Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Korupsi dan Lemahnya Moralitas: Jawaban Qur’an bil Qur’an atas Krisis Bangsa

308
×

Korupsi dan Lemahnya Moralitas: Jawaban Qur’an bil Qur’an atas Krisis Bangsa

Share this article

Penulis: syahida| Editor: asyary|

ppmindonesia.com.Bogor — Korupsi, lemahnya moralitas pejabat, dan merosotnya akhlak masyarakat menjadi masalah serius yang terus membelit bangsa. Menurut Ustaz Husni Nasution dalam kajian Qur’an bil Qur’an di kanal Syahida, persoalan ini tidak bisa dilepaskan dari kegagalan membangun kecerdasan hidup spiritual sebagaimana diajarkan Al-Qur’an.

Ia menegaskan, pengendalian diri sejatinya adalah indikator utama kecerdasan hidup. Hal itu ditegaskan dalam QS Yusuf [12]:53, ketika Nabi Yusuf menyatakan bahwa nafsu manusia memiliki kecenderungan jahat, kecuali yang diberi rahmat oleh Allah.

> وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌۢ بِالسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Yusuf: 53)

Menurut Husni, pesan ayat ini sangat relevan dengan kondisi bangsa. Korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan runtuhnya wibawa moral pejabat muncul karena masyarakat lalai menundukkan hawa nafsunya.

Lebih jauh, Al-Qur’an juga menggambarkan bahwa iman sejati ditandai dengan tumbuhnya cinta pada kebenaran dan kebencian terhadap dosa. Hal itu ditegaskan dalam QS Al-Hujurat [49]:7:

> وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ ٱلْإِيمَـٰنَ وَزَيَّنَهُۥ فِى قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ ٱلْكُفْرَ وَٱلْفُسُوقَ وَٱلْعِصْيَانَ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلرَّٰشِدُونَ

“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikannya indah di dalam hatimu, serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kemaksiatan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (QS Al-Hujurat: 7)

“Jika hati masyarakat dibangun dengan kesadaran ini, maka korupsi dan segala bentuk kejahatan akan ditolak dari dalam. Inilah pengawasan yang paling efektif dan paling murah dibandingkan membiayai institusi pengawasan dengan triliunan rupiah,” ujar Husni.

Ia mengingatkan, bangsa ini sudah menggelontorkan anggaran besar untuk membiayai DPR, Polri, KPK, BPK, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, hingga berbagai inspektorat. Namun kasus korupsi tetap marak, bahkan menjerat pejabat tinggi negara.

“Solusi Qur’an bil Qur’an jelas: membangun kecerdasan hidup melalui pengendalian diri dan menumbuhkan cinta pada iman. Dengan begitu, pepatah lebih baik menjaga daripada mengobati benar-benar menjadi nyata,” kata Husni.

Kajian ini sekaligus menegaskan bahwa jawaban atas krisis moralitas bangsa bukan hanya lewat hukum dan lembaga pengawasan, tetapi juga melalui revolusi kesadaran yang ditanamkan Al-Qur’an.(syahida)

*Husni Nasution, alumnus IAIN Sumatera Utara dari Bogor, dikenal sebagai pemikir kebangsaan dan pengkaji Al-Qur’an. Ia dikenal dengan konsep ‘Nasionalisme Religius’ yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan, serta perhatian besar terhadap solidaritas sosial.
Example 120x600