orbit yang telah ditentukan dengan presisi matematis yang menakjubkan,” papar Husni.

Sistem Falak yang Terkendali

Lebih menakjubkan lagi, lanjut Husni, Al-Qur’an telah menjelaskan tentang sistem tata surya yang terintegrasi:

لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ 

“Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan tidak pula malam mendahului siang.Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS. Yasin: 40)

“Ayat ini dengan jelas menyebutkan kata falak yang berarti orbit atau garis edar. Ini membuktikan bahwa Al-Qur’an telah menyatakan hukum gravitasi dan sistem tata surya berabad-abad sebelum ilmuwan modern menemukannya.”

Keseimbangan Semesta yang Terukur

Husni menekankan bahwa semua fenomena alam ini tidak terjadi secara kebetulan:

وَالسَّمَاءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزَانَ

“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca(keseimbangan).” (QS. Ar-Rahman: 7)

أَلَّا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ

 “Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.”(QS. Ar-Rahman: 8)

“Al-Qur’an mengajarkan bahwa seluruh alam semesta diciptakan dengan keseimbangan (mizan) yang sangat presisi. Ini sesuai dengan hukum-hukum fisika modern tentang keseimbangan kosmik.”

Tadabur sebagai Metode Pemahaman

Husni mengajak umat Islam untuk melakukan tadabur alam semesta:

قُلِ انظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ 

“Katakanlah:’Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi.’” (QS. Yunus: 101)

“Allah memerintahkan kita untuk melakukan observasi dan penelitian terhadap alam semesta. Ini adalah undangan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.”

Integrasi Iman dan Sains

Mengakhiri kajiannya, Husni menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang mengintegrasikan iman dan sains:

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ 

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda(kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar.” (QS. Fussilat: 53)

“Ayat ini adalah janji Allah bahwa kebenaran Al-Qur’an akan terus terbukti seiring dengan kemajuan sains dan teknologi. Semakin kita mempelajari alam semesta, semakin kita yakin dengan kebenaran Al-Qur’an,” pungkas Husni.

Kajian ini menegaskan bahwa Al-Qur’an bukan hanya kitab petunjuk spiritual tetapi juga sumber inspirasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pesan-pesan kosmologis dalam Al-Qur’an terus terbukti relevan dengan temuan-temuan sains modern, membuktikan kemukjizatan Al-Qur’an sebagai kitab yang sesuai untuk semua zaman.(syahida)

*Husni Nasution, alumnus IAIN Sumatera Utara dari Bogor, dikenal sebagai pemikir kebangsaan dan pengkaji Al-Qur’an. Ia dikenal dengan konsep ‘Nasionalisme Religius’ yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan, serta perhatian besar terhadap solidaritas sosial.

Example 120x600