Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Rahmat Allah, Fondasi Menghapus Kecenderungan Jahat dalam Jiwa

70
×

Rahmat Allah, Fondasi Menghapus Kecenderungan Jahat dalam Jiwa

Share this article

Penulis; syahida| Editor; asyary

ppmindonesia.com,Jakarta – – Kajian Qur’an bil Qur’an yang dipandu Husni Nasution di kanal Syahida menyoroti bagaimana Al-Qur’an memberikan fondasi spiritual untuk menundukkan kecenderungan jahat dalam jiwa manusia. Menurutnya, manusia tidak bisa lepas dari tarik-menarik antara dorongan nafsu dan bisikan kebaikan. Namun, Allah menurunkan rahmat-Nya sebagai instrumen utama untuk menyeimbangkan, bahkan menghapus potensi kejahatan itu.

“Al-Qur’an sangat jujur menggambarkan tabiat manusia,” ujar Husni dalam kajian tersebut. Ia mengutip pengakuan jujur Nabi Yusuf ketika menghadapi godaan:

 وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِيۤ ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌۢ بِالسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS Yūsuf [12]: 53).

Menurut Husni, ayat ini menunjukkan bahwa setiap jiwa membawa potensi menyimpang. Namun, rahmat Allah menjadi faktor pengendali yang mampu melemahkan dorongan negatif. “Tanpa rahmat Allah, nafsu akan mendominasi. Tetapi dengan rahmat, jiwa bisa diarahkan ke jalan lurus,” jelasnya.

Husni menambahkan, Al-Qur’an tidak berhenti pada pengakuan kelemahan manusia, tetapi juga memberi solusi berupa transformasi batin. Ia merujuk pada QS Al-Ḥujurāt ayat 7, di mana Allah menanamkan kecintaan terhadap iman sekaligus menjadikan manusia benci kepada kefasikan:

 وَلٰكِنَّ اللّٰهَ حَبَّبَ اِلَيْكُمُ الْاِيْمَانَ وَزَيَّنَهٗ فِيْ قُلُوْبِكُمْ وَكَرَّهَ اِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الرّٰشِدُوْنَۚ

“Tetapi Allah menjadikan kalian cinta kepada keimanan dan menjadikannya indah dalam hati kalian, serta menjadikan kalian benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS Al-Ḥujurāt [49]: 7).

Ayat ini, menurutnya, menegaskan bahwa penghapusan kecenderungan jahat bukan sekadar hasil usaha manusia, melainkan wujud rahmat Allah yang menanamkan orientasi moral dalam hati. “Inilah revolusi batin yang ditawarkan Al-Qur’an. Jiwa manusia tidak lagi sekadar menahan diri, tetapi berubah menjadi mencintai kebaikan dan membenci kejahatan,” ungkapnya.

Husni menilai, konsep ini sangat relevan dengan realitas sosial Indonesia yang masih diliputi berbagai tindak kriminalitas dan korupsi. Solusi Qur’an bukan hanya melalui penegakan hukum, tetapi juga transformasi batin masyarakat. “Rahmat Allah menjadi fondasi psikologis dan spiritual untuk membangun bangsa tanpa kecenderungan jahat,” ujarnya.

Kajian ini menutup dengan ajakan agar umat Islam terus memohon rahmat Allah dalam doa dan amal. “Karena hanya rahmat Allah yang mampu menundukkan nafsu dan menghapus akar kejahatan dari jiwa,” pungkas Husni.

*Husni Nasution, alumnus IAIN Sumatera Utara dari Bogor, dikenal sebagai pemikir kebangsaan dan pengkaji Al-Qur’an. Ia dikenal dengan konsep ‘Nasionalisme Religius’ yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan, serta perhatian besar terhadap solidaritas sosial.
Example 120x600