Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Segala Sesuatu Ada Ukurannya: Epistemologi Ilmu dalam Al-Qur’an

137
×

Segala Sesuatu Ada Ukurannya: Epistemologi Ilmu dalam Al-Qur’an

Share this article

Penulis: syahida| Editor: asyary|

ppmindonesia.com.JakartaAl-Qur’an tidak hanya berbicara tentang nilai moral dan spiritual, tetapi juga menyajikan kerangka epistemologis yang mendalam tentang ilmu pengetahuan. 

Salah satu prinsip mendasar yang berulang kali ditegaskan adalah bahwa segala sesuatu diciptakan Allah dengan ukuran, takaran, dan keseimbangan yang pasti. Prinsip ini menjadi fondasi bagi cara pandang ilmiah dalam memahami realitas.

Allah berfirman dalam QS. Al-Qamar [54]: 49:

إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ ۝٤٩

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”

Ayat ini menegaskan bahwa ciptaan Allah tidak berlangsung secara acak, melainkan melalui sistem dan hukum tetap. Dalam perspektif sains modern, konsep ini selaras dengan hukum alam (natural law) yang dapat dipelajari, diobservasi, dan diprediksi.

Ukuran dan Keseimbangan

Lebih lanjut, Al-Qur’an mengaitkan ukuran dengan keseimbangan, yang menjadi dasar etika dan keadilan. Allah menegaskan dalam QS. Ar-Rahman [55]: 7-9:

 وَالسَّمَاءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزَانَ (٧) أَلَّا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ (٨) وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ (٩)

 

“Dan langit telah Dia tinggikan dan Dia letakkan neraca (keseimbangan). Supaya kamu jangan merusak keseimbangan itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.”

Ayat ini memperlihatkan hubungan antara hukum alam dan hukum sosial. Keseimbangan kosmik yang dijaga Allah menjadi teladan bagi manusia dalam menegakkan keadilan, baik dalam ekonomi, politik, maupun kehidupan sehari-hari.

Epistemologi Ilmu dalam Al-Qur’an

Kajian Qur’an bil Qur’an yang dibawakan oleh Husni Nasution di kanal Syahida menekankan bahwa ayat-ayat tersebut mengajarkan epistemologi ilmu: cara memperoleh pengetahuan yang benar adalah dengan memahami hukum dan ukuran yang telah Allah tetapkan. 

Dalam kerangka ini, sains bukanlah sesuatu yang terpisah dari wahyu, melainkan bagian dari upaya membaca ayat-ayat Allah di alam semesta.

Allah menegaskan dalam QS. Al-Furqan [25]: 2:

-.. وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرً…ا۝٢

“Dan Dia menciptakan segala sesuatu, lalu Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan setepat-tepatnya.”

Ayat ini mengajarkan bahwa setiap fenomena alam memiliki hukum yang bisa dipelajari, yang dalam bahasa modern disebut hukum kausalitas. 

Dengan demikian, epistemologi Qur’ani mengarahkan umat Islam untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dengan berpijak pada prinsip keteraturan ciptaan Allah.

Pesan untuk Umat

Dalam penutup kajiannya, Husni Nasution menegaskan bahwa umat Islam semestinya menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan dalam membangun tradisi ilmiah. 

Prinsip “segala sesuatu ada ukurannya” harus mendorong pengembangan sains yang etis, adil, dan selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Al-Qur’an, menurutnya, tidak hanya memberi petunjuk moral, tetapi juga menyajikan peta jalan intelektual yang menuntun manusia untuk berpikir, meneliti, dan menemukan.(syahida)

*Husni Nasution, alumnus IAIN Sumatera Utara dari Bogor, dikenal sebagai pemikir kebangsaan dan pengkaji Al-Qur’an. Ia dikenal dengan konsep ‘Nasionalisme Religius’ yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan, serta perhatian besar terhadap solidaritas sosial

 

Example 120x600