Scroll untuk baca artikel
BeritaPolitik

Partai Ka’bah di Persimpangan Jalan: Visi Keislaman Terganjal Konflik Internal

74
×

Partai Ka’bah di Persimpangan Jalan: Visi Keislaman Terganjal Konflik Internal

Share this article

Penulis ; acank | Editor ; asyary |

ppmindonesia.com. Jakarta, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tengah menghadapi ujian terberat dalam sejarahnya. Partai berlambang Ka’bah yang lahir dari fusi empat partai Islam pada 5 Januari 1973 ini kini dirundung konflik internal yang mempertontonkan kericuhan, saling klaim kepemimpinan, hingga pertarungan legitimasi hukum.

Munas X PPP di Ancol, Jakarta, yang seharusnya menjadi ajang konsolidasi, justru berubah menjadi panggung kisruh. Peserta sidang terlibat adu mulut, saling melempar kursi, hingga melontarkan kata-kata kasar. Pemandangan itu jauh dari nilai musyawarah yang selama ini menjadi identitas partai keagamaan.

Situasi makin rumit ketika dua tokoh, Muhammad Mardiono dan Agus Suparmanto, sama-sama mengklaim terpilih sebagai Ketua Umum PPP periode 2025–2030. Dualisme kepemimpinan pun tak terhindarkan, menambah panjang daftar konflik yang pernah menimpa partai ini.

Menteri Hukum dan HAM, Yusril Ihza Mahendra, menegaskan pemerintah hanya akan menggunakan pertimbangan hukum dalam mengesahkan kepengurusan partai. “Jika terjadi konflik internal, pemerintah tidak akan mengesahkan susunan pengurus baru. Pemerintah akan menunggu tercapainya kesepakatan internal, putusan mahkamah partai, atau putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap,” ujarnya, dikutip dari Antara.

Di tengah gonjang-ganjing itu, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin melontarkan kelakar saat berpidato di Munas VI PKS di Jakarta. “Urusan PPP, PKB enggak ikut-ikut,” katanya disambut tawa hadirin. Meski bernuansa canda, pernyataan ini menunjukkan jarak politik partai lain terhadap konflik PPP.

PPP sendiri didirikan dengan visi mulia: mewujudkan masyarakat bertakwa, negara adil, makmur, sejahtera, demokratis, serta menjunjung tinggi HAM dan nilai-nilai keislaman. Namun, bagi sejumlah pihak, realitas politik yang kini dipertontonkan jauh dari cita-cita tersebut.

Aktivis Pusat Peranserta Masyarakat (PPM), Depri Cane, menyayangkan kondisi ini. “PPP seharusnya menjadi teladan. Visi dan misinya sangat mulia, tapi hari ini justru mempertontonkan hal-hal yang menyedihkan dan ironis,” katanya, Senin (29/9/2025).

Dengan usia lebih dari 50 tahun, PPP menghadapi pertanyaan mendasar: apakah partai berlambang Ka’bah ini mampu kembali ke khitah perjuangannya, atau justru semakin terjerumus dalam pusaran konflik internal yang menjauhkan dari harapan pendirinya?(acank)

Example 120x600