Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Taat Kepada Rasul adalah Taat Kepada Allah: Sebuah Tinjauan Quranik

76
×

Taat Kepada Rasul adalah Taat Kepada Allah: Sebuah Tinjauan Quranik

Share this article

Penulis; acank| Editor; asyary

ppmindonesia.com.Jakarta — Dalam banyak ayat, Al-Qur’an menyandingkan ketaatan kepada Allah dengan ketaatan kepada Rasul. Hal ini menimbulkan pertanyaan mendasar: apakah ketaatan kepada Rasul berdiri sendiri, atau sejatinya selalu berhubungan dengan ketaatan kepada Allah?

Al-Qur’an memberikan penjelasan yang gamblang. Ketaatan kepada Rasul adalah refleksi dari ketaatan kepada Allah, karena Rasul tidak menyampaikan sesuatu dari dirinya, melainkan hanya menyampaikan wahyu.

Allah berfirman:

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ ۖ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا

“Barangsiapa menaati Rasul, maka sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barangsiapa berpaling, maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara mereka.” (QS. An-Nisa [4]: 80)

Ayat ini menegaskan bahwa posisi Rasulullah SAW adalah sebagai penyampai wahyu, bukan pembuat hukum baru di luar kehendak Allah.

Rasul Hanya Menyampaikan Wahyu

Dalam salah satu pernyataannya, Al-Qur’an menegaskan tugas utama Rasul:

وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ

“Dan kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.” (QS. An-Nur [24]: 54)

Dengan demikian, mengikuti Rasul berarti mengikuti apa yang disampaikannya dari Allah, yaitu Al-Qur’an.

Mustahil Rasul Menyalahi Al-Qur’an

Al-Qur’an bahkan memberi jaminan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak akan pernah menyampaikan sesuatu yang bertentangan dengan wahyu. Firman Allah:

وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيلِ ۝ لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ ۝ ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ

“Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya Kami pegang dia pada tangan kanannya, kemudian benar-benar Kami potong urat nadinya.” (QS. Al-Haqqah [69]: 44-46)

Ayat ini menjadi peringatan tegas sekaligus kepastian bahwa Rasul tidak mungkin menyampaikan ajaran yang bertentangan dengan Al-Qur’an.

Konteks “Allah dan Rasul-Nya”

Seringkali Al-Qur’an menggunakan frasa “Allah dan Rasul-Nya”. Misalnya dalam perintah hijrah:

وَمَن يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَن يَخْرُجْ مِن بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۗ

“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya ia mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Dan barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya, maka sungguh pahalanya telah tetap di sisi Allah.” (QS. An-Nisa [4]: 100)

Ungkapan “kepada Allah dan Rasul-Nya” menunjukkan kesatuan misi: Allah sebagai sumber hukum, Rasul sebagai penyampai dan teladan pelaksanaannya.

Pandangan Cendekiawan

Cendekiawan Muslim, Prof. Quraish Shihab, dalam Tafsir Al-Mishbah menegaskan: “Ketaatan kepada Rasul adalah ketaatan kepada Allah, sebab Rasul tidak mengucapkan sesuatu dari hawa nafsunya. Semua yang beliau ajarkan bersumber dari wahyu atau petunjuk ilahi.”

Sementara itu, Fazlur Rahman, pemikir Muslim asal Pakistan, menulis: “The Qur’an is the supreme source of guidance, and the Prophet is its living embodiment. To obey the Prophet is nothing other than to obey the Qur’an.”

Hakikat Ketaatan Seorang Muslim

Dengan demikian, ketaatan kepada Rasul bukanlah entitas yang terpisah dari ketaatan kepada Allah. Rasulullah SAW hanyalah penyampai dan penafsir praktis dari wahyu yang diturunkan kepadanya. Maka, hakikat ketaatan seorang Muslim adalah berpegang teguh pada Al-Qur’an sebagai sumber utama, sekaligus meneladani Rasulullah dalam menghidupkan ajaran itu dalam keseharian.

Allah berfirman:

اتَّبِعُوا مَا أُنزِلَ إِلَيْكُم مِّن رَّبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا مِن دُونِهِ أَوْلِيَاءَ ۗ قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ

“Ikutilah apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain Dia. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran.” (QS. Al-A’raf [7]: 3)(acank)

Example 120x600