ppmindonesia.com . Jakarta — Sebuah pertanyaan mendasar sering muncul di kalangan umat Islam: benarkah Al-Qur’an menjelaskan segala sesuatu? Untuk menjawab keraguan ini, kanal Syahida bersama Husni Nasution, dalam kajian khusus dengan pendekatan Quran bil Quran.
“Al-Qur’an sendiri dengan tegas menyatakan kelengkapannya sebagai pedoman hidup,” ungkap Husni Nasution membuka kajian. Beliau mengutip firman Allah:
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab(Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu, dan menjadi petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Nahl: 89)
Bukti Ilmiah dalam Ayat Kosmologi
Husni Nasution menjelaskan bahwa klaim Al-Qur’an sebagai penjelas segala sesuatu terbukti dalam banyak ayat, termasuk yang membahas fenomena alam. “Allah berfirman:
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ
‘Dan telah Kami tetapkan tempat-tempat peredaran bagi bulan,sehingga (setelah sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua.’” (QS. Yasin: 39)
“Ini adalah penjelasan ilmiah tentang fase-fase bulan yang hanya bisa dibuktikan dengan teknologi modern,” tegasnya.
Tidak Ada yang Terluput dalam Al-Qur’an
Lebih lanjut, Husni menegaskan bahwa tidak ada satu pun yang terlewatkan dalam Al-Qur’an. Beliau mengutip:
مَّا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِن شَيْءٍ
“Tidaklah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab.”(QS. Al-An’am: 38)
“Yang dimaksud ‘segala sesuatu’ dalam Al-Qur’an adalah segala hal yang diperlukan manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Bukan berarti Al-Qur’an berisi manual teknis segala hal, tetapi prinsip-prinsip dasar segala ilmu ada di dalamnya,” paparnya.
Ayat-Ayat Kauniyah dan Diri Manusia
Husni Nasution juga menyoroti pentingnya tadabur alam sebagai bukti kebenaran Al-Qur’an. Beliau mengutip:
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda(kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar.” (QS. Fussilat: 53)
“Ini adalah janji Allah bahwa kebenaran Al-Qur’an akan terus terbukti seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan,” ujarnya.
Keterbatasan Manusia dalam Memahami
Menutup kajian, Ustaz Husni mengingatkan bahwa keterbatasan dalam memahami Al-Qur’an berasal dari manusia, bukan dari kitab sucinya. “Allah berfirman:
وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِي هَٰذَا الْقُرْآنِ مِن كُلِّ مَثَلٍ لَّعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
‘Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al-Qur’an ini setiap macam perumpamaan,supaya mereka dapat pelajaran.’” (QS. Az-Zumar: 27)
“Al-Qur’an memang menjelaskan segala sesuatu, tetapi kemampuan kitalah yang terbatas. Makna ‘segala sesuatu’ harus dipahami dalam konteks petunjuk untuk kebahagiaan dunia dan akhirat, bukan manual teknis untuk segala hal,” pungkas Husni.
Kajian ini menegaskan bahwa Al-Qur’an memang mengandung prinsip-prinsip fundamental segala ilmu pengetahuan, yang terus terbukti relevan sepanjang zaman.(syahida)
*Husni Nasution, alumnus IAIN Sumatera Utara dari Bogor, dikenal sebagai pemikir kebangsaan dan pengkaji Al-Qur'an. Ia dikenal dengan konsep 'Nasionalisme Religius' yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan, serta perhatian besar terhadap solidaritas sosial.