Scroll untuk baca artikel
BeritaHikmah

Jangan Tertipu! Al-Qur’an Membantah Keyakinan “Beberapa Hari di Neraka”

63
×

Jangan Tertipu! Al-Qur’an Membantah Keyakinan “Beberapa Hari di Neraka”

Share this article

Penulis: syahida| Editor: asyary|

ppmindonesia.com. Jakarta — Salah satu fenomena keagamaan yang sering muncul dalam sejarah umat manusia adalah rasa aman palsu dalam beragama. Banyak orang beranggapan bahwa sekalipun berbuat dosa, siksaan akhirat hanya akan menimpa mereka “beberapa hari” saja, setelah itu mereka akan kembali ke surga. Pandangan ini tidak hanya keliru, tetapi juga dibantah secara tegas oleh Al-Qur’an.

Al-Qur’an menggambarkan adanya kelompok manusia yang merasa cukup dengan identitas keagamaan tanpa diiringi komitmen moral dan amal nyata. Dalam QS Al-Baqarah [2]:80 Allah mengutip perkataan mereka:

“Dan mereka berkata: ‘Neraka tidak akan menyentuh kami kecuali beberapa hari saja.’ Katakanlah: ‘Sudahkah kalian menerima janji dari Allah? Jika demikian, Allah tidak akan menyelisihi janji-Nya. Atau kalian hanya mengatakan tentang Allah sesuatu yang tidak kalian ketahui?’”

Ayat ini, menurut pengkaji Al-Qur’an Husni Nasution, menjadi peringatan bahwa sikap meremehkan ancaman neraka justru menunjukkan kesalahpahaman mendasar tentang iman. “Al-Qur’an ingin menegaskan bahwa keselamatan akhirat tidak bisa dibeli dengan klaim identitas, melainkan dibuktikan dengan keimanan yang benar dan amal yang konsisten,” ujar Husni dalam kajian kanal Syahida.

Ilusi Keagamaan dan Bahaya Klaim Sepihak

Pandangan “beberapa hari di neraka” bukan hanya ilusi, tetapi juga bentuk arogansi spiritual. Ia lahir dari keyakinan bahwa keistimewaan sebagai bagian dari komunitas tertentu otomatis menjamin ampunan Allah. Padahal, Al-Qur’an menolak logika eksklusif semacam itu.

QS Ali Imran [3]:24 bahkan menyebut keyakinan ini sebagai “tipuan” terhadap agama mereka sendiri:

“Yang demikian itu karena mereka berkata: ‘Api neraka tidak akan menyentuh kami kecuali beberapa hari yang dapat dihitung.’ Mereka diperdaya dalam agama mereka oleh apa yang mereka ada-adakan.”

Dalam konteks ini, Husni Nasution mengingatkan bahwa agama tidak boleh direduksi menjadi sekadar identitas sosial. “Kita sering terjebak dalam kebanggaan formal: lahir dari keluarga Muslim, tergabung dalam komunitas tertentu, lalu merasa pasti masuk surga. Padahal, Al-Qur’an justru menguji sejauh mana kejujuran kita dalam menjalani perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya,” jelasnya.

Neraka Bukan Sekadar ‘Transit’

Pemahaman Al-Qur’an tentang neraka sangat jauh dari anggapan remeh tersebut. Neraka bukan ruang transit singkat, melainkan konsekuensi serius dari sikap menolak kebenaran. Dalam QS Al-Baqarah [2]:81 ditegaskan:

“Bukan demikian! Barang siapa berbuat kejahatan dan dosanya meliputi dirinya, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”

Ayat ini menunjukkan bahwa dosa yang membelenggu dan merusak diri tidak bisa dianggap ringan. Sekali seseorang menutup dirinya dari cahaya iman dan kebaikan, maka ia menjerumuskan diri dalam konsekuensi yang berat.

Pelajaran bagi Umat Hari Ini

Kajian Al-Qur’an bil Qur’an memberikan pesan mendalam bahwa iman sejati tidak berhenti pada pengakuan lisan, melainkan harus mewujud dalam amal, moral, dan tanggung jawab sosial. Klaim bahwa “neraka hanya beberapa hari” adalah bentuk penipuan terhadap diri sendiri.

“Al-Qur’an ingin kita sadar bahwa jalan keselamatan bukan dengan meremehkan azab, tapi dengan sungguh-sungguh mencari ridha Allah melalui amal kebaikan. Inilah makna sejati dari iman yang hidup,” pungkas Husni.

Pada akhirnya, keyakinan semacam ini harus diwaspadai oleh umat Islam di era modern. Jangan sampai kita tergoda dengan fatamorgana spiritual yang meninabobokan, sementara Al-Qur’an sudah tegas mengingatkan: keselamatan hanya milik mereka yang beriman dan beramal saleh dengan sungguh-sungguh.(syahida)

*Husni Nasution, alumnus IAIN Sumatera Utara dari Bogor, dikenal sebagai pemikir kebangsaan dan pengkaji Al-Qur’an. Ia dikenal dengan konsep ‘Nasionalisme Religius’ yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan, serta perhatian besar terhadap solidaritas sosia

 

Example 120x600